Grafite, Si Tukang Loak yang Jadi Mesin Gol Bundesliga Jerman
INDOSPORT.COM - Mengenal kisah Grafite, pesepak bola yang sempat menjadi penjual barang bekas hingga akhirnya menjelma sebagai mesin gol Bundesliga Jerman.
Pada era 2008, Liga Jerman berada dalam persaingan cukup ketat di mana Bayern Munchen tidak lagi mendominasi dan tim-tim papan tengah berhasil membuat kejutan di akhir termasuk VfL Wolfsburg.
Tim yang sebelumnya hanya menempati peringkat bahkan di musim 2006/07 hampir terdegradasi tersebut, berhasil keluar sebagai juara Bundesliga di tahun 2008 dengan 69 poin dan unggul dua angka dari Bayern Munchen.
Salah satu kunci keberhasilan Wolfsburg meraih gelar juara saat itu adalah duet lini depan mereka, yakni Grafite dan Edin Dzeko yang sangat tajam serta ganas dalam kotak penalti lawan,
Total kedua pemain itu telah mencetak 54 gol, dengan rincian 28 lesakkan milik Grafite sekaligus menjadikannya top skor Liga Jerman, sedangkan Edin Dzeko berhasil membukukan 26 gol.
Satu sosok yang menarik perhatian di musim tersebut adalah Grafie, pemain asal Brasil itu diluar ekspektasi malah berhasil mengungguli sejumlah penyerang top Liga Jerman macam Luca Toni, Mario Gomez hingga Patrick Helmes.
Didatangkan dari Le Mans pada 2007/08, sejatinya Grafite bukan termasuk penyerang yang diprediksi bisa menjadi bintang, bahkan di musim terakhir saat berseragam Le Mans ia hanya mencetak dua gol dari enam penampilan.
Bahkan Grafite pernah gagal saat menjalani karir di Liga Korea Selatan, kompetisi yang sejatinya tidak terlalu sulit buat pemain brasil dengan kemampuan diatas-atas plus jebolan klub besar Serie A Brasil, Gremio.
Namun lucunya, karir Grafite seakan naik-turun. Usai gagal di Asia, ia memutuskan kembali ke Brasil dan berhasil tampil gemilang Goias hingga Sao Paulo kepincut untuk mendatangkannya, namun hanya dua musim ia kembali di buang dan mendarat di Le Mans.
Tidak cuma karir sepak bolanya yang naik-turun, kehidupan Grafite juga mengalami pasang-surut bahkan ia pernah menjalani nasib sebagai penjual barang bekas alias tukang loak untuk menyambung hidup.
Kisah itu ia ungkapkan sendiri dalam wawancara yang dilansir dari laman Daily Mail, disebutkan jika Grafite telat memulai karir sepak bola, hingga cerita kelam saat ia mendapat trauma sebagai penjaga gawang.
"Saya cukup terlambat untuk terjun ke dunia sepak bola profesional, saat memulainya aku telah berusia 22 tahun. Sebab, sebelumnya saya harus bekerja sebagai tukang loak," ucapnya.
"Hingga usia 12 tahun saya adalah kiper. Suatu hari, ada pemain lawan yang menendang bola ke arah saya dan sepakannya mengenai bagian bawah dari tubuh saya dan Sejak itu, saya tidak ingin jadi kiper lagi," tambahnya.
Keputusan untuk tidak menjadi penjaga gawang tampaknya berbuah manis buat pemain yang bernama lengkap Edinaldo Batista Libanio ini, terbukti dirinya berhasil menjelma sebagai salah satu mesin gol di kompetisi elit Eropa bersama Wolfsburg.
Bahkan ketajaman Grafite membuatnya masuk dalam skuat Timnas Brasil di Piala Dunia 2010, total dalam empat caps bersama tim Samba, dirinya berhasil mencetak satu gol.
Pasca memutuskan hengkang dari Wolfsburg pada 2010/11 lalu, Grafite melanjutkan karirnya di liga Asia dengan memperkuat Al Ahli dan Al Sadd, hingga akhirnya pensiun tahun 2017 dengan bergabung bersama tim masa mudanya, Santa Cruz.