Eks Striker Persik Bongkar Kisah Miris di LSI 2014, Sampai Tak Digaji
INDOSPORT.COM - Eks striker Persik Kediri, Qischil Gandrum Minny, mengisahkan tentang perjuangan berat rekan setimnya kala menjaga eksistensi klub untuk tidak terlempar dari kasta tertinggi di Liga Super Indonesia (LSI) 2014.
Waktu itu, beragam masalah menerpa Persik hingga nyaris terdegradasi. Namun, akhirnya mereka tetap eksis setelah finis di posisi kedelapan dari 11 tim klasemen Grup Barat dengan perolehan 15 poin.
Lantas, apa yang paling diingat sepanjang perjalanan tim bagi Qischil Gandrum Minny? Di skuat Persik Kediri, dia adalah striker muda yang tengah menjalani masa peminjaman dari Arema Cronus.
"Sungguh perjuangan berat. Kami semua mati-matian karena posisi tim rawan degradasi, meski akhirnya selamat. Berkorban juga lantaran gaji sempat tertunda empat bulan, tapi sudah lunas pada 2016 lalu," tutur Qischil kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Kamis (30/4/20).
Krisis finansial itulah yang turut mempengaruhi prestasi Persik 2014. Meski menyandang dua bintang pada logo, nyatanya sponsor mapan masih saja enggan mendanai tim kebanggaan warga Kota Tahu tersebut.
Ditambah lagi, pergantian pelatih di tengah kompetisi, dari Aris Budi Sulistyo ke Hartono Ruslan, menjadikan pakem permainan berubah total.
"Tapi titik baliknya justru di situ (Hartono Ruslan). Pemain lokal usia muda banyak dikasih kesempatan dan membuat tim bisa menyapu bersih semua laga kandang," tandas Qischil Gandrum Minny.
Benar saja, momentum itu membuat Persik Kediri bangkit dari jurang keterpurukan. Pasca-ganti pelatih, mereka kembali garang di Stadion Brawijaya dengan memenangi lima dari enam laga kandang sisa kompetisi LSI 2014.