Kalimat yang Bangkitkan Taufik Hidayat dari 2 Kekalahan All England
INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat pernah merasakan kekecewaan di ajang All England. Dua kali masuk final edisi 1999 dan 2000, namun semuanya hanya berakhir dengan raihan posisi runner-up.
Pada gelaran All England 1999, Taufik yang masih berusia 19 tahun saat itu sempat memberikan perlawanan sengit meski akhirnya kalah 11-15, 15-7, dan 10-15 dari Peter Gade. Setahun berselang, sosok kelahiran Bandung itu giliran takluk 6-15 dan 13-15 dari pebulutangkis China, Xia Xuanze.
Tentu saja, kegagalan di dua final event bergengsi jadi pukulan telak bagi Taufik yang sedang meniti karir. Namun sang pelatih, Mulyo Handoyo, mengucapkan 'kalimat sakti' ke anak didiknya itu untuk bangkit.
"Menghadapi sebuah kekalahan pasti berat dan down. Tapi saya terus berikan motivasi dan kepercayaan diri lagi ke dia (Taufik)," kata Mulyo dalam Webinar yang diselenggarakan Pengkot PBSI Solo.
"Mungkin saat itu belum berhasil, tapi saya selalu berharap dia punya komitmen yang kuat. Sehingga kekalahan itu bisa jadi refleksi untuk latihan lebih lagi," tambah dia.
Terbukti, kalimat motivasi setelah kegagalan di dua partai final All England membuat Taufik semakin tangguh. Hasilnya, dia sukses mendapatkan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade Athena 2004 setelah mengalahkan tunggal putra Korea Selatan, Shon Seung-Mo.
Tak hanya itu, gelar juara bergengsi pun juga banyak dia dapatkan. Mulai dua kali Piala Thomas pada 2000 dan 2002, juara Kejuaraan Dunia 2005, medali emas Asian Games 2002 dan 2006, serta sederet prestasi lain.
"Kalah dan menang itu hal biasa dalam pertandingan olahraga. Tapi terpenting bagaimana kita memberikan motivasi ke pemain untuk mengevaluasi diri," ujar dia.
"Karena jika bisa menelaah, akan banyak manfaat dari sebuah kekalahan. Terutama membuat kita belajar untuk bangkit," tegas pelatih yang kini menangani tim bulutangkis Singapura tersebut.