Melihat Perbandingan Prestasi Indra Sjafri dan Shin Tae-yong
INDOSPORT.COM - Berikut ini perbandingan prestasi pelatih Indra Sjafri yang siap besut Timnas Indonesia dan juru taktik asal Korea Selatan Shin Tae-yong.
Di tengah wabah virus corona (COVID-19) yang masih melanda berbagai negara di dunia ini, termasuk Indonesia ada sebuah kabar mengejutkan.
Tepatnya pada pentas sepak bola nasional, dimana pelatih Timnas Indonesia teranyar Shin Tae-yong mencurahkan kegundahannya tentang sikap PSSI.
Hal itu tercurahkan dalam sebuah wawancara dengan media massa Korea Selatan, pekan lalu. Dalam tanya-jawab tersebut Shin Tae-yong bercerita banyak hal.
"PSSI sering berganti kepengurusan dan kebijakan. Sekjen Ratu Tisha yang punya kemampuan besar dan sangat disukai masyarakat tiba-tiba berhenti, April," kata Shin dinukil News Joins.
Tak hanya itu, dirinya juga tak habis pikir kenapa tiba-tiba PSSI menunjuk Indra Sjafri masuk dalam jajaran staf kepelatihan Timnas Indonesia.
Lalu keheranan pelatih berusia 49 tahun itu makin bertambah kala Indra Sjafri pamit tanpa izin kala Timnas Indonesia U-19 melakukan pemusatan latihan di Thailand.
Shin Tae-yong sempat ingin memberi maaf tetapi sikap eks juru taktik Bali United itu merasa semua tak ada masalah yang begitu berarti.
Kemudian PSSI mengangkat mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 itu menjadi Direktur Teknik Skuat Garuda alias posisinya berada di atas Shin Tae-yong.
"PSSI seharusnya fokus terhadap sepak bola. Negara-negara yang telah mengembangkan sepak bolanya lebih dikenal orang, ketimbang pejabat federasinya," ujar Shin Tae-yong.
Penjelasan tersebut pun turut membuat pria asal Sumatera Utara itu angkat bicara. Indra Sjafri menjelaskan kronologi yang sebenarnya terjadi dari sudut pandangnya.
Penjelasan eks Timnas Indonesia U-22 itu terpampang jelas dalam laman resmi PSSI. Indra Sjafri pun menekankan tetap mendukung kinerja Shin Tae-yong.
Akan tetapi pria yang membawa Egy Maulana Vikri gabung Lechia Gdansk itu berpendapat kalau apa yang diutarakan eks Seongnam Ilhwa Chunma FC cuma cari alasan.
"Dia ini sebenarnya banyak alasan saja karena tak yakin bisa memenuhi target berat yang dibebankan PSSI," jelas Indra Sjafri, Sabtu (20/06/20).
Kisruh ini turut membuat Ketua Satgas Timnas Indonesia Syarif Bastaman mengeluarkan sinyal akan mendepak Shin Tae-yong dari kursi kepelatihan.
Sebab sang pelatih diminta untuk hadir ke Indonesia dalam waktu dekat. Namun Shin Tae-yong sempat usul agar pemusatan latihan di Korea Selatan saja.
Atas cekcok tersebut kini beredar pula rumor dimana posisi Shin Tae-yong berpotensi digantikan oleh Indra Sjafri, yang dinilai lebih bisa.
Menanggapi hal ini, Indra Sjafri mengaku kalau dirinya nyaman ditempatkan di mana saja. Terlebih dirinya mengawali karier dari kelompok usia.
"Walaupun saya punya rekam jejak kepelatihan dari Timnas Indonesia U-17, U-18, U-19, dan terakhir U-22. (Hanya) Timnas Indonesia senior yang belum. Doakan saja," jelas Indra.
Terlepas dari hal tersebut ada sisi menarik yang bisa diketahui bersama oleh para penggemar sepak bola nasional akan rumor yang menyebutkan Indra Sjafri siap besut Timnas Indonesia.
Maka dari itu tak ada salahnya untuk mengetahui bagaimana prestasi Shin Tae-yong dan Indra Sjafri dalam membesut sebuah tim nasional sejauh ini.
1. Kiprah Shin Tae-yong dan Indra Sjafri
Pertama, tak ada salahnya melihat seluruh prestasi Indra Sjafri sejauh ini kala mengawali karier dari 2011 silam hingga sekarang.
Pelatih yang mengantongi lisensi AFC Pro itu sudah meraih gelar juara Piala AFF U-19 2013 serta menjadi peringkat ketiga pada 2017 dan 2018.
Kemudian merengkuh gelar juara Piala AFF U-22 2019 serta merebut medali perak SEA Games 2019 dan finis di posisi ketiga ajang Merlion Cup 2019.
Bertolak ke Shin Tae-yong, yang mengawali karier kepelatihan sejak 2014 silam ketika menjadi karetaker Timnas Korea Selatan lalu didapuk jadi asisten pelatih.
Lalu di 2015, eks Queensland Roar FC ini ditunjuk membesut Korea Selatan U-23 untuk mengikuti Olimpiade 2016 Rio dan tampil apik di fase grup.
Shin Tae-yong sukses imbangi Jerman dan kalahkan Meksiko serta Fiji. Namun terhenti di babak 16 besar setelah kalah dari Honduras.
Pada 2016, dirinya dipercaya memimpin Korea Selatan U-20 untuk ajang Piala Dunia U-20 2017 yang berlangsung di Negeri Gingseng itu.
Sempat tampil memukau di fase grup, Korea Selatan U-20 takluk dari Portugal pada babak 16 besar dengan skor 1-3 alias gagal juara di negara sendiri.
Kemudian di 2017, Shin Tae-yong didapuk menjadi kepala pelatih utama Korea Selatan yang mentas pada Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia.
Bahkan secara mengejutkan pelatih kelahiran Gyeongbuk itu bisa mengalahkan Jerman dengan skor 2-0. Meski gagal melaju ke fase 16 besar kala itu.
Bicara raihan gelar, Shin Tae-yong hanya bisa memenangi EAFF E-1 Football Championship 2017 bersama Korea Selatan dan menjadi gelar kelima negara tersebut.
Penjelasan ini tentu saja bisa disimpulkan sendiri oleh para pembaca. Menarik untuk melihat bagaimana sikap PSSI terhadap situasi yang sedang panas ini.
Terlebih konflik yang dialami oleh Shin Tae-yong dengan Indra Sjafri bisa saja merembet ke banyak hal. Sehingga PSSI harus bisa mendinginkan suasana.