Roger Milla, Pahlawan Kamerun di Piala Dunia dan Liga Indonesia
INDOSPORT.COM – Roger Milla, tak hanya sekadar menjadi pahlawan bagi Kamerun di Piala Dunia tetapi juga Liga Indonesia, bagaimana kisahnya?
Tak banyak pesepakbola yang masih bisa bermain di level teratas ketika sudah memasuki usia senja, tapi tidak dengan Roger Milla. Legenda Kamerun itu justru mencapai puncak kariernya ketika sudah memasuki usia senja.
Memulai karier di Leopards Doula hingga Montpellier, Roger Milla karena merasa sudah tua, memutuskan untuk pensiun dari sepak bola internasional pada 1988. Sah-sah saja apalagi Roger Milla sudah merasa cukup dengan mengantarkan Kamerun juara 2 kali Piala Afrika.
Akan tetapi ketika ajang Piala Dunia 1990 digelar, panggilan negara pun memanggilnya kembali hingga presiden Kamerun, Paul Biya sendiri yang mengajukan permintaan. Tak kuasa menolak permintaan sang presiden, Roger Milla pun turun gunung di usia yang sudah 38 tahun.
Gemilang di Piala Dunia 1990
Siapa sangka, veteran berusia 38 tahun itu malah menjadi pahlawan Kamerun di Piala Dunia. Roger Milla berhasil mencipatakan sejarah dengan menjadikan Kamerun sebagai tim Afrika pertama di babak 8 besar.
Andil Roger Milla pada saat itu sangat besar mengingat ia menjadi pahlawan saat Kamerun menyingkirkan Kolombia di babak 16 besar lewat 2 gol pada babak tambahan. Salah satu golnya ia cetak setelah mempermalukan kiper Kolombia, Rene Higuita yang menggiring bola sendiri.
Catatan gemilang Roger Milla tak berhenti sampai di situ, karena ia kembali bermain untuk Kamerun pada Piala Dunia 1994. Bahkan ia sempat mencetak gol meski usianya sudah menginjak 42 tahun dan 39 hari.
Roger Milla, pemain yang tidak terlalu mendapat sorotan sepanjang kariernya hingga di usia senja ia sukses membuat dunia mengakui kehebatannya. Menjadi pahlawan Kamerun di Piala Dunia rupanya belum cukup baginya sehingga ia memutuskan untuk hijrah ke Liga Indonesia.
Karier Singkat di Liga Indonesia
Hanya berselang 6 bulan sejak Piala Dunia 1994, Roger Milla rupanya datang ke Jakarta untuk memperkuat Pelita Jaya yang akan berkompetisi di Liga Indonesia edisi perdana. Kedatangannya di Bandara Soekarno-Hatta saat itu pun mendapatkan sambutan meriah.
“Saya datang ke sini untuk memberikan hiburan dan memajukan persepakbolaan Indonesia,” ungkap Roger Milla seperti yang dikutip dari Tabloid Bola edisi minggu pertama Januari 1995.
Sebuah misi yang sangat mulia dan ternyata itu berhasil ia lakukan sejak debutnya bersama Pelita Jaya di Liga Indonesia. Kala itu pada 8 Januari 1995, Roger Milla langsung membantu Pelita Jaya menang telak 5-0 atas Persiku Kudus dengan torehan 2 gol dan satu assist.
Secara total, Roger Milla berhasil menetak 16 gol sekaligus menjadi pahlawan Pelita Jaya dengan mengantarkannya hingga ke babak 8 besar. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa buat pemain yang telah berkepala empat.
Ketika kontraknya bersama Pelita Jaya habis, rupanya Roger Milla kembali direkrut oleh klub Liga Indonesia lain yaitu Putra Samarinda. Lagi-lagi, Roger Milla jadi pahlawan dengan mengantarkan Putra Samarinda hingga babak 12 besar Liga Indonesia edisi kedua.
Selepas itu, Roger Milla pun pulang kampung hingga akhirnya benar-benar pensiun ketika sudah berusia 47 tahun. Kehidupannya setelah pensiun, ia habiskan dengan aktif dalam berbagai kegiatan sosial di Afrika.
Itulah Roger Milla, menjadi pahlawan bagi Kamerun di Piala Dunia dan Pelita Jaya serta Putra Samarinda pada Liga Indonesia. Bagi Roger Milla, usia hanyalah angka, jadi teruslah bekerja keras untuk mengejar prestasi hingga dianggap sebagai pahlawan di mana-mana.