Serupa Novel Baswedan, 3 Insiden Penyiraman Air Keras di Sepak Bola
INDOSPORT.COM - Berikut 3 insiden penyiraman air keras di ranah sepak bola serupa apa yang diterima penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Baru-baru ini netizen jagat dunia maya, tepatnya media sosial Twitter, tengah digemparkan dengan kalimat "Gak Sengaja" buntut sidang kasus air keras Novel Baswedan terbaru.
Pasalnya dalam lanjutan sidang tersebut, jaksa penuntut umum (JPU) hanya menuntut hukuman yang bisa dibilang cukup ringan bagi terdakwa Brigadir Rahmat Kadir.
Padahal jaksa menganggap penganiayaan berat terhadap Novel Baswedan dengan menyiram air keras ke bagian wajah yang membuat mata kiri penyidik senior KPK itu tak bisa melihat.
"Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa Rahmat Kadir dengan hukuman pidana selama satu tahun dengan perintah supaya terdakwa tetap ditahan," kata jaksa di PN Jakut.
Menurut jaksa, Rahmat Kadir dianggap tak sengaja menyiramkan air keras ke bagian wajah Novel Baswedan. Makanya dakwaan primer dalam perkara ini tak terbukti.
Sontak saja peristiwa sidang ini menjadi bahan perbincangan netizen di berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter.
Publik mungkin tak akan lupa akan peristiwa tiga tahun lalu di mana penyidik senior KPK Novel Baswedan tiba-tiba diserang dengan penyiraman air keras terdakwa yang baru terungkap ini.
Terlebih air keras merupakan zat cair yang mudah menyala seperti asam nitrat. Bila mengenai kulit, bisa menyebabkan luka bakar hingga kerusakan permanen.
Penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan ternyata juga sempat terjadi di berbagai peristiwa olahraga, tepatnya ranah sepak bola.
Entah bagaimana pelaku atau terduga bisa menyimpan air keras sebelum disiram ke orang lain pada sebuah insiden di dunia sepak bola.
Padahal tindakan ini tentu saja tak dibenarkan karena dapat melukai orang lain secara permanen. Tak hanya itu, perlakuan tersebut juga mencederai nilai fair-play.
Maka dari itu berikut ini beberapa peristiwa penyiraman air keras yang sempat terjadi di ranah sepak bola serupa yang dialami Novel Baswedan.
1. Pesepak Bola Jadi Korban
Pemain sepak bola asal Irlandia Tega Agberhiere pernah menjadi korban penyiraman air keras yang sempat dialami juga oleh penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Agberhiere mengalami tindak kekerasan dari orang tak dikenal yang melintas di kawasan perumahan Earlscourt, April 2019 lalu. Selain Agberhiere ada dua orang lain yang menjadi korban.
Tiga orang ini pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan perawatan. Agberhiere terkena siraman air keras di area wajah.
Kondisi Agberhiere pun mulai membaik dan dinyatakan oleh dokter masih bisa melihat. Agberhiere merupakan pemain Waterford FC U-17 (Irlandia).
1. Insiden Seperti Novel Baswedan
2. Persija vs Sriwijaya
Berikutnya, peristiwa penyiraman air keras juga sempat terjadi pada pertandingan Persija Jakarta vs Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), 2016.
Pertandingan berjalan normal hingga menit ke-80, di mana terjadi kerusuhan yang dipicu oleh terduga suporter yang memaksa masuk ke area lapangan.
Tindakan tersebut memang dilarang, sehingga anggota kepolisian menghalau aksi tersebut. Kericuhan itu turut diwarnai aksi penyiraman air keras.
Hal tersebut diketahui lewat unggahan Facebook Divisi Humas Polri, yang menyebutkan kalau anggota Polisi, Brigadir Hanafi mendapat luka karena disiram air keras.
Akan tetapi Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiono (kala itu) menepis kabar tersebut. Sebab korban murni mengalami tindakan kekerasan benda tumpul.
3. Laga Klasik yang Ricuh
Terakhir, insiden memilukan terkait penyiraman air keras juga sempat terjadi pada partai Sriwijaya FC vs Tim All Stars ISL di Gelora Jakabaring, Palembang, Juli 2012.
Namun peristiwa tersebut terjadi sebelum jalannya laga di mana ada sebuah gesekan antarsuporter yang akhirnya berujung pecah.
Bentrokan tersebut turut membuat 11 suporter yang tergabung dalam Singa Mania mengalami luka bakar karena tersiram air keras dari terduga pelaku.
Menurut Ketua Singa Mania Deddy Pranata (kala itu), para korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan yang cepat.