Proyek '3 Sekawan' AC Milan, dari Swedia, Belanda, Kini Jerman?
INDOSPORT.COM - Keinginan AC Milan untuk merekrut banyak pemain dari negeri Jerman mengingatkan pada kesuksesan I Rossoneri di masa silam yang diperkuat oleh trio Belanda dan Swedia.
AC Milan merupakan salah satu tim Italia yang besar karena jasa pemain asing. Dalam sejarahnya, AC Milan pernah meraih dua periode kejayaan yang dimotori pemain-pemain asing.
Secara khusus, I Rossoneri pernah begitu melekat dengan trio Swedia dan Belanda. Bersama trio dari dua negara yang berbeda ini, Milan pernah merasakan dua masa kejayaan yang melegenda.
Jika kita putar kembali ingatan di awal tahun 1950-an, maka akan banyak catatan beraroma Swedia yang cukup bersejarah di AC Milan. Trio GreNoLi pernah bertanggung jawab atas awal sukses besar Milan di dekade 50-an dan 60-an.
Mereka adalah Gunnar Nordahl, Gunnar Gren, dan Nils Liedholm yang kemudian dikenal dengan Trio GreNoLi. Awal kisah sukses Trio GreNoLi sendiri bermula pada penampilan apik mereka di Olimpiade London 1948.
Kala itu, ketiganya sukses mengantarkan Swedia meraih emas usai mengalahkan Yugoslavia di final. Milan kemudian kepincut dengan permainan ketiganya yang saat itu masih bermain di IFK Norkopping, klub lokal Swedia.
Nordahl datang lebih awal di awal musim 1948/49 untuk membela Rossoneri. Setahun kemudian, dua rekannya menyusul di awal musim 1949/50. Debut awal trio ini terjadi di bulan September 1949, kala Milan menghadapi Sampdoria.
Pencapaian puncak Trio GreNoLi terjadi di musim 1850/51, kala membantu Milan meraih scudetto keempat mereka sepanjang sejarah. Mereka akhirnya harus bercerai pada tahun 1953, setelah Gunnar Gren memutuskan hengkang di tahun 1953.
Sementara Nordahl tetap menjadi bagian dari Milan hingga tahun 1956 sebelum bergabung dengan AS Roma. Namun pencapaiannya bersama Milan cukup membuatnya menjadi legenda di Negeri Pizza.
Nordahl menjadi top skor selama lima musim beruntun sejak musim 1949/50 – 1954/55. Total Nordahl mengemas 210 gol dalam 257 laganya bersama I Rossoneri.
Sementara Liedholm menghabiskan sisa kariernya bersama Milan. Playmaker yang disegani di masanya ini pensiun bersama Milan di tahun 1961.
The Dream Team
Setelah masa-masa suram di awal dekade 1980-an, AC Milan akhirnya kembali mengecap masa kejayaan keduanya di jaga sepak bola.
Adalah jasa trio Belanda yakni Marco Van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard, yang berjasa membawa Milan ke puncak dunia.
Di bawah asuhan pelatih terbaik Italia, Arrigo Sacchi, AC Milan berhasil mengemas 1 gelar scudetto, 2 Liga Champions, 2 Piala Super Eropa, 2 Piala Inter Kontintental.
AC Milan pun dijuluki sebagai The Dream Team, alias tim impian. Namun, kebersamaan Arrigo Sacchi bersama Milan tak berlangsung lama karena eks pelatih Parma itu harus menukangi Timnas Italia di Piala Dunia.
Meski begitu, kesuksesan Milan bersama legiun Belanda berhenti begitu saja. Kedatangan Fabio Capello justru membawa Milan menjadi tim terbaik dalam sejarah sepak bola Italia.
Bersama Capello Milan menambah koleksi trofi mereka berupa 4 gelar scudetto, 1 Liga Champions, 3 Piala Super Italia, dan 1 Piala Super Eropa.
Sayang, kebersamaan Trio Belanda tak cukup lama. Setelah kepergian Frank Rijkaard, Milan juga harus ditinggal oleh Marco Van Basten di pengujung masa bakti Capello. Van Basten harus pensiun dini di usia 29 tahun akibat cedera lutut yang ia alami.
1. Era Jerman?
Setelah sukses bersama trio Swedia dan Belanda, Milan perlahan-lahan mulai mengincar kesuksesan dengan mengandalkan legiun asal Jerman.
Calon pelatih sepak bola AC Milan, Ralf Rangnick, dikabarkan sedang mengincar lima pemain bintang Bundesliga Jerman untuk mempersiapkan revolusi besarnya bersama Ivan Gazidis.
Lima pemain itu adalah Robin Koch dari tim SC Freiburg, Evan N'Dicka dari Eintracht Frankfurt, Nadiem Amiri dan Paulinho dari Bayer Leverkusen, serta Melayro Bogarde yang saat ini tengah memperkuat Hoffenheim. Mereka masih berusia sekitar 20 tahunan.
Lima pemain itu diperkirakan sudah cukup untuk menambal masalah di beberapa sektor di Rossoneri. Dari kelima pemain tersebut, ada dua legiun Jerman di dalanya, yakni Robin Koch dan Nadiem Amiri.
Robin Koch dan Nadiem Amiri bergabung dalam daftar pemain Jerman incaran Rangnick lainnya seperti Mario Gotze. Ketiga pemain ini diyakini bukanlah kloter terakhir pemain asal Jerman yang ditaksir Milan.
Hal ini cukup menarik memang. Sebab, Jerman bukanlah kiblat sepak bola AC Milan yang terbiasa mengandalkan pemain asal Italia, Belanda, dan Brasil.
Justru rival sekota mereka, Inter Milan, yang pernah punya sejarah manis dengan legiun Jerman di masa silam dengan keberadaan Lothar Matthaus, Jurgen Klinsmann, dan Andreas Brehme.
Sepanjang sejarah, hanya satu pemain asal Jerman yang benar-benar menjadi legenda di San Siro, yaitu Oliver Bierhoff. Dua pemain Jerman lain di angkatan Bierhoff, yakni Christian Ziege dan Jens Lehmann, harus gagal total di Milan.
Namun, revolusi yang dibangun Milan saat ini sepertinya cukup berbeda. Sebab, dipimpin oleh pelatih yang juga berasal dari Jerman, AC Milan akan membangun kesuksesan dengan pemain-pemain muda masa depan Jerman.
Kehebatan pesepak bola asal Jerman sendiri tak perlu diragukan lagi. Negara sepak bola satu ini berkontribusi besar dalam perkembangan industri si kulit bundar di Eropa.
Dengan kesuksesan Bundesliga Jerman dan juga klub-klub seperti RB Leipzig dan Bayern Munchen, AC Milan bisa bertaruh dengan perasaan yang cukup lega di bursa transfer musim panas ini.