3 Pencapaian Fantastis Bek Leeds United Keturunan Indonesia
INDOSPORT.COM – Bek Leeds United yang memiliki darah Indonesia, Pascal Struijk nyatanya memiliki 3 pencapaian fantastis di Eropa.
Nama Pascal Struijk mulai dikenal publik lantaran sudah dua kali tampil cukup memuaskan bersama skuat senior Leeds United di kompetisi resmi (Championship).
Struijk sendiri lahir pada 11 Agustus 1999 di wilayah Deurne, Antwerp, Belgia dan berposisi sebagai bek tengah.
Meski lahir di Belgia, tetapi awal kiprah Struijk dimulai ketika masuk ke akademi klub Eredivisie Belanda ADO Den Haag pada 2014 silam.
Struijk diketahui memiliki garis keturunan Indonesia dari sang kakek dan nenek. Itu ia akui saat melakukan wawancara dengan sportmagazine.
"Darah Indonesia saya dari kakek dan nenek yang telah meninggalkan Hindia-Belanda ke Belanda. Jadi saya memiliki koneksi dengan Indonesia," ujarnya kepada sportmagazine.
Terlepas dari itu, kali ini INDOSPORT mencoba untuk merangkum 3 pencapaian fantastis bek Leeds United berdarah Indonesia di Eropa.
Juara Eredivisie U-19
Menurut laporan situs Soccerway, Struijk berhasil menorehkan gelar juara Eredivisie U-19 bersama Ajax Amsterdam U-19 pada musim 2016/17 lalu.
Pada musim tersebut, pemain yang masih berusia 20 tahun tersebut diberi kesempatan tampil sebanyak empat kali dan menyumbangkan satu gol.
Satu-satunya gol tersebut ia torehkan saat membantu Ajax U-19 memenangkan pertandingan atas NEC U-19 dengan skor 2-1.
Juara Youth Cup U-19
Masih dari sumber yang sama, Struijk juga mampu membantu Ajax U-19 menorehkan gelar juara Youth Cup U-19 musim 2016/17.
Hasil itu ditorehkan setelah Ajax U-19 berhasil menumbangkan PSV Eindhoven U-19 di partai final dengan skor cukup telak 3-0.
Struijk sendiri memainkan tiga pertandingan di ajang tersebut, yakni pada babak 16 besar (vs Excelsior), perempatfinal (vs Roda JC) dan final (PSV).
Runner-up Eerste Divisie
Soccerway juga menyebutkan bahwa Struijk pernah menjadi bagian dari Jong Ajax dan membantu timnya menjadi runner-up Eerste Divisie pada musim 2016/17.
Sekedar informasi tambahan, Jong Ajax saat itu hanya terpaut empat poin dari pemuncak klasemen akhir Eerste Divisie, yakni VVV Venlo.