Roller Coaster Karier Marco Di Vaio: Pahlawan Parma, Disia-siakan Juventus, Hingga Melegenda di Bologna
INDOSPORT. COM - Marco Di Vaio, harus menjalani karier yang begitu naik turun ibarat roller coaster, menjadi pahlawan Parma, disia-siakan Juventus, hingga melegenda bersama Bologna.
Musim panas 1999, Marco Di Vaio memulai perjalanannya bersama Parma. Kala itu, Marco Di Vaio masih berusia 23 tahun, dan baru diboyong dari klub gurem, US Salernitana.
Debut Di Vaio langsung menunjukkan hasil manis untuk Parma. Bertanding melawan AC Milan dalam laga Supercoppa Italia, Di Vaio sukses membawa Parma menang 2-1 sekaligus berhak atas trofi juara.
Di Vaio juga mampu meloloskan Parma dari babak kualifikasi Liga Champions. Sungguh permulaan karier yang begitu mengesankan.
Musim perdana membela Parma, Di Vaio total tampil 35 kali dan menyumbangkan 13 gol. Belum terlalu tajam, tapi lihatlah musim-musim berikutnya.
Kiprah Di Vaio pada 2000/01, menghasilkan total 20 goll dari 39 laga. Di Vaio makin beringas lagi pada gelaran 2001/02, yang secara keseluruhan mencetak 24 gol.
Peran Di Vaio turut sukses mengantarkan Parma menjuara Coppa Italia 2001/02. Di Vaio dan kawan-kawan juara usai mengalahkan Juventus 1-0 di laga puncak.
Pindah ke Juventus
Pasca musim 2001/02 berakhir, Di Vaio dilanda dilema. Di Vaio mendapat tawaran dari klub yang dikalahkannya dalam final Coppa Italia, Juventus.
Pinangan Si Nyonya Tua ternyata diterima Di Vaio. Sebuah langkah besar Di Vaio yang harusnya bakal meningkatkan reputasi kariernya di jagat sepak bola Eropa.
Musim perdana memperkuat Juventus, Di Vaio dihadapkan sebuah tantangan besar merebut tempat utama. Maklum, kala itu Juventus sudah memunyai banyak bomber hebat, Alessandro Del Piero, Marcelo Salas, David Trezeguet, dan Marcelo Zalayeta.
Soal tantangan menit bermain, Di Vaio mampu mengatasinya, secara reguler dirinya bermain mengisi lini depan tim. Di Vaio tampil 40 kali, paling banyak di antara para penyerang Juventus lainnya.
Namun, kalau perihal jumlah gol, Di Vaio cuma bisa mengoleksi 11 buah saja. Masih kalah dari Del Piero yang mencetak 23 gol, serta Trezeguet yang membukukan 13 gol.
Musim kedua, Di Vaio masih mendapatkan menit bermain reguler. 49 laga dimainkan Di Vaio, lagi-lagi terbanyak di antara para penyerang Juventus.
Kali ini, torehan gol Di Vaio meningkat drastis. Di Vaio sepanjang 2002/03, mengoleksi 17 gol, atau top skor kedua klub, hanya kalah dari Trezeguet yang membukukan 22 gol.
Peran Di Vaio juga sukses mengantarkan Juventus merajai Serie A Italia. Sebuah pencapaian yang harusnya membuat posisi Di Vaio di skuat Juventus aman.
Ternyata tidak, Juventus malah menyia-nyiakan kerja keras Di Vaio, dengan melepas sang bomber ke Valencia. Ketika Di Vaio sudah berjuang memperbaiki kinerjanya, Juventus sungguh tega sekali menjualnya.
Pasca Meninggalkan Juventus
Meninggalkan Juventus, ternyata membuat karier Di Vaio mengalami kemerosotan. Sedari 2004/05 hingga 2007/08, Di Vaio mengembara ke Valencia, AS Monaco, dan Genoa, tapi sungguh kesulitan menemukan kembali ketajamannya.
Paling baik hanya ketika Di Vaio menjalani musim perdananya membela Valencia, dengan torehan 15 gol. Sisanya, Di Vaio tak pernah bisa mencetak dua digit gol lagi dalam semusim.
Sampai akhirnya pada musim 2008/09, Bologna datang meminangnya. Datang sebagai pemain pinjaman, Di Vaio seakan hidup kembali bersama Bologna.
Bagaimana tidak, secara mengejutkan Di Vaio semusim total bisa mencetak 25 gol. Padahal Di Vaio sudah berusia 32 tahun, dan sebelumnya terus dilanda masalah penurunan performa.
Bologna lantas tanpa ragu mempermanenkan status Di Vaio. Seakan berbalas budi, Di Vaio mampu menjaga konsistensi ketajamannya selama memperkuat Bologna.
Sampai 2011/12, Di Vaio selalu bisa mencetak dua digit gol per musimnya untuk Bologna. Total, selama berkostum Bologna, Di Vaio membukukan 66 gol dari 148 laga, atau paling produktif di antara klub-klub yang pernah dibelanya.
Begitulah kurang lebih perjalanan karier Di Vaio yang penuh dengan roller coaster. Menjadi pahlawan di Parma, disia-siakan Juventus, sampai melegenda bersama Bologna.