Kisah Heroik Persik Kediri, Pembunuh Raksasa Pertama di Liga Indonesia
INDOSPORT.COM – Persik Kediri sebagai tim yang tadinya dipandang sebelah mata, ternyata justru mereka sanggup menjadi pembunuh raksasa pertama di Liga Indonesia.
Sejak berdiri pada 1950, Persik Kediri rupanya tak serta merta bisa langsung merangkak masuk ke kasta teratas Liga Indonesia. Bahkan Persik Kediri kalah tenar dengan saudara mudanya, Persedikab Kabupaten Kediri yang sudah dua kali bertanding di kasta teratas Liga Indonesia.
Untuk itu, eks pelatih Timnas Indonesia, Sinyo Alindoe pun didatangkan untuk menangani Persik Kediri pada tahun 2000-2001. Hasilnya, Persik Kediri mengalami perkembangan secara permainan hingga akhirnya promosi juga ke kasta teratas Liga Indonesia 2003.
Berstatus sebagai tim promosi, Persik Kediri pun wajar saja dipandang sebelah mata oleh lawannya. Akan tetapi di musim itu juga, Persik Kediri bangkit dan berkembang untuk menjadi pembunuh raksasa pertama di Liga Indonesia.
Persik Kediri, Si Pembunuh Raksasa
Sebenarnya wajar saja jika Persik Kediri saat itu tidak diperhitungkan sama sekali, soalnya dari materi pemain hingga pelatih jelas kalah dengan pesaing lain. Musikan dan Johan Prasetyo saja kalah tenar dengan Jaenal Ichwan dan Ponaryo Astaman.
Striker asing, Frank Bob Manuel pun belum terlalu dikenal di Liga Indonesia sebagai sosok haus gol. Sedangkan Jaya Hartono yang berjasa mengantarkan Persik Kediri ke kasta teratas Liga Indonesia, hanya dipandang sebagai asistennya Sinyo Alindoe saja.
Oleh karena itu, target Persik Kediri pun pada saat itu tidak muluk-muluk, hanya ingin bertahan dan tidak terdegradasi saja. Benar saja, 5 pertandingan awal Persik Kediri dilewati dengan tidak pernah menang di Liga Indonesia.
Meski begitu, dengan sentuhan tangan dingin Jaya Hartono, ia terus memberikan suntikan motivasi kepada anak asuhnya. Hingga akhirnya titik balik pun terjadi di pekan keenam ketika Persik Kediri meraih kemenangan perdana di Liga Indonesia melawan PKT Bontang, 4-0.
Seketika itu juga, Persik Kediri mulai berlari kencang dan menghabisi lawan-lawannya. Duet penyerang asing-lokal yaitu Frank Bob Manuel dengan Musikan mulai terlihat padu, Johan Prasetyo sanggup menjadi jenderal lapangan tengah kelas wahid di Liga Indonesia.
Pelan-pelan tapi pasti, Persik Kediri mulai menemukan konsistensi sehingga bisa bersaing dengan PSM Makassar, Persita Tangerang hingga PSS Sleman. Persik Kediri sanggup menahan Persib Bandung di kandang lawan, kalahkan PSM Makassar, membantai Petrokimia Putra dan Persipura Jayapura.
Banyak orang yang tadinya memandang sebelah mata Persik Kediri pada saat itu mulai tersadar kalau mereka melakukan kesalahan. Persik Kediri menjelma menjadi tim pembunuh raksasa di Liga Indonesia.
Puncaknya, kemenangan telak 4-0 atas Persib Bandung membuat Persik Kediri pun memastikan gelar juara Liga Indonesia untuk yang pertama kalinya. Gelar itu terasa semakin spesial karena Musikan dinobatkan sebagai pemain terbaik.
“Jelas saya terkejut menjadi juara. Pada awal musim, saya tidak pernah terpikir untuk meraih gelar juara. Membayangkan saja tidak berani. Kami ini kan tim dari kampung, bukan saingan tim-tim besar seperti Persija, PSM, dan Persita,” kata Jaya Hartono seperti yang dinukil dari laman resmi klub.
Tak hanya Jaya Hartono, sejatinya seluruh skuat dan suporter juga tak menyangka mereka bisa menjadi juara dan tampil mengejutkan di Liga Indonesia. Meskipun PSIS Semarang sebelumnya pernah menjadi tim pembunuh raksasa beberapa edisi sebelumnya dengan menjadi juara Liga Indonesia.
Tapi tampaknya apa yang dilakukan oleh Persik Kediri terasa lebih spesial karena mengingat status mereka yang hanya tim promosi saja. Oleh karena tak heran jika Persik Kediri disebut sebagai tim pembunuh raksasa pertama di Liga Indonesia.