Naturalisasi Marko Simic dan Untung-Ruginya Bagi Timnas Indonesia
INDOSPORT. COM - Rencana naturalisasi pemain asing Persija Jakarta, Marko Simic, berpotensi menimbulkan kerugian atau keuntungan tersendiri bagi prestasi Timnas Indonesia.
Persepak bolaan Tanah Air belakangan heboh terkait kabar bomber asal Kroasia milik Persija Jakarta, Marko Simic. Hal ini tak lepas dari niat Simic yang hendak melangsungkan proses naturalisasi menjadi WNI, serta membela Timnas Indonesia.
Simic mengungkapkan niatnya itu kepada media Kroasia, Jutarnji. Simic menjelaskan secara detail tentang segala rencananya, termasuk keuntungan yang mungkin didapat setelah merampungkan naturalisasi.
“Saya bisa saja mendapatkan paspor Indonesia dalam waktu dekat dan bermain untuk tim nasional mereka,” katanya dalam sesi wawancara dengan Jutarnji.
“Itu (menjadi WNI) akan menguntungkan saya karena sebagai orang Asia saya bisa bermain untuk berbagai klub di sana dan hal tersebut akan membantu saya menolong keluarga saya secara finansial," tambah Simic.
Khusus untuk proses naturalisasi, Simic sudah menjabarkan peluang keuntungannya. Simic meyakini nanti bakal lebih mudah mengembara ke klub-klub Asia, sekaligus meningkatkan kondisi finansial keluarganya.
Namun bila berbicara membela Timnas Indonesia, jelas beda cerita ketimbang merampungkan proses naturalisasi semata. Berseragam Skuat Garuda adalah tanggung jawab tingkat lanjut Simic setelah resmi menjadi WNI.
Untung Rugi Untuk Timnas Indonesia
Keuntungan, Timnas Indonesia tentu akan mendapatkannya dari naturalisasi Simic. Toh, Simic sendiri merupakan pemain asing yang performanya tergolong konsisten di Liga 1.
Berposisi sebagai penyerang, torehan gol Simic sedari musim perdananya, Liga 1 2018, tampak cukup konsisten. Pentas Liga 1 2018, Simic total menyumbangkan 17 gol, dan membawa Persija Jakarta juara.
Musim berikutnya, Liga 1 2019, Simic gagal membawa Macan Kemayoran bersaing di papan atas. Meski begitu, Simic tetap bisa tampil gemilang meraih penghargaan top skor kompetisi berkat torehan 28 gol.
Masuk ke Liga 1 2020, Simic baru mencetak satu gol dari dua laga yang dimainkan Persija Jakarta, setelahnya kompetisi dihentikan sementara akibat virus corona. Simic sebenarnya sudah sedikit memperlihatkan konsistensi ketajamannya pada awal tahun 2020, tepatnya dalam ajang pramusim Piala Gubernur Jatim 2020, memuncaki daftar top skor dengan koleksi 6 gol.
Kesemua penampilan Simic di pentas sepak bola Indonesia, ibarat garansi mutu kualitasnya bakal terus tajam saat nanti membela Skuat Garuda. Simic pun dapat dimaksimalkan untuk menggantikan peran penyerang natusalisasi sebelumnya, Beto Goncalves, yang kini sudah makin menua berusia 39 tahun.
Maklum saja, Simic usianya sekarang tujuh tahun lebih muda daripada Beto. Artinya, Simic bakal memberikan nafas lebih segar kepada barisan penyerangan Timnas Indonesia.
Paling spesial, yakni keahlian Simic dalam melakukan duel udara. Musim Liga 1 2019, Simic yang menjadi top skor. cukup sering membobol gawang lawan melalui teknik sundulan kepalanya, total berjumlah sembilan gol.
Kemampuan Simic yang punya sundulan tajam, otomatis dapat dimaksimalkan. Para pemain Timnas Indonesia tak perlu lagi takut melepaskan umpan-umpan silang dari sisi sayap atau lini kedua, sebab ada sundulan Simic yang menantinya.
Perlu diingat lagi, hidup tak selamanya dipenuhi keberuntungan. Bisa saja Simic malah memberikan kerugian saat nanti bertugas membela Timnas Indonesia.
Reputasinya di level klub memang mentereng, tapi Simic masih minim pengalaman soal karier internasional. Sepanjang kariernya, Simic cuma pernah merasakan tanding bersama tim junior Kroasia saja, sisanya nihil.
Simic mungkin belum terbiasa dengan ketatnya persaingan sepak bola internasional antar negara. Apalagi ada unsur nasionalisme yang dibawa, sehingga ada potensi lawan bakal lebih sulit ditaklukan ketimbang bertanding di level klub.
Sejarah karier Simic mengarungi pentas sepak bola Asia tampak tak terlalu bagus pula. Ketika berlaga di Liga Vietnam (Becamex Binh Duong, Dong Thap FC, Long An) dan Liga Malaysia (Negeri Sembilan, Melaka United), Simic gagal menorehkan satu pun trofi atau penghargaan individu.
Benar sekali, ada peluang Simic malah bakal melempem ketajamannya saat membela Timnas Indonesia melawan negara-negara Asia lainnya. Akan tetapi, kita tidak pernah bisa tahu jawaban pastinya perihal untung atau rugi, kalau Simic belum berkostum Timnas Indonesia.
Patut dinanti, apakah Simic benar bakal merampungkan proses naturalisasi dan membela Timnas Indonesia? Biar waktu yang menjawabnya.