Kisah Perjalanan Persibom Bolaang Mongondow di Kompetisi Sepakbola Indonesia
INDOSPORT.COM - Persibom Bolaang Mongondow merupakan salah satu klub profesional asal Provinsi Sulawesi Utara. Berikut kisah perjalanan klub berjuluk Fajar Bulawan ini di kompetisi sepak bola Indonesia.
Klub yang berdiri pada tahun 1963 ini pernah menghiasi kompetisi kasta teratas sepakbola nasional pada tahun 2005 hingga 2007 silam. Persibom menjadi salah satu kekuatan dari Wilayah Timur Liga Indonesia.
Sederet pemain beken pernah berseragam kuning biru ciri khas klub asal Kotamobagu ini. Sayang, Persibom pernah mati suri beberapa tahun lamanya akibat krisis finasial yang melanda jelang medio 2010-an lalu.
Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT merangkum untuk anda, kisah perjalanan Persibom Bolaang Mongondow di kompetisi sepakbola Indonesia.
Berjuang Dari Kasta Terbawah
Persibom mengawali kiprahnya di kancah sepak bola nasional dari kasta terbawah, yakni Divisi II 2002. Namun pada musim ini, Fajar Bulawan belum mampu naik kasta walau berhasil menembus Babak Final.
Pada fase awal, Persibom berhasil menjuarai Grup F dan melaju ke Babak 12 Besar. Langkah mereka sejatinya telah terhenti di babak ini akibat hanya menjadi peringkat ketiga di Grup M di bawah Persid Jember dan Persibo Bojonegoro.
Namun, Persibom, Persid, Persibo, dan Apacinti Ungaran saling mengujakan surat protes ke federasi karena menggunakan pemain ilegal. Pada akhirnya, Persibom dan Apacinti turut diloloskan dan skema Babak Final berubah.
Awalnya, regulasi Divisi II 2002 hanya meloloskan empat klub pada laga Babak Final namun harus bertambah menjadi enam. Sayangnya, Persibom hanya menjadi juru kunci pada Babak 6 Besar (Final) ini.
Tak ingin jatuh ke lubang yang sama, Persibom lebih siap menatap Divisi II 2003. Telah memiliki pengalaman pada musim sebelumnya, mereka menjadi juara Grup E pada fase awal untuk kembali lagi melaju ke Babak 12 Besar.
Pada Babak 12 Besar, Persibom tergabung ke Grup L dan didapuk menjadi tuan rumah di Stadion Ambang, Kotamobagu. Fajar Bulawan pun sukses menjadi juara grup dengan raihan tujuh poin dari tiga laga.
Pada Babak Final 4 Besar, Persibom hanya menjadi runner up di bawah Persekabpas Pasuruan. Kedua klub pun berhak promosi ke Divisi I untuk musim depan bersama dua finalis lain, Mitra Kukar dan Persigo Gorontalo.
Javier Roca Jadi Pahlawan
Persibom rupanya hanya bertahan satu musim diajang Divisi I 2004. Tapi tunggu dulu, Fajar Bulawan bukannya kembali terdegradasi tapi berhasil langsung menembus Divisi Utama untuk musim 2005.
Capaian ini diawali dengan menjadi peringkat ketiga Wilayah Timur Divisi I 2004. Pada Babak 6 Besar, Persibom dikeroyok dua klub bersaudara yakni Arema Malang dan Persema Malang di Grup 2.
Bermain di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, Persibom gagal melaju ke laga final setelah hanya menjadi runner up grup di bawah Arema. Namun, dengan capain tersebut, mereka berhak melaju ke laga perebutan juara ketiga.
Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi saksi Persibom menjadi juara ketiga Divisi I 2004, Senin (11/10/04) silam. Gol tunggal Javier Roca di menit ke-38 menjadi satu-satunya pada laga yang berakhir dengan skor 1-0.
1. Spesialis Papan Tengah Divisi Utama
Menembus Divisi Utama yang menjadi kompetisi kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Persibom tergabung ke WIlayah Timur. Fajar Bulawan bertahan selama tiga musim beruntun dengan label spesialis papan tengah.
Pada keikutsertaan pertama di ajang Divisi Utama 2005, Persibom hanya mampu mengakhiri musim di peringkat ke-11 dari 14 kontestan di Wilayah Timur. Mereka hanya mampu mengemas 31 poin dari 26 laga.
Persibom seolah mengalami de javu di ajang Divisi Utama 2006 dengan lagi-lagi finish di peringkat ke-11 dari 14 klub di Wilayah Timur. Namun, kali ini, Fajar Bulawan mampu meraih 33 poin, dua poin lebih banyak dari musim lalu.
Posisi Persibom di ajang Divisi Utama 2007/08 sedikit lebih baik dari musim sebelumnya, yakni peringkat 10 dari 18 klub di Wilayah Timur. Mereka berhasil meraih 46 poin namun gagal menembus Liga Super Indonesia.
Pada 2007/08 ini, Divisi Utama menjadi musim terakhir dilabeli sebagai kompetisi kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Sebab, pada musim 2009/10, PSSI menggulirkan LSI yang menggantikan status Divisi Utama.
Mengakhiri Divisi Utama 2007/08 diperingkat ke-10, membuat Persibom harus gigit jari dan menelan kecewa yang amat dalam. Sebab, mereka hanya terpaut satu anak tangga saja untuk lolos ke edisi pertama LSI.
Detik-Detik Jelang Mati Suri
Sejatinya, Persibom merupakan satu-satunya klub asal Sulawesi Utara yang tetap mampu bertahan akibat tak mampu lolos ke LSI. Dua saudara yang lainnya, Persma Manado dan Persmin Minahas justru bangkrut.
Kedua klub tersebut tak kuasa sembuh dari krisis finansial yang melanda. Akibat PSSI telah mengharamkan seluruh klub menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) daerahnya masing-masing.
Tertahan di Divisi Utama 2008/09, Persibom mampu bersaing dalam jalur perebutan juara. Sayang mereka gagal melaju ke Babak 8 Besar setelah hanya finish di peringkat kelima dari 14 kontestan di Wilayah Timur.
Berhasil untuk tetap eksis pada musim lalu, Persibom akhirnya tak kuasa menahan dari jeratan krisis finansial. Mereka tak berpartisipasi lagi di ajang Divisi Utama 2009/10 setelah dinyatakan bangkrut dan akhirnya mati suri.
Apa Kabar Persibom Saat Ini?
Setelah hampir sembilan tahun mati suri, Persibom akhirnya hidup kembali pada tahun 2017. Namun kali ini, Fajar Bulawan tak berbasis di Kotamobagu lagi menyusul pemekaran Bolaang Mongondow menjadi kabupaten.
Persibom untuk pertama kalinya kembali berkompetisi di ajang resmi di bawah naungan PSSI. Sejak musim 2017 hingga 2019, Fajar Bulawan selalu meramaikan perburuan gelar juara Liga 3 Zona Sulut.
Perjalanan Persibom di Kancah Sepak bola Nasional
2002: Juara 6 Divisi II.
2003: Runner-up Divisi II (Promosi ke Divisi I).
2004: Juara 3 Divisi I (Promosi ke Divisi Utama).
2005: Peringkat 11 Wilayah Timur Divisi Utama.
2006: Peringkat 11 Wilayah Timur Divisi Utama.
2007/08: Peringkat 10 Wilayah Timur Divisi Utama.
2008/09: Peringkat 5 Wilayah Timur Divisi Utama.
2009/10: Tak Berpartisipasi Akibat Krisis Finansial.
2017: Fase Pertama Liga 3 Zona Sulut.
2018: Fase Pertama Liga 3 Zona Sulut.
2019: Fase Pertama Liga 3 Zona Sulut.