PSSI dan 7 Klub Pendirinya, Mulai dari Persija Hingga Persib
INDOSPORT.COM – Berusia 90 thun hari ini (19/04/20), sejarah Panjang PSSI tak bisa dilepaskan dari keberadaan 7 klub pendirinya, yang kemudian menjadi cikal bakal Persija hingga Persib.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai Federasi tertinggi olah raga paling pepuler di Tanah Air, telah melewati perjalanan panjang hingga kini berusia 90 tahun.
Didirikan oleh Soeratin Sosrosoegondo pada tanggal 19 April 1930, keberadaan PSSI juga tak lepas dari keberadaan tujuh klub yang dengan berani datang langsung ke Yogyakarta, untuk mendukung sekaligus mentandatangani surat didirikannya PSSI saat itu.
Ketujuh klub pendiri PSSI tersebut adalah Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Perserikatan Sepakraga Mataram (PSM), Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), dan Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
Dibentuk pada masa Kolonial, ketujuh klub tersebut memang masih menggunakan nama Belanda sebagai identitasnya. Namun terus bertahan hingga akhirnya Indonesia meredeka, ketujuh klub tersebut akhirnya berganti nama, mulai dari Persija Jakarta, Persib Bandung, PSIM Yogyakarta, Persis Solo, PSM Madiun, PPSM Magelang, hingga Persebaya Surabaya.Nama-nama yang sangat familiar dengan penikmat sepak bola Indonesia sekarang ini.
Kehadiran klub-klub tersebut dalam pendirian PSSI sendiri terjadi dengan datangnya beberapa perwakilan ke Yogyakarta, yang notabene mereka adalah pemuda. Sebab berdirinya PSSI sendiri tak bisa dilepaskan dari momen Sumpah Pemuda yang dua tahun sebelumnya terjadi di Jakarta.
Saat itu dari VIJ diwakili oleh kehadiran mahasiswa RHS (Rechtshoogeschool te Batavia) atau Sekolah Tinggi Hukum Batavia bernama Sjamsoedin. Begitupun dari IVBM, yang diwakili oleh Mahasiswa dari Sekolah Guru HKS, bernama Erents Alberth Mangindaan.
Selanjutnya dari BIVB ada pemuda bernama Gatot, yang dalam sumber literasi belum diketahui latar belakangnya. Juga dari VVB yang diwakili Soekarno (bukan Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia). Dari MVB ada Kartodarmoedjo dan SIVB diwakili Pamoedji.
Sementara dari Perserikatan Sepakraga Mataram (PSM), ada sekitar tiga perwakilan yang datang, yakni Daslam Hadiwasito, Abdul Hamid, dan Muhammad Amir Notopratomo.
Jumlah perwakilan PSM (kelak menjadi PSIM) menjadi yang paling banyak, tak lepas dari status mereka sebagai tuan rumah kongres pendirian PSSI. Sehingga memudahkan dalam hal transportasi menuju lokasi.
Karena menurut beberapa sumber, selain tujuh klub tersebut, sebenarnya masih banyak Persatuan sepak bola dari wilayah lain di Indonesia yang ingin hadir. Namun mereka terkendala oleh jarak dan transportasi yang masih sangat sulit saat itu.
Sebagai klub yang memliki sumbangsih besar atas berdirinya PSSI, seakan menjadi berkah, mereka pun menjadi penguasa di kompetisi sepak bola yang bergulir setelah itu, sampai sebelum era kemerdekaan.
VIJ atau Persija menjadi yang paling cepat mengumpulkan gelar, hingga sebanyak lima gelar juara di 10 musim awal, yakni pada musim 1930, 1931, 1933, 1934, dan 1938.
Sementara VVB atau Persis Solo menjadi yang paling dominan dengan tujuh gelarnyapada musim 1935, 1936, 1939, 1940, 1941, 1942, dan 1943.
Menyusul BIVB atau Persib dengan dua gelar juara Dan terakhir ada Sedangkan PSM Mataram atau PSIM, yang juga meraih gelar juara pada musim 1932.