Dani Guiza, Pahlawan Spanyol yang Sempat Terdampar di Liga Malaysia
INDOSPORT. COM - Dani Guiza punya perjalanan karier sepak bola yang begitu naik turun, sempat dipuja sebagai pahlawan Timnas Spanyol, tapi sempat pula terdampar di Liga Malaysia.
Masih ingat dengan kisah kejayaan Spanyol dalam ajang Piala Eropa 2008? Tim Matador sukses keluar sebagai juara setelah mengalahkan Jerman 1-0 di laga puncak.
Fernando Torres, jadi penyerang yang mencetak gol penentu kemenangan Spanyol atas Jerman. Spanyol juga memunculkan nama penyerang lainnya, David Villa, yang mampu menyabet penghargaan top skor kompetisi berkat koleksi empat gol.
Pembahasan publik soal gelar juara Piala Eropa 2008 yang diraih Spanyol, pasti hanya akan tertuju kepada peran Torres dan Villa saja. Padahal, masih ada satu penyerang lagi yang sama sekali tak boleh dilupakan jasanya, yakni Dani Guiza.
Luis Aragones, pelatih Spanyol kala itu, selalu memanfaatkan peran Dani Guiza sebagai tenaga tambahan ketika Torres dan Villa sedang mandul, atau membutuhkan istirahat. Hasilnya lumayan, Dani Guiza total mampu menyumbangkan dua gol, atau menjadi pemain tertajam ketiga Spanyol dalam Piala Eropa 2008 setelah Villa dan Torres.
Bahkan, Guiza menjadi penentu kemenangan saat Spanyol menang 2-1 atas juara bertahan, Yunani, di laga terakhir fase Grup D. Guiza mencetak gol pada menit-menit akhir, yang kian memuluskan langkah Spanyol lolos ke babak gugur dengan status juara grup.
Tak heran sebenarnya Dani Guiza sampai mendapat peran yang cukup krusial. Sebelum perhelatan Piala Eropa 2008 dimulai, Guiza baru saja meraih penghargaan top skor LaLiga Spanyol musim 2007/08.
Guiza secara mengejutkan tampil tajam bersama klub guram, Real Mallorca. Tampil 37 kali, Guiza bisa mencetak 27 gol, mengungguli penyerang tajam lainnya, seperti Luis Fabiano, Ruud van Nistelrooy, Samuel Eto'o, Sergio Aguero, dan Raul Gonzalez.
1. Kehancuran Karier Guiza
Pasca gemilang sepanjang musim 2007/08, dan membawa Spanyol juara Piala Eropa 2008, Guiza pindah ke raksasa Turki, Fenerbache. Harapannya, tentu agar Guiza mendapatkan karier yang lebih baik ketimbang terus bertahan di Mallorca.
Namun, kepindahan Guiza menuju Fenerbache, ternyata jadi titik awal kehancuran kariernya. Bersama Fenerbache, Guiza cuma tampil gemilang di musim pertama saja, itu pun koleksi golnya hanya menyentuh angka 15 gol.
Musim kedua, 2010/11, Guiza meredup drastis akibat badai cedera. Manajemen Fenerbache akhirnya melepas Guiza ke klub Spanyol, Getafe, pada 1 Agustus 2011.
Membela Getafe belum cukup untuk mengembalikan kejayaan Guiza. Bahkan pada 6 November 2012, Getafe secara rela melepas Guiza dengan status pinjaman ke klub Liga Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT).
Bayangkan saja, Guiza yang dahulu begitu dipuja karena menyabet top skor LaLiga Spanyol 2007/08 dan membawa Spanyol juara Piala Eropa 2008, tiba-tiba hanya berkutat di Liga Malaysia saja. Meski begitu, penampilan Guiza selama menghiasi Liga Malaysia tak mengecewakan, tampil 10 kali dan mencetak enam gol.
Kiprah Guiza memperkuat JDT bertahan sampai 30 Juni 2013. Guiza kemudian pulang lagi ke Getafe, dan berusaha bangkit dari keterpurukannya.
Selesai, Guiza memang tak mampu mengulang masa emasnya dulu. Guiza didepak Getafe pada 29 Juli 2013, kemudian mengembara ke klub-klub kurang ternama.
Guiza sampai mengembara ke Paraguay gabung Cerro Porteno. Kabar terkini, Guiza yang sudah berusia 39 tahun tampak masih berkarier, tapi bersama klub kasta bawah Liga Spanyol, Sanluqueno.