3 Alasan PSSI Tak Boleh Depak Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong
INDOSPORT.COM - Berikut 3 alasan kuat untuk PSSI agar jangan mendepak pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan, yaitu Shin Tae-yong.
Pelatih berusia 49 tahun itu pada akhir Desember 2019 resmi dipercaya oleh Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) untuk menukangi Skuat Merah-Putih.
Mantan pelatih Seongnam Ilhwa Chunma FC itu diganjar kontak selama empat tahun hingga 2022 mendatang usai mempertimbangkan dengan matang.
"Shin Tae-yong sempat mau dikontrak China tetapi dia bilang Indonesia menjanjikan talenta tinggi pada pemain usia dini dan merasa tertantang," ujar Ketum PSSI Iwan Bule.
Selain yang senior, Shin Tae-yong juga ditunjuk menjadi kepala pelatih Timnas Indonesia U-19 dan U-23. Beberapa target tinggi pun dibebankan ke sang pelatih.
Awal Januari 2020, mantan pelatih Korea Selatan ini juga menggelar pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 dan melakukan uji coba di Thailand.
Bahkan Timnas Indonesia sempat menggelar pemusatan latihan di Stadion Madya, Jakarta dan diawasi Shin Tae-yong, Februari 2020 lalu.
Pemusatan latihan perdana membuat bekas pemain Queensland Roar FC itu melihat kalau para pemain Timnas Indonesia bukanlah di level yang diinginkannya.
Ketika dilanda wabah virus corona (COVID-19), aktivitas sepak bola Indonesia dan dunia pun terhenti dan pelatih dengan tinggi 174 cm itu pun pulang kampung.
Sempat pula Shin Tae-yong menggelar pemusatan latihan virtual agar para pemain Timnas Indonesia U-19 tetap prima kondisi fisik dan sentuhan bolanya.
Teranyar, Shin Tae-yong ingin menggelar pemusatan latihan di Korea Selatan dan bukan di Indonesia karena wabah virus corona yang tak kunjung reda di Bumi Pertiwi.
Bahkan pelatih Timnas Indonesia itu saat ini tengah bersitegang dengan PSSI usai melakukan wawancara khusus dengan media Korea Selatan News Joins.
"PSSI sering berganti kepengurusan dan kebijakan. Sekjen Ratu Tisha yang punya kemampuan besar dan sangat disukai masyarakat tiba-tiba berhenti, April," kata Shin.
Kini dirinya berpotensi dipecat oleh PSSI apabila tak datang ke Indonesia dalam waktu dekat untuk menggelar pemusatan latihan untuk ajang yang akan datang.
Hal ini menjadi bahan perbincangan hangat bagi publik tanah air. Namun PSSI tampaknya tak harus terlalu keras pada pelatih Timnas Indonesia itu.
Kendati begitu PSSI tampaknya harus menahan agar tak mendepak Shin Tae-yong dalam waktu dekat. Berikut ini alasan kuat agar pria asal Korea Selatan itu tetap tukangi Timnas Indonesia.
1. Alasan PSSI Tak Perlu Pecat Shin Tae-yong
1. Beri Kesempatan
Alasan pertama lebih baik PSSI memberikan kesempatan pada Shin Tae-yong untuk menjalankan program kerja dalam menukangi Timnas Indonesia.
Sebab Shin Tae-yong pastinya telah memiliki program yang tepat agar bisa menjawab semua tantangan demi menghapus dahaga gelar juara.
PSSI harus bisa sabar seperti memberikan kesempatan pada Luis Milla dulu dalam menghabiskan kontrak yang telah diberikan.
2. Adaptasi Ulang
Alasan kedua, PSSI lebih baik pertahankan Shin Tae-yong agar tak perlu adaptasi ulang lagi dengan pelatih baru jika nantinya sang juru taktik dipecat.
Karena pelatih Timnas Indonesia itu telah menanamkan bagaimana skema yang akan dirinya terapkan di lapangan nanti. Hal ini pun tak boleh putus di tengah jalan.
Sebab juru taktik yang baru nanti tak bisa serta merta menerapkan dengan cepat skema bermain kepada para pemain yang membela Timnas Indonesia mendatang.
3. Bayar Kompensasi Gaji
Alasan terakhir yang harus menjadi pertimbangan PSSI dalam memecat Shin Tae-yong adalah membayar kompensasi gaji yang bisa saja nominalnya cukup besar.
Menurut data Statista, pelatih Timnas Indonesia itu dibayar senilai Rp7 miliar (500 ribu dolar AS) ketika menukangi Korea Selatan di Piala Dunia 2018.
Meski sampai saat ini tak diketahui secara pasti berapa angka kontrak atau gaji yang disodorkan PSSI ke Shin Tae-yong selama empat tahun.
Melihat durasi tersebut, tampaknya PSSI harus mengeluarkan nominal yang sangat besar jika mendepak Shin Tae-yong di awal-awal kiprahnya ini.