Juara di Persik Setelah Dibuang Persija, Eks Kapten: Rezeki Tuhan
INDOSPORT.COM - Umpan silang Ebi Sukore menit ke-107 babak perpanjangan waktu mampu ditanduk Cristian Gonzales untuk membawa Persik Kediri menang 1-0 atas PSIS Semarang dalam final Divisi Utama 2006. Laga final di Stadion Manahan, Solo, 30 Juli 2006 memang berlangsung cukup dramatis.
Bagi tim berjuluk Macan Putih, itu adalah gelar kedua yang didapat saat era Liga Indonesia. Sebelumnya, tim asal Kota Tahu itu jadi kampiun Divisi Utama edisi 2003 usai jadi pemuncak klasemen hingga akhir musim.
Salah satu pemain yang ambil bagian dalam edisi juara 2006 adalah bek Aris Indarto. Manajemen Persik bisa dikatakan cukup beruntung mendapatkan jasa pemain asal Kabupaten Sragen tersebut.
Betapa tidak, sebelumnya Aris adalah kapten Persija Jakarta, plus ikut membawa tim Macan Kemayoran jura Liga Indonesia musim 2001. Namun secara mengejutkan, kontrak pemain jebolan PSSI Baretti itu tak diperpanjang manajemen Persija di akhir kompetisi 2005.
"Itulah jalan dan rejeki dari Tuhan. Tidak ada yang tahu," ungkap Aris kepada INDOSPORT terkait keputusan bergabung Persik usai dibuang Persija.
Namun, performa apiknya tak luntur saat berkostum Persik. Bersama Suroso dan Leonardo Guiterrez, ketiganya jadi benteng kokoh di depan mistar gawang yang dijaga Wahyudi.
Terbukti, Persik jadi tim yang paling sedikit kemasukan di Wilayah Timur dengan 24 gol. Bahkan, hanya satu gol yang bersarang ke gawang mereka di babak 8 besar.
Aris tak menampik jika partai final berlangsung dramatis dan menegangkan. Terlebih mayoritas tribun Stadion Manahan diisi suporter PSIS Semarang yang meluber hingga lintasan lari.
"Tapi coach Daniel Roekito berpesan kepada kami agar bermain sepenuh hati. Kerja keras, fokus, dan konsentrasi karena kekuatan sebenarnya berimbang. Siapa yang lengah dia yang kalah," kata dia.
Aris Indarto kini menetap di Jakarta. Selain bekerja di sebuah perusahaan balai lelang, dia juga melatih beberapa sekolah sepak bola di ibu kota.