Relakan Romagnoli, AC Milan Bisa Ulangi Blunder Kaka
INDOSPORT.COM - AC Milan pun mesti pikir-pikir untuk jual Alessio Romagnoli jika tak ingin cerita Ricardo Kaka kembali berulang yang merugikan klub dalam waktu lama.
Skema barter kembali muncul dalam masa bursa transfer musim panas 2020. Dua tim raksasa Eropa, AC Milan dan Liverpool, dikabarkan bakal melakukan tukar guling dalam perekrutan pemain.
I Rossoneri dilaporkan bersiap melepas pemain terbaiknya, yakni Alessio Romagnoli. Bek 26 tahun itu bakal ditukar dengan gelandang tengah Liverpool, Naby Keita, plus uang transfer sebesar 60 juta euro.
Secara matematis, AC Milan mungkin akan tergiur dan menerima tawaran Liverpool. Uang 60 juta euro bisa dipakai untuk mencari bek tengah pengganti Romagnoli, belum soal Naby Keita yang jadi bahan barter, kualitasnya terbilang memang dibutuhkan AC Milan.
Apalagi, AC Milan musim depan santer diisukan akan dilatih juru taktik Jerman, Ralf Rangnick. Sosok Rangnick pasti akan sangat senang bila AC Milan mendapatkan jasa Naby Keita.
Namun hal ini menimbulkan ganjalan hati tersendiri di kubu Rossoneri. Sebab, Alessio Romagnoli merupakan salah satu pemain paling setia di Milan.
Tak pernah terucap sekalipun keinginan Romagnoli untuk hengkang dari San Siro. Bahkan, bek Timnas Italia ini mengaku setia kepada Milan meski timnya terus terpuruk.
AC Milan pun mesti berhati-hati. Jika salah bertindak, bisa-bisa cerita soal Ricardo Kaka pun bakal kembali berulang yang merugikan AC Milan.
1. Deja Vu Kaka pada diri Romagnoli
Sama seperti Alessio Romagnoli, Ricardo Kaka merupakan pemain bintang yang setia kepada Milan. Bahkan, Kaka pernah bertekad untuk menjadi kapten dan mengakhiri karier di AC Milan.
Namun apa boleh dikata, setelah rumor panjang ketertarikan Real Madrid kepada dirinya, Kaka yang awalnya menolak tawaran tersebut pun akhirnya harus hengkang ke Bernabeu.
Adalah peran Adriano Galliano CEO AC Milan, yang menyebabkan Kaka harus hengkang dari San Siro. Status Kaka sebagai pemain terbaik dunia pada 2007 membuat klub besar seperti Real Madrid tertarik pada dirinya.
Sialnya, saat itu Milan tengah mengalami kesulitan finansial, setidaknya itu alasan yang dikemukakan oleh Galliani.
Akhirnya, Kaka pun harus dilego ke Real Madrid pada 2009 dengan mahar fantastis mencapai 80 juta euro. Kaka saat itu menjadi pemain termahal dunia.
Sayang, karier Kaka di Real Madrid tidak begitu mulus karena diganggu oleh cedera. Namun, dampak lebih parah terjadi kepada Milan.
Semenjak kepergian Kaka pada 2009, Milan tak benar-benar bisa bangkit sebagai raja sepak bola Eropa. Meski sempat meraih scudetto musim 2010-2011, tak bisa dipungkiri taji Milan sudah hilang tak seperti dulu.
Kepergian Kaka yang disusul bintang-bintang uzur seperti Seedorf, Gattuso,Inzaghi, Nesta, dan lainnya membuat Milan kesulitan bangkit bersaing di papan atas hingga saat ini.
Hal ini patut jadi catatan bagi Rossoneri. Menjual Romagnoli ke Liverpool berpotensi menghadirkan masalah yang sama. Saat ini Milan memiliki pertahanan yang bagi di Italia di bawah komando sang kapten, Alessio Romagnoli.
Kepergian Romagnoli tak hanya mengurangi kualitas lini belakang, tetapi juga hilangnya figur pemimpin di dalam tim.
Padahal, sejak awal, Romagnoli diharapkan menjadi pusat dari revolusi Milan di bawah Ralf Rangnick. Kepergian Romagnoli pun berpotensi membuat AC Milan kembali terpuruk layaknya ketika ditinggal Kaka.