Ambisi Berbisnis Pangeran Salman dan Peluang Menyelamatkan AS Roma
INDOSPORT. COM - Pangeran Mohammed bin Salman al-Saud, atau yang tenar dengan sebutan Pangeran Salman, diketahui punya ambisi besar menjalankan bisnis sepak bola. Ambisi itulah lantas membuka peluang Pangeran Salman untuk menyelamatkan salah satu raksasa Serie A Italia, AS Roma.
Berulang kali nama Pangeran Salman coba mengakuisisi klub top sepak bola. Setidaknya sudah ada dua tim ternama peserta Liga Inggris yang ditawar Pangeran Salman, yakni Manchester United dan Newcastle United.
Upaya Pangeran Salman membeli Manchester United terjadi sekitar tahun 2015 lalu. Kala itu Pangeran Salman maju dengan tawaran senilai 3,5 miliar pound sterling kepada pemilik Setan Merah yang juga pengusaha asal Amerika Serikat, Keluarga Glazer.
Namun penawaran Pangeran Salman tak mendapat respons baik. Keluarga Glazer masih kukuh ingin mempertahankan saham mayoritas di Old Trafford, sehingga pinangan Pangeran Salman ditolak mentah-mentah.
Pangeran Salman tampak enggan menyerah dalam mencari klub sepak bola yang bisa dijadikannya ladang bisnis. Awal tahun 2020, Pangeran Salman kembali berusaha mewujudkan ambisinya, kali ini klub yang diincar adalah Newcastle United.
Negosiasi jauh lebih baik ketimbang saat menggoda Manchester United dulu. Bahkan pada bulan April lalu, sudah ada laporan, bahwa pemilik Newcastle United saat ini, Mike Ashley, telah menyetujui tawaran uang Pangeran Salman sebesar 300 juta pound sterling.
Ketika upaya membeli Newcastle United sepertinya akan berhasil, batu sandungan tiba-tiba menghujani Pangeran Salman. Sejumlah aktivis kemanusiaan menolak keras status Pangeran Salman sebagai pemilik anyar Newcastle United, karena adanya latar belakang pelanggaran HAM.
Pemerintahan Inggris belakangan juga terlihat menolak Pangeran Salman. Penolakan muncul lantaran negara asal Pangeran Salman, Arab Saudi, kerap menyebarkan siaran ilegal pertandingan Liga Inggris, alias melanggar hak kekayaan intelektual.
“Kami telah menerima laporan tentang pelanggaran berkelanjutan atas hak kekayaan intelektual di Timur Tengah,” ujar Menteri Pariwisata Inggris Nigel Huddleston dikutip dari laman Mirror.
Segala penolakan yang datang, membuat Pangeran Salman terancam gagal mengakuisisi saham mayoritas Newcastle United. Tapi Pangeran Salman tidak perlu terlalu berpusing, sebab masih ada klub lain yang layak untuk diburu, yaitu AS Roma.
1. Peluang Pangeran Salman Membeli AS Roma
Membeli AS Roma bukanlah sebuah opsi yang buruk bagi Pangeran Salman. Toh, reputasi AS Roma sejatinya hingga kini masih rutin menghiasi papan atas Serie A Italia dan berlaga di ajang Liga Champions.
Setidaknya bila dibandingkan dengan Newcastle United, prestasi AS Roma tentu lebih baik. AS Roma tiga musim terakhir selalu menghiasi kompetisi Eropa, baik Liga Champions maupun Liga Europa, sedangkan Newcastle United baru promosi lagi ke kasta tertinggi Liga Inggris pada 2017 lalu, serta sulit menembus papan atas.
Membangun kejayaan bersama AS Roma tentu bukan perkara rumit untuk diwujudkan Pangeran Salman. AS Roma sudah terbiasa terlibat persaingan ketat dengan tim-tim hebat, ditambah dengan sokongan dana melimpah Pangeran Salman, kekuatan yang tercipta mungkin luar biasa.
Bayangkan saja, Pangeran Salman punya kekayaan sekitar 260 miliar pound sterling. Menggunakan kekayaan Pangeran Salman, AS Roma bisa membeli banyak bintang ternama dengan kualitas wahid.
Jika terjadi, gelar juara Serie A Italia yang terakhir kali didapatkan AS Roma pada 2000/01 silam, ke depannya bisa terulang kembali. Bahkan bukan mustahil Serigala Ibu Kota juga bisa menjadi kandidat jawara Liga Champions.
Namun prestasi bukanlah tujuan paling dekat dari premis Pangeran Salman membeli AS Roma. Hal yang paling darurat untuk dilakukan Pangeran Salman adalah menyelamatkan AS Roma dari kebangkrutan.
AS Roma belakangan memang sedang terancam mendekati kata bangkrut. Bagaimana tidak, akibat pandemi virus corona dan jalannya kompetisi yang terhenti, pendapatan AS Roma kosong melompong, hingga menderita kerugian sebesar 126,4 juta euro atau kisaran Rp2 triliun.
Makin parah bila melihat nominal hutang AS Roma yang sudah menyentuh angka 278,5 juta euro. Angka ini jauh melebihi besaran hutang Parma yang dinyatakan bangkrut musim 2014/15 lalu.
Kala itu, Parma punya hutang 100 juta euro, dan terkena hukuman otoritas sepak bola Italia dilengserkan dari kasta tertinggi, merosot ke level Serie D. Mengingat hutang AS Roma yang dua kali lipat lebih banyak ketimbang Parma dulu, ancaman degradasi jelas begitu nyata bagi Serigala Ibu Kota.
Maka dari itu, kedatangan Pangeran Salman mengakuisisi klub jelas sangat dibutuhkan AS Roma. Dana segar yang dipunyai Pangeran Salman diyakini dapat menghindarkan AS Roma dari kebangkrutan.
Kebetulan, ada laporan The Sun yang menyebutkan, bahwa pemilik AS Roma saat ini, James Palotta, sudah coba menghubungi perwakilan Pangeran Salman. Palotta berusaha menggoda Pangeran Salman agar mau menjadi pemilik baru AS Roma.
Patut dinanti, apakah kekayaan Pangeran Salman akan menyelamatkan AS Roma dari kebangkrutan? Biar waktu yang menjawabnya.