Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Berhenti, Ekonomi Merugi Hingga 3 Triliun Rupiah
INDOSPORT.COM - Berhentinya perputaran roda kompetisi Liga 1 dan Liga 2 ternyata benar-benar memberikan dampak. Bahkan akibat berhentinya hompetisi, kerugian perputaran ekonomi mencapai 3 triliun rupiah.
Hal ini diutarakan oleh Kepala Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global LPEM Universitas Indonesia, Mohammad Dian Revindo. Hal itu ia utarakan kepada Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta.
“Patut dicatat, dampak ekonomi karena kompetisi itu tak hanya berhenti di ekonomi, tapi menghasilkan dampak sosial yang baik bagi anak muda, seperti kesehatan, dan tercurahnya aktivitas untuk hal-hal positif,” kata Revindo.
Ucapan Revindo bukan tanpa data. Sebab menurut dia sepakbola saat ini sudah menjadi industri dan menggerakkan kesempatan orang bekerja sebanyak 24 ribu orang.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengapresiasi pemikiran peneliti Universitas Indonesia dan menyatakan bahwa PSSI terbuka menjalin kerja sama dengan para akademisi demi kemajuan sepak bola nasional.
“Kita melakukan banyak hal yang dapat menghasilkan manfaat penting bagi kemajuan sepak bola Indonesia, termasuk kerja sama dengan para akademisi dunia pendidikan,” jelas Mochamad Iriawan.
Pria yang kerap disapa Iwan Bule ini juga menambahkan, bila kompetisi Liga 1 dan Liga 2 kembali digulirkan maka banyak masyarakat yang merasakan dampak positif. Setidaknya mereka bisa mendapatkan kembali penghasilan.
“Dengan kembali bergulirnya liga, para pelatih, pemain, dan komponen-komponen lain di klub akan kembali mendapatkan pemasukan. Sponsor pun mengucurkan lagi dananya,” urainya.
PSSI memang telah memastikan kompetisi Liga 1 2020 kembali dilanjutkan. Kompetisi sepak bola kasta teratas di Indonesia itu dijadwalkan bergulir pada bulan September atau Oktober.