3 Faktor yang Membuat Malang Bisa Menjadi Homebase Tim Liga 1 2020
INDOSPORT.COM - Wacana PSSI untuk menggelar sentralisasi jadwal pada kelanjutan Liga 1 2020 di Pulau Jawa, membuat sejumlah tempat bisa menjadi opsi bagi tim lain untuk menjadikannya homebase.
Salah satu lokasi yang bisa menjadi pertimbangan, adalah Malang Raya. Ya, markas Arema FC itu menawarkan sejumlah fasilitas pendukung yang patut menjadi pertimbangan bagi sejumlah tim di luar Jawa.
Setidaknya, ada 3 faktor yang membuat Malang Raya bisa menjadi homebase tim-tim Liga 1 2020. Berikut ini INDOSPORT merangkumnya.
1. Stadion
Ada dua stadion yang menjadi ikon Malang Raya di pentas sepak bola nasional. Menariknya, baik Stadion Kanjuruhan maupun Gajayana memiliki sejumlah fasilitas yang termasuk ke dalam Grade A dalam regulasi nasional, serta kerap menggelar laga-laga level Asia.
Stadion Kanjuruhan memiliki daya tampung penonton secara maksimal 40 ribu, alias 15 ribu lebih besar dibanding Gajayana. Sistem pengamanan beserta akses pun terbilang cukup baik pada dua stadion tersebut.
Dari segi fasilitas, keduanya juga menawarkan item yang cukup lengkap, salah satunya lampu. Dari verifikasi terakhir pada Februari, Kanjuruhan dinilai layak setelah terukur dengan 901 Lux, sedangkan Gajayana memiliki standar minimal regulasi yaitu 800 sampai 1200 Lux.
Pengalaman dua venue ini juga tak bisa diremehkan. Baik Kanjuruhan maupun Gajayana, rutin menggelar laga kompetisi Liga 1 hingga mengecap level internasional saat Liga Champions Asia maupun AFC cup beberapa tahun silam.
1. 2 Faktor Lain Malang Layak Jadi Tuan Rumah Liga 1 2020
2. Lapangan Latihan
Tak hanya berkutat pada stadion, Malang Raya juga menawarkan sejumlah fasilitas pendukung dalam aktivitas tim Liga 1. Yang paling utama, tentu saja tempat latihan.
Jika bermarkas di Kota Malang, ada beberapa lokasi yang bisa mendukung aktivitas klub. Lapangan dengan kualitas baik terhampar di kompleks Stadion Gajayana, Asifa hingga milik kampus di Universitas Malang, Brawijaya dan Muhammadiyah.
Kabupaten Malang memiliki lapangan latihan representatif selain satu lapangan di kompleks Stadion Kanjuruhan. Yaitu lapangan milik Yon Zipur Kepanjen, Stadion Dirgantara di Pakis hingga Lapangan berstandar nasional di Wajak yang berjarak 2 jam dari pendakian Gunung Semeru.
Sementara Kota Batu tak kalah memikat, dengan keberadaan Kompleks Agro Wisata yang memiliki fasilitas lengkap untuk markas klub. Stadion Brantas bisa menjadi opsi untuk menggelar latihan, selain kompleks Arhanud yang mementaskan Liga 1 putri sepanjang 2019 lalu.
3. Kultur Sepak Bola
Predikat Jawa Timur sebagai barometer sepak bola nasional, tak lepas dari kontribusi Malang Raya. Bagaimana kawasan penghasil apel dan juga kopi ini turut andil dalam prestasi tim nasional lewat deretan pesepak bola berbakatnya.
Faktor itu lah yang membuat kultur sepak bola di Malang begitu kuat. Bahkan, ada 9 tim yang turun pada kompetisi sepak bola segala divisi di bawah naungan PSSI.
Pada musim ini, Arema FC menjadi satu-satunya tim yang mentas di Liga 1. Sementara 8 tim lainnya meramaikan pentas Liga 3, yaitu Persekam Metro FC, Singhasari FC, Persema Malang, Persema 1953, Malang United, Sumbersari FC, ASIFA dan Persikoba Kota Batu.
Sejumlah tim luar daerah pun kerap bermarkas sementara waktu di Malang. Persiba Balikpapan menggunakan Stadion Gajayana pada Liga 1 2017, dilanjutkan Perseru Serui pada musim 2018 lalu.