Kisah Romansa Singkat Fernando Torres dan AC Milan, Datang Untuk Dijual
INDOSPORT.COM - Mengingat kisah romansa singkat antara Fernando Torres dan AC Milan, di mana sang pemain datang hanya untuk dijual kembali ke klub lain.
Sosok Fernando Torres sendiri saat masih aktif bermain memang sangat dieluh-eluhkan penggemar, terutama ketika masa jayanya bersama Liverpool pada era 2007 hingga akhir 2011 silam.
Total dalam 142 pertandingan, penyerang berjuluk El Nino itu berhasil mencetak 81 gol buat The Reds, bahkan penampilan gemilangnya di awal musim bersama membuatnya diganjar gelar pemain terbaik Liverpool tahun 2007/08.
Namun sayang, keputusan hengkang ke Chelsea yang merupakan rival Liverpool dalam perebutan gelar juara liga musim 2010/11 lalu, membuat fans The Reds berang dan melupakan catatan impresifnya di tiga setengah tahun terakhir.
Bersama Chelsea, kutukan dan sumpah serapah dari para fans yang marah tampaknya terjadi, Fernando Torres gagal tampil maksimal bahkan di musim perdananya ia cuma bisa mencetak satu gol dari 14 pertandingan.
Total dalam 172 pertandingan di tiga setengah musim bersama Chelsea, mantan pemain Atletico Madrid tersebut hanya berhasil mencetak 45 gol di semua ajang.
Sepanjang karir sepakbolanya, mantan pemain yang membawa Timnas Spanyol menjuarai Piala Eropa tahun 2008 dan 2012, serta Piala Dunia 2010 ini punya kisah menarik dan unik saat memperkuat AC Milan.
Walau jarang didengar, namun faktanya Torres memang pernah berseragam AC Milan dan bermain bersama Philippe Mexes, Suso dan Mattia Destro di bawah arahan pelatih Filippo Inzaghi.
Transfer Torres ke AC Milan sendiri terjadi pada musim 2014/15, pada saat itu Rossoneri meminjam Torres yang memang terus mengalami penurunan performa bersama Chelsea.
Pada 31 Agustus 2014, AC Milan sepakat meminjam Torres dengan durasi kontrak dua tahun. Pada awal kedatangannya, Torres menyatakan keinginan untuk bisa meniru capaian beberapa striker top AC Milan.
"Aku ingin meraih catatan serupa seperti (Marco) van Basten, (George) Weah dan (Filippo) Inzaghi," ucapnya.
Penampilan Torres bersama Milan sangat jauh dari kata memuaskan, total dari 10 pertandingan dan hanya terjadi di ajang Serie A, ia hanya bisa mencetak satu gol.
Meski begitu, pada 27 Desember 2014 lalu diumumkan bahwa AC Milan mempermanenkan Torres dan bakal diperkenalkan ke publik 5 Januari 2015 mendatang. Milan dikabarkan telah merogoh kocek 3 juta euro untuk merekrut sang pemain.
Menariknya, walau sudah dipermanenkan dan AC Milan telah mengeluarkan uang demi memboyong Torres, dua hari berselang justru I Rossoneri meminjamkan EL Nino selama dua musim ke Atletico Madrid dengan gratis.
AC Milan hanya mendapatkan Alessio Cerci sebagai kesepakatan peminjaman Torres ke Atletico Madrid. Pertukaran yang sejatinya merugikan Milan, sebab Torres malah kembali bersinar di Atletico sedangkan Cerci cuma bisa bermain 33 laga dengan torehan satu gol.
Selama dua musim memperkuat Atletico Madrid dalam masa peminjaman, Torres berhasil mencetak 18 gol dari 70 pertandingan di semua ajang. Termasuk gol pembuka di partai perempat final Liga Champions UEFA kontra Barcelona di Camp Nou pada 2016 lalu.
Atletico Madrid pun berhasil mempermanenkan Torres dari AC Milan dengan gratis, lantaran Rossoneri malah enggan memperpanjang kontrak sang pemain yang sejatinya tampil cukup baik di LaLiga.
Selama dua tahun memperkuat Atletico Madrid, Torres berhasil mencetak 10 gol secara beruntun dan membantu tim meraih gelar Liga Eropa musim 2017/18. Walau singkat, Torres tetap merasakan hal yang istimewa ketika berada di AC Milan.
"Di Milan, meski hanya bermain 10 pertandingan dan tidak punya waktu memahami sepakbola Italia sepenuhnya, namun ada sesuatu yang terus ada di benak saya," tuturnya di TuttoNapoli.
Sementara Milan, belakangan mengakui penyesalannya saat melepas Torres yang justru berhasil bersinar dan raih gelar juara bersama Atletico Madrid. Raksasa Liga Italia itu juga menyesal tak memperlakukan sang bintang dengan baik.
"Ada banyak penyesalan (terhadap keputusan Milan meminjamkan Torres ke Atletico)," tutur mantan CEO AC Milan, Galliani, dikutip Mediaset Premium.
"Kami tidak melakukannya dengan baik dan ia ingin kembali ke tim favoritnya. Saya bahagia untuknya, ia adalah sosok yang hebat dan pemain hebat," tambahnya.