Xiamaro Thenu, Reinkarnasi Winger Indonesia 'Penghancur' Dino Zoff
INDOSPORT. COM - Xiamaro Thenu, namanya mungkin akan menjadi reinkarnasi dari winger Indonesia penjebol gawang kiper legendaris Italia, Dino Zoff.
Pencinta sepak bola Indonesia belakangan dihebohkan dengan sosok Xiamaro Thenu. Pemain sepak bola asal Belanda ini, tiba-tiba mengaku punya darah Maluku dan bahkan membicarakan soal Timnas Indonesia.
Ekslusif ke awak media INDOSPORT, Xiamaro Thenu menyebut mendapat darah Maluku dari garis keturunan ayahnya. Lebih jauh, Xiamaro Thenu mengatakan siap sedia, jika suatu saat nanti diminta membela Timnas Indonesia.
"Saya mendapatkannya (darah Maluku) dari ayah saya," ujar Xiamaro kepada INDOSPORT.
"Saya akan senang sekali bila bisa bermain untuk Indonesia. Pasti menjadi hal yang sungguh menyenangkan bertarung membela darah asal saya sendiri," ungkap Xiamaro.
Secara karier level klub, Xiamaro musim depan punya klub baru. Pemain berusia 15 tahun ini bakal gabung tim top Eredivisie Belanda, Vitesse Arnhem.
Latar belakang yang dipunya Xiamaro, seolah mengingatkan kita kepada winger Indonesia penjebol gawang Dino Zoff, bernama Simon Tahamata. Sekedar informasi, Simon Tahamata juga merupakan pemain asal Belanda yang punya darah Maluku.
Media Belanda, AD, pernah menceritakan kisah awal perjalanan karier Simon Tahamata. Dahulu Simon pernah hampir terlibat tindakan kriminal bersama teman-temannya sesama keturunan Maluku, beruntung hal itu tidak terjadi karena dirinya harus bertanding membela Ajax Amsterdam.
“Saat itu saya mendengar kabar dari rekan saya kalau ada 6 pemuda Maluku yang tewas dari aksi pembajakan itu, saya hancur mendengarnya. Jika tak masuk akademi Ajax Amsterdam, saya bisa menjadi salah satu pembajak kereta api itu,” kenang Simon Tahamata, seperti dikutip dari AD.
Benar, Simon kemudian memiliki karier sepak bola cemerlang yang dimulai bersama klub top Eredivisie Belanda, Ajax Amsterdam. Sedari 1971 sampai 1980, Simon membela Ajax, menghasilkan tiga gelar juara Eredivisie Belanda, 1976/77, 1978/79, serta 1979/80.
Sementara kisah Simon yang menjebol gawang Dino Zoff, terjadi dalam ajang Liga Champions 1982/83. Simon kala itu sudah pindah ke klub Belgia, Standard Liege, dan bertarung melawan Juventus yang dibela Dino Zoff.
Tepatnya pada 20 Oktober 1982, Simon bermain untuk Standard Liege kontra Juventus, dalam laga leg pertama 16 besar Liga Champions 1982/83. Simon menjebol gawang Dino Zoff di menit ke-68 lewat eksekusi titik putih, sekaligus membawa timnya menahan imbang Juventus 1-1.
Simon sendiri sudah pensiun dari lapangan hijau pada 1996, yang mana kini sibuk menjadi pelatih tim muda Ajax. Kejayaan yang dimiliki Simon pada masa silam, selaku pemain sepak bola Belanda keturunan Maluku, mungkin bisa diteruskan oleh Xiamaro.
Apalagi, Xiamaro turut terbiasa menempati posisi winger. Xiamaro bahkan bertumpu pula kepada kekuatan kaki kirinya, sama persis seperti Simon.
"Saya pemain kaki kiri, beberapa orang kerap membandingkan saya dengan Messi," kata Xiamaro.
Xiamaro pun telah memulai perjalanannya untuk menuju karier sukses di Eredivise Belanda, dengan gabung Vitesse. Andai Xiamaro mampu berkembang pesat, bukan mustahil kiprahnya akan menyamai atau lebih sukses ketimbang Simon dulu.
Cerita yang berbeda, dahulu Simon lebih memilih membela Belanda sebagai wadah karier internasionalnya. Simon tampil 22 kali bersama Belanda dan mencetak dua gol.
Perjalanan karier internasional Xiamaro sendiri, katanya ingin berpihak kepada Indonesia. Namun yang pasti sekarang, Xiamaro memiliki potensi besar untuk mengikuti jejak karier gemilang Simon, bisakah?