Membayangkan Kekuatan AC Milan Jika Diperkuat Duet: Icardi-Werner
INDOSPORT. COM - Kekuatan lini depan AC Milan mungkin akan kian mengerikan, jika bisa memiliki duet bomber impian, Mauro Icardi-Timo Werner.
AC Milan terus berupaya untuk meraih kebangkitan di pentas Liga Italia. Sudah lama sekali Rossoneri tak menghiasi deretan empat besar papan atas klasemen Serie A.
Terakhir kali AC Milan bersaing di papan atas, terjadi sekitar tujuh tahun yang lalu. AC Milan yang kala itu dilatih Massimiliano Allegri, berhasil menduduki peringkat tiga dengan torehan 72 poin, atau tertinggal 15 angka dari tim jawara, Juventus.
Harapan bisa kembali berjaya, kini kembali muncul menyelimuti AC Milan. Musim depan, AC Milan kabarnya bakal menunjuk pelatih anyar asal Jerman yang berpengalaman membawa RB Leipzig berjaya di pentas Bundesliga, Ralf Rangnick.
Tak cukup sampai di situ, AC Milan juga tak ragu mengincar pemain-pemain berkualitas. Setidaknya, AC Milan tampak serius membenahi lini depannya, lewat upaya mendekati dua penyerang top sekaligus, Mauro Icardi dan Timo Werner.
Andai Icardi dan Werner bergabung, kekuatan barisan penyerang AC Milan diyakini bakal bertambah kuat. Bahkan bukan mustahil, AC Milan bisa menjadi tim terbaik di Liga Italia.
Mauro Icardi
AC Milan tengah berupaya mendekati Mauro Icardi agar mau bergabung. Kebetulan, masa depan Icardi juga masih tanda tanya, dan peluang AC Milan mendapatkan jasanya terbuka lebar.
Musim depan, Icardi bakal dipulangkan Paris Saint-Germain (PSG) ke klub asalnya, Inter Milan, setelah masa peminjamannya hingga Juni nanti tak mendapat perpanjangan. Masalahnya, Icardi kabarnya sudah enggan bermain untuk Inter Milan, dan ingin mencari klub Liga Italia lainnya.
AC Milan jelas jadi opsi yang menarik bagi Icardi. Toh, AC Milan memang membutuhkan Icardi, agar memperbaiki kekuatan lini depan tim yang sepanjang musim 2019/20 anjlok drastis.
Bayangkan saja, musim ini AC Milan tak punya satu pun pemain yang bisa mencetak dua digit gol. Paling banyak cuma torehan enam gol milik penyerang Kroasia, Ante Rebic.
Zlatan Ibrahimovic yang baru bergabung Januari lalu, juga belum bisa meningkatkan kualitas daya gedor Rossoneri. Terlebih, Ibra saat ini sudah kehilangan sentuhan terbaiknya, akibat tergerus usia yang sudah menginjak 38 tahun.
Icardi sendiri punya rekam jejak mentereng soal membobol gawang lawan. Bersama PSG musim ini, Icardi sudah mencetak 20 gol dari 31 penampilan.
Kalau menengok ke belakang, karier Icardi jelas lebih menawan lagi. Membela Inter Milan, Icardi sudah dua kali meraih penghargaan top skor Serie A, yakni musim 2014/15 serta 2017/18.
Sedari 2014/15 hingga 2018/19, torehan gol Icardi untuk Inter Milan bahkan selalu mampu menyentuh dua digit. Artinya, andai nanti gabung AC Milan, Icardi mungkin tak perlu banyak waktu adaptasi, karena ketajamannya memanglah sudah begitu terasah.
Timo Werner
Timo Werner masuk ke dalam rencana transfer yang dicanangkan calon pelatih anyar AC Milan, Ralf Rangnick. Ketajaman Werner yang dalam beberapa tahun terakhir begitu bersinar bersama RB Leipzig, bakal dijadikan Rangnick sebagai senjata mematikan di lini depan AC Milan.
Memang benar, Werner belum pernah sama sekali mentas di luar negara asalnya, Jerman. Ada ketakutan, kalau Werner kesulitan menjalani masa adaptasi ketika nanti gabung AC Milan.
Tapi tak perlu khawatir berlebihan, sebab Rangnick yang mengajaknya, sudah mengerti betul cara memakai Werner. Buktinya saja, Rangnick pada musim 2018/19 melatih RB Leipzig, berhasil membuat Werner tampil gahar dengan koleksi 16 gol.
Rangnick pasti akan benar-benar membantu Werner agar tetap tampil tajam di tanah Italia. Toh, kualitas Werner sejatinya benar-benar memukau untuk urusan menjebol gawang lawan.
Sedari pertama kali membela Leipzig pada 2016, torehan Werner per musimnya tak pernah kurang dari angka 16 gol. Artinya, Werner hanya perlu melewati rintangan adaptasi saja untuk menjadi penyerang tajam AC Milan.
Apalagi bila benar Werner sampai diduetkan dengan Icardi, kerja sama mereka berdua diyakini bakal sangat fenomenal. Icardi bertugas sebagai pembunuh di kotak penalti, dan Werner yang membantu mengacak-acak pertahanan lawan menggunakan kecepatan larinya.