Manuver PSSI yang Sering Bikin Pelatih Asing Pusing
INDOSPORT.COM - Nama pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, kembali jadi perbincangan hangat setelah dirinya baru-baru ini melayangkan sejumlah kritikan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
Dalam sebuah wawancara dengan media Korea Selatan, Naver Sport, Shin Tae-yon mengutarakan sejumlah kekecewaannya kepada PSSI. Tae-yong secara terang-terangan mengatakan soal PSSI yang kerap mengubah sikap hingga menyinggung soal transparansi.
Shin Tae-yong datang sebagai pelatih Indonesia pada Januari 2020 lalu. Ia datang untuk menggantikan pelatih sebelumnya, Simon McMenemy.
Menurut Shin Tae-yong, PSSI memiliki visi dan komitmen yang baik dalam membangun sepak bola nasional. Hal itulah yang membuatnya tertantang untuk bergabung.
Namun, sekitar setengah tahun sebagai pelatih Timnas Indonesia, pelatih 51 tahun itu mulai merasa gerah. Tae-yong menilai PSSI tidak konsisten dalam memegang janjinya, termasuk dalam menyusun kebijakan untuk Timnas Garuda.
"PSSI sering berganti pengurus dan kebijakan," demikian ungkap Shin Tae-yong dikutip dari Naver Sport.
Tae-yong secara khusus menyoroti mundurnya Ratu Tisha dari jabatan sekjen yang menurutnya patut disayangkan. "Sekretaris Jenderal, Tisha yang berkemampuan besar dan sangat disukai oleh masyarakat pun keluar secara tiba-tiba pada April lalu," katanya.
Bukan hanya soal Tisha, Tae-yong juga kembali menyinggung soal kekecewaannya kepada Indra Sjafri. Seperti yang telah diketahui, Shin Tae-yong merasa kecewa dengan sikap Indra Sjafri yang memilih pulang lebih dulu dari training center Timnas Indonesia U-19 tanpa seizinnya.
Shin Tae-yong tambah terkejut, alih-alih diberikan sanksi, tak berapa lama Indra malah diangkat sebagai direktur teknik. "PSSI meminta merekomendasikan pelatih lokal (Indra Sjafri) dan saya terima saja. Akan tetapi, setelah selesai TC Thailand, pelatih lokal tersebut pulang saja tanpa izin,"
"Kemudian Ketua Umum PSSI, purnawirawan perwira tinggi Polri, memanggil saya untuk bertemu."
"Dua bulan berselang, pelatih yang tadinya dikeluarkan menjadi berjabat sebagai Direktur Teknik (PSSI),” katanya.
Hal yang diutarakan Shin Tae-yong tentunya patut disayangkan. Namun, hal ini sejatinya tak begitu mengejutkan. PSSI memang beberapa tahun ini kerap membuat pelatih asing yang melatih Timnas Indonesia 'pusing tujuh keliling'.
Bukan Pertama Kali
Dua nama pelatih asing sebelum Shin Tae-yong, yakni Luis Milla dan Simon McMenemy, juga pernah secara terang-terangan mengutarakan kekecewaan dan kritikannya kepada PSSI.
Luis Milla setelah tak lagi melatih Timnas Indonesia pernah menyentil PSSI dalam pesan perpisahannya. Milla secara khusus menyoroti kualitas manajemen dan pimpinan federasi.
Luis Milla menyayangkan buruknya manajemen di PSSI yang berimbas pada pelanggaran kontrak. Milla juga merasa selama 10 bulan, para pimpinan di PSSI telah bersikap tidak profesional.
"Terlepas dari manajemen yang buruk, pelanggaran kontrak yang terus terjadi, dan ketidakprofesionalan para pemimpin selama 10 bulan terakhir, saya pergi dengan meninggalkan hasil pekerjaan yang bagus," katanya.
Saga Luis Milla sempat ramai menghiasi halaman media beberapa tahun lalu. Bagaimana tidak, setelah lama terkatung-katung, PSSI, melalui ketua umum, Edy Rahmayadi, memastikan akan mengontrak kembali Luis Milla.
Namun, perkataan itu tak terbukti. Luis Milla urung bergabung dan malah muncul nama baru sebagai penggantinya. PSSI sendiri berkelit telah berusaha mengontak Milla dan memintanya untuk kembali ke Indonesia.
Setelah sekitar dua tahun saga itu berakhir, Luis Milla lagi-lagi terlibat friksi dengan PSSI. Dalam sebuah pembicaraan di kanal YouTube Kick Off Indonesia, Milla merasa di PSSI banyak orang yang mementingkan kepentingan segelintir orang saja.
"Selama menjadi pelatih Timnas Indonesia sekitar 1,5 tahun, Luis Milla melihat masih banyak orang yang bekerja di PSSI lebih memikirkan kepentingan segelintir kelompok saja," tulis media Malaysia, vocketfc, yang memantau siaran Luis Milla.
Dalam video tersebut, Luis Milla memang kecewa berat ketika masih bekerja sama dengan PSSI. Padahal, pelatih asal Spanyol itu melihat para pemain Timnas Indonesia memiliki potensi yang bagus.
1. Sakit Hati Simon McMenemy
Kekecewaan pelatih asing kepada PSSI berlanjut ke Simon McMenemy, yang notabene merupakan pengganti Luis Milla. Awal penunjukkan Simon sebagai pelatih memang mengundang pro-kontra.
Sebab, pelatih asal Skotlandia itu tak memiliki rekam jejak sehebat Luis Milla. Prestasi terbaik Simon adalah membawa Bhayangkara FC sebagai juara Liga 1.
Meski begitu, PSSi tidak mau peduli, dan tetap pada pendiriannya untuk memilih Simon McMenemy.
Keraguan dari publik pun terbukti 100 persen. Di tangan Simon McMenemy, Timnas Indonesia kalah lima kali beruntun alias tidak pernah meraih satu poin pun di kualifikasi Piala Dunia 2022.
Sebuah prestasi yang sangat memalukan ketika Indonesia tak mampu meraih satu poin pun dari Malaysia dan Thailand. Secara permainan, Indonesia juga berada di bawah standar era Luis Milla.
Simon McMenemy pun dipecat di tengah jalan dan digantikan oleh Shin Tae-yong. Ternyata, pemecatan Simon berbuntut cukup panjang.
Sang pelatih merasa sakit hati dengan perlakuan PSSi dan sikap suporter. Hal ini sampai membuatnya absen saat Timnas Indonesia tanding kontra Malaysia pada lanjutan Grup G kualifikasi Piala Dunia 2022.
Simon merasa dirinya telah dipecat dan tak sudi untuk bekerja saat Timnas Indonesia jumpa Malaysia. Hal ini sempat mengundang reaksi dari ketum PSSI yang baru, Mochamad Iriawan.
Meski begitu, sikap Simon sebetulnya bisa dimengerti. Pelatih mana yang tak kecewa ketika harus dipecat di tengah jalan. Apalagi kontrak Simon sebetulnya adalah dua tahun.
Simon diyakini merasa kaget dengan ekspektasi masyarakat Indonesia yang memang tinggi. Padahal Timnas Indonesia harus berhadapan dengan tim-tim yang saat ini lebih matang secara persiapan dan mental seperti UEA, Vietnam, Thailand, dan bahkan Malaysia.
Meski saling kecewa, namun hal ini menunjukkan adanya kesalahan strategi yang diambil oleh Danurwindo dan jajaran PSSI. Sejak awal, penunjukkan Simon McMenemy memang patut dipertanyakan.
Apalagi, PSSI sampai memberinya kontrak selama dua tahun di Timnas Indonesia. Pada akhirnya, PSSI memberhentikan Simon McMenemy dan menggantinya dengan pelatih yang memiliki rekam jejak lebih baik seperti Shin Tae-yong.