Mengenang Momen Ajaib Persis Solo Gunduli PSS Sleman Edisi 2008/09
INDOSPORT.COM - Persis Solo pernah menjalani periode sulit di Divisi Utama 2008/09 (sekarang Liga 2). Sekadar meraih poin di kandang pun susah, namun saat bangkit mereka justru mampu menggunduli PSS Sleman empat gol tanpa balas.
Momen ajaib itu terjadi di Stadion Sriwedari Solo, 29 November 2008. Kemenangan Persis menjadi pesta kedua secara beruntun yang dirasakan pada akhir putaran pertama setelah sebelumnya menggulung Persekabpas Kab. Pasuruan dengan skor 3-0.
Dua kemenangan itu bisa dibilang ajaib mengingat Persis Solo mengalami sembilan kekalahan dan dua hasil seri dalam 11 laga sebelumnya. Hasil paling pahit adalah saat dikalahkan PSIM Yogyakarta 1-2 di Sriwedari.
Gol cepat yang dicetak Wahyu Wijiastanto menjadi penyemangat Laskar Sambernyawa. Berbekal dukungan ribuan Pasoepati, mereka menambah dua gol lagi lewat Yanuar Ruspuspito pada menit ke-30 dan 41.
Tertinggal tiga gol, suporter PSS Sleman yang ada di tribun selatan hanya bisa terdiam. Awalnya, sekitar 200-an Slemania sudah berharap akan membawa pulang poin dari Solo, namun baru babak pertama saja tim kesayangan mereka sudah keok tiga gol.
Tak banyak yang bisa dilakukan PSS Sleman pada babak kedua. Justru tuan rumah menambah keunggulan lewat sepakan sang kapten, Moukwelle Ebwanga Sylvain memasuki menit ke-56
Beruntung, skor terhenti di angka empat. Deretan peluang emas yang didapat anak asuh Eduard Tjong dalam 34 menit tersisa tak bisa lagi menjebol gawang PSS yang dikawal Agung Prasetyo.
Kemenangan telak atas PSS Sleman menginspirasi kebangkitan Persis Solo pada putaran kedua. Sebanyak lima kemenangan tambahan diraih sehingga mereka pun bisa terlepas dari predikat juru kunci, bahkan berada di peringkat ke-11, mengangkangi PSIM Yogyakarta.
Kebangkitan sama terjadi di kubu PSS. Pada putaran kedua, mereka sempat melibas Persibom Bolaang Mongondow 3-0 dan Persigo Gorontalo empat gol tanpa balas. Pada akhir musim, PSS ada di peringkat ke-10.
Pada musim itu, Persekabpas-lah yang terdegradasi. Sejak saat itu, mereka selalu gagal naik ke kancah profesional sekali lagi, bahkan hingga kini masih ada di kasta ketiga Liga Indonesia alias Liga 3.