Apa Kabar Maniche, Si Bengal Portugal Kesayangan Jose Mourinho
INODOSPORT.COM - Mengenal Maniche, sang gelandang bengal asal Portugal yang menjadi kesayangan pelatih Jose Mourinho dan apa kabar terbarunya saat ini.
Sebelum era Cristiano Ronaldo muncul, Timnas Portugal lebih dulu memiliki beberapa bintang lapangan hijau yang mampu menyihir dunia, seperti Paulo Futre, Pauleta, Eusébio, Luís Figo maupun Deco.
Bahkan sebelum Ronaldo meraih gelar Ballon d'Or pertamanya tahun 2008 lalu, sudah ada dua pemain Portugal yang lebih dulu memenangkan trofi pemain terbaik dunia ini, yakni Eusebio tahun 1965 dan Luis Figo tahun 2000.
Dari sekian banyak pemain bintang Portugal tersebut, nama Nuno Ricardo de Oliveira Ribeiro atau yang lebih akrab disapa Maniche menjadi salah satu pesepakbola yang menjadi idola pada masanya.
Selama aktif bermain, Maniche dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik Portugal bahkan ia turut tampil saat A Selecao mentas di ajang Euro 2004 dan Piala Dunia 2006 silam.
Mengulas sedikit tentang awal karier sang pemain. Jebolan akademi Benfica ini mendapat kontrak profesional pertamanya pada tahun 1995. Layaknya pemain muda, Maniche pernah menjalani masa pengembangan karier bersama Alverca, yakni tim feeder dari Benfica selama tiga tahun.
Melihat pencapaian yang impresif bersama Alverca, pelatih Benfica tertarik menariknya kembali ke tim utama. Sempat bermain baik sebagai winger dalam dua tahun pertamanya, nasib apes malah menimpa Maniche.
Pada tahun 2002, Maniche yang jiwa mudanya saat itu masih bergejolak melakukan aksi indisipliner dan membuatnya lebih banyak duduk di bangku cadangan bahkan pernah terbuang ke tim cadangan Benfica.
Beruntung saat itu Jose Mourinho datang menyelamatkan kariernya. Sama-sama terbuang dari Benfica (Jose Mourinho pernah melatih Benfica namun hanya bertahan tiga bulan), keduanya mencoba peruntungan di FC Porto.
Jose Mourinho yang menjadi pelatih FC Porto saat itu, kagum dengan kualitas Maniche dan berani memboyongnya meski sang pemain tengah terbuang dari skuat utama Benfica.
Menariknya lagi, Jose Mourinho nekat mengganti posisi Maniche dari yang awalnya seorang winger menjadi gelandang. Perjudian tersebut terbilang sukses, hanya dalam dua musim keduanya langsung mempersembahkan berbagai gelar buat Porto.
Sebut saja dua gelar Primeira Liga, serta masing-masing satu trofi Taca de Portugal, Supertaca Candido de Oliveira, UEFA Champions League, serta UEFA Cup.
Keberhasilan bersama FC Porto membuat nama Maniche laris di bursa transfer, dan klub Dynamo Moscow dari Rusia berhasil mendatangkannya dengan dana 26 juta euro. Nilai yang menjadikannya sebagai salah satu transfer termahal Eropa saat itu.
Namun sayang, biaya mahal tersebut gagal dibayar lunas oleh sang pemain. Pada musim pertamanya, ia cuma bisa 12 laga tanpa mencetak satu gol, dan karier Maniche pun dianggap mati saat itu.
Beruntung, Jose Mourinho yang saat itu menjadi pelatih Chelsea datang memboyongnya dari Dynamo Moscow dengan status pinjaman. Kebetulan juga, Chelsea di musim tersebut membutuhkan pemain gelandang lantaran stok pemain tengah mereka diterpa badai cedera.
Meski bermain dengan pelatih favoritnya, sikap bengal Maniche masih belum berubah. Pada pertandingan kelima bersama Chelsea, sang pemain memiliki peluang mencetak gol penyeimbang ketika berhadapan dengan West Ham United namun sayang bola sepakannya malah melambung.
Usai gagal mencetak gol, Maniche malah melakukan aksi konyol dan membuatnya mendapat kartu merah langsung pada menit ke-17. Beruntung Chelsea masih berhasil meraih kemenangan dengan skor telak 4-1.
Total Maniche hanya mampu bermain sebanyak delapan kali saat bersama Chelsea, namun ia tetap berkontribusi dalam raihan gelar Liga Inggris yang diterima The Blues 2005/06.
Pencapaian tersebut membuat beberapa tim besar mulai kembali melirik Maniche, dan Atletico Madrid jadi tujuan karier sang pemain selanjutnya.
Karirnya bersama Atletico Madrid lumayan nyaman, namun lagi-lagi sebuah kontroversi dilakukan Maniche pada musim keduanya di Spanyol.
Manajemen Atletico Madrid sejatinya ingin memperpanjang kontrak sang pemain sampai beberapa musim ke depan. Akan tetapi, hingga jeda waktu yang diberikan tidak ada respons maupun tanda-tanda negosiasi yang diberikan Maniche.
Atletico Madrid pun merasa kecewa, dan pada 6 Mei lalu Maniche resmi dilepas. Padahal musim kompetisi masih berjalan dan kontrak aslinya belum benar-benar berakhir.
Sempat dirumorkan bakal kembali ke Portugal, sang pemain malah memutuskan gabung FC Koln di Liga Jerman. Sebelum akhirnya pulang kampung ke negaranya dan memperkuat Sporting CP hingga ia pensiun tahun 2011 lalu.
1. Kabar Pasca Pensiun
Selepas gantung sepatu, Maniche tampak terinspirasi untuk mengikuti jejak Mourinho. Ia pun mulai meniti karier sebagai asisten pelatih di beberapa klub Portugal.
Petualangan pertamanya sebagai pelatih datang saat menerima tawaran sebagai asisten pelatih Pacos Ferreira pada tahun 2013 lalu, kemudian pindah ke Academica di 2016 silam juga masih sebagai asisten pelatih.
Selain itu, Maniche juga masih bekerja dalam bidang sepak bola di balik layar. Mantan pemain berusia 42 tahun ini adalah duta besar untuk FIFA, UEFA dan merupakan komentator salah satu televisi di Portugal.
Selain itu, ia juga telah menerbitkan buku biografinya sendiri dengan judul 'Maniche 18'. Sebuah buku yang mengulas kariernya serta pengalaman saat bermain dengan beberapa pemain hebat seperti Deco, Cristiano Ronaldo, Figo, Casillas, Torres atau hingga Jose Mourinho.