Kisah Johan Cruyff, 'Real Messiah' dan Dream Team Barcelona Era 90-an
INDOSPORT.COM - Mengenang kisah Johan Cruyff, sang 'Real Messiah' dan mahakarya 'The Dream Team Barcelona' ciptaan nya yang melegenda pada era 90-an.
Johan Cruyff sendiri merupakan salah satu legenda sepak bola yang mungkin bakal selalu diingat, khususnya bagi para penggemar sebelum era modern.
Pasalnya, Cruyff merupakan pemain dan juga pelatih yang terbilang sukses bahkan namanya diabadikan menjadi sebuah stadion oleh Ajax Amsterdam. Itu dilakukan sebagai penghormatan atas jasa-jasanya di sepak bola Belanda.
Selama aktif bermain, Johan Cruyff berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan individu seperti pemain terbaik Belanda tahun 1968, 1972, dan 1984, serta gelar Ballon d’Or sebanyak tiga kali (1971, 1973, dan 1974).
Dari sekian banyak catatan impresif dan penghargaan yang didapatkan, terdapat satu kisah menarik saat Johan Cruyff tampil di Liga Spanyol dan memperkuat Barcelona.
Bahkan bisa dibilang jika Johan Cruyff adalah sang messiah atau penyelamat asli Barcelona setelah kedatangannya ke Camp Nou pada tahun 1973.
Johan Cruyff yang telah menghabiskan sembilan musim di Belanda dengan memperkuat Ajax, secara mengejutkan menerima tawaran Barcelona yang mengeluarkan dana hingga 2 juta dollar, angka yang menjadi rekor transfer saat itu.
Keputusan tersebut sangat mengejutkan, pasalnya Barcelona pada saat itu bukanlah tim yang diunggulkan bahkan mereka telah berpuasa gelar Liga Spanyol selama 13 tahun dan banyak tim besar lain yang juga berminat kepada Cruyff.
Mendatangkan Cruyff bagi sebagian fans saat itu dianggap sebagai perjudian besar apalagi dengan harga yang sangat mahal, namun pandangan miring tersebut langsung dibayar tuntas sang pemain di tahun perdananya.
Bermain sebanyak 38 pertandingan dan mencetak 24 gol, Johan Cruyff berhasil membawa Barcelona meraih gelar Liga Spanyol untuk pertama kalinya dalam sedekade terakhir. Perjudian yang sangat berhasil bagi El Barca.
Selama lima musim memperkuat Barcelona, hanya dua gelar yang berhasil ia menangkan sebagai pemain yakni Liga Spanyol di tahun 1973/74 serta Copa del Rey musim 1977/78.
Meski jumlah gelarnya dianggap tidak sebanding dengan harga mahal yang dikeluarkan Barcelona, namun ada capaian lain yang dihasilkan Cruyff dan membuat Barcelona sangat untung besar sampai saat ini, yakni gaya permainan Tiki-Taka yang menjadi ciri khas Blaugrana.
Kembali ke Nou Camp sebagai pelatih pada tahun 1990, Johan Cruyff juga dihadapkan dengan situasi sama persis seperti saat ia pertama kali datang ke Barcelona periode 1973. Saat itu, Barca belum pernah lagi juara Liga Spanyol selama lima musim.
Tugas berat pun langsung diterima Cruyff untuk bisa mengembalikan kejayaan Barcelona, dan layaknya sang juru selamat ia berhasil membayar ekspektasi tinggi para fans dan jajaran manajemen tersebut.
Dengan menggabungkan para pemain muda jebolan akademi seperti Pep Guardiola dan Guillermo Amor, serta pemain berpengalaman Eropa sekelas Zubizareta, Begiristain, hingga Ronald Koeman, wajah Barcelona berhasil ia ubah 180 derajat.
Tidak butuh waktu lama, tim ciptaan Johan Cruyff saat itu langsung membawa Barcelona meraih juara Liga Spanyol di tahun perdana. Bahkan ia mampu mengulang capaian tersebut hingga tiga musim beruntun (1990 hingga 1993).
Tidak cuma bertaji di kompetisi lokal, skuad The Dream Team Barcelona ala Cruyff era 90-an itu juga mampu menguasai panggung Liga Champions Eropa dan menjadi juara pada musim 1991–92.
Gelar Liga Champions tahun 1991 tersebut merupakan yang perdana bagi Barcelona sepanjang berdirinya klub, dan Johan bersama The Dream Team-nya lah yang sukses meraih capaian itu.
Sepanjang era 90-an atau selama masa jabatan Cruyff sebagai pelatih, skuat Barcelona diperkuat berbagai macam bintang seperti Ronald Koeman, Pep Guardiola, Michael Laudrup hingga Hristo Stoichkov.
Bersama tim tersebut, Cruyff membawa Barcelona meraih empat gelar Liga Spanyol, tiga Supercopa serta masing-masing satu gelar Copa del Rey, Liga Champions League Europa, UEFA Cup dan UEFA Super Cup.
Meski telah tiada, namun jasa besar Cruyff yang mampu membangun pondasi dasar Barcelona hingga menjelma menjadi salah satu tim paling disegani Eropa bakal terus abadi dan dikenang.