Bakal Dibeli Pangeran Salman, Newcastle United Pernah Rampok Liverpool
INDOSPORT.COM – Selangkah lagi Newcastle United sepertinya bakal dibeli oleh Pangeran Salman, sebuah kabar baik bagi klub yang pernah merampok Liverpool.
Entah apa yang terjadi di tengah situasi pandemi virus corona seperti sekarang, para suporter Newcastle United sedang dihinggapi suasana euforia. Bagaimana tidak, seorang pangeran dari Arab Saudi hendak membeli Newcastle United yaitu Pangeran Salman.
Sudah pasti kabar itu disambut dengan gembira oleh seluruh fans Newcastle United di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia (eh, ada?). Pasalnya mereka semua sudah sangat jengah dengan sikap dan perilaku pemilik Newcastle United saat ini yaitu Mike Ashley.
Jika banyak orang mengira jika Ed Woodward di Manchester United adalah orang paling pelit sedunia, coba tanyakan pada fans Newcastle United. Mike Ashley bisa dua sampai 3 kali lipat lebih pelit dibanding Ed Woodward.
Meski sebenci itu dengan Mike Ashley, nyatanya pemilik Newcastle United itu pernah membuat neraca keuangan klub ketiban durian runtuh. Kisah itu bermula ketika Newcastle United pimpinan Mike Ashley sukses merampok Liverpool.
Andy Carroll yang Mubazir
Saat itu menjelang penutupan bursa transfer Januari 2011, Liverpool tampak sedang kelimpungan untuk mencari striker haus gol pengganti Fernando Torres yang dilego ke Chelsea. Liverpool yang mulai kehabisan waktu untuk belanja pemain pun mulai melirik Andy Carroll.
Penyerang Inggris yang bermain untuk Newcastle United itu memang pada saat musim itu sedang menjadi buah bibir. Andy Carroll mengejutkan semua orang ketika ia sukses mencetak 11 gol hanya dalam 19 laga Liga Inggris.
Semuanya pun beranggapan kalau Andy Carroll bakal menjadi bintang masa depan Timnas Inggris. Sadar kalau Liverpool kepincut dan baru saja mendapatkan banyak fulus dari Chelsea usai menjual Torres, jiwa bisnis Mike Ashley pun memanggil.
Dengan semena-menanya, Mike Ashley mematok harga Andy Carroll di angka 35 juta poundsterling, sebuah nominal yang tak masuk akal. Akan tetapi dalam bisnis, ketika penyerang seperti Andy Carroll dianggap langka oleh Liverpool, maka setinggi apapun harganya pasti bakal ditebus.
Padahal pada saat itu, Andy Carroll sedang mengalami cedera yang ia idap sejak awal Januari, tapi Liverpool yang sudah kehabisan waktu pun mengabaikan masalah itu. Sempat bimbang apakah harus mendatangkan Carroll dengan harga semahal itu.
Maklum saja, bagi Liverpool, Andy Carroll memang berpotensi jadi penyerang hebat, tapi ada sejumlah resiko yang harus diterima. Seperti Carroll yang sebenarnya baru terbukti kemampuannya hanya dalam 6 bulan terakhir sehingga sangat sayang menjadikannya sebagai pemain termahal Inggris.
Namun karena desakan Mike Ashley yang menyatakan kalau ini kesempatan terakhir, Liverpool pun terpaksa melakukan perjudian. Bahkan jelang beberapa jam penutupan bursa transfer, Mike Ashley sampai rela mengantarkan Andy Carroll ke Liverpool dengan helikopter.
Semua itu dilakukan karena Mike Ashley sudah tidak sabar lagi dengan kucuran dana dari Liverpool hasil membeli Carroll. Pada akhirnya, seperti yang kita tahu, Carroll tak pernah mencapai peforma puncak bersama Liverpool hingga akhirnya dibuang begitu saja.
Jika dipikir-pikir, jelas Liverpool sangat dirugikan di sini karena istilahnya mereka telah dirampok oleh Newcastle United. Mike Ashley memanfaatkan kondisi Liverpool yang sedang linglung agar mau membayar mahal Andy Carroll, penyerang yang belum terbukti.
Meski telah dirampok oleh Newcastle United tentang membeli Andy Carroll dengan harga tak masuk akal, Liverpool sejatinya di musim itu beruntung karena memiliki Luis Suarez. Sedangkan Newcastle United sebentar lagi sepertinya tak perlu merampok lagi, karena bakal diurus oleh Pangeran Salman.