3 Fakta di Balik Penolakan Persebaya atas Kelanjutkan Liga 1 2020
INDOSPORT.COM - Terselip tiga fakta di balik penolakan klub Persebaya Surabaya atas keputusan PSSI untuk melanjutkan roda kompetisi Liga 1 2020.
Keputusan PSSI untuk melanjutkan roda kompetisi Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 kembali mendapat hambatan. Kali ini tiga klub sekaligus menyatakan penolakannya terhadap kelanjutan liga.
Ketiga klub itu adalah Persebaya Surabaya, Barito Putera, dan Persik Kediri. Di antara ketiganya, Persebaya Surabaya menjadi yang paling banyak mendapat sorotan mengingat mereka adalah tim dengan basis suporter yang besar.
Sebelumnya Presiden Persebaya, Azrul Ananda, mengaku pihaknya menghormati keputusan PSSI terkait kelanjutan Liga 1 2020 di tengah wabah virus corona.
Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan PSSI Nomor SKEP/53/VI/2020 tanggal 22 Juni 2020 yang diterima langsung oleh pihak manajemen Green Force.
"Hanya saja, di tengah situasi pandemi COVID-19 ini, Persebaya mau tidak mau harus menyatakan sikap tidak setuju untuk dilanjutkan," ujar Azrul, Rabu (01/07/20).
PSSI memang sudah mengambil keputusan melalui Surat keputusan SKEP/VI/2020 akan melanjutkan kompetisi Liga 1 2020 di mana kompetisi teratas di Indonesia ini berlangsung pada Oktober mendatang.
Keputusan untuk melanjutkan Liga 1 2020 memang penuh dengan berbagai pertimbangan. Perubahan regulasi akan diterapkan jika nanti roda kompetisi kembali bergulir.
Berikut ini kami rangkum tiga fakta di balik penolakan Persebaya atas kelanjutan Liga 1 2020.
1. Jawa Timur Zona Merah
Salah satu alasan utama penolakan adalah karena kondisi Jawa Timur sebagai salah satu provinsi yang cukup parah terpapar COVID-19. Data zona merah masih naik-turun namun masih dalam batas cukup mengkhawatirkan.
Data 1 Juli lalu yang dihimpun dari infocovid19.jatimprov.go.id menunjukkan masih ada 13 daerah di Jatim yang berstatus zona merah, yang salah satunya adalah Surabaya.
Jawa Timur juga masih memiliki belasan wilayah oranye atau daerah dengan risiko penularan sedang. Kondisi inilah yang melatari keputusan Persebaya untuk lebih baik menolak kelanjutan kompetisi Liga 1 2020.
Apalagi, seperti diketahui Persebaya memiliki basis suporter yang sangat besar. Memobilisasi puluhan ribu Bonekmania untuk tertib tidak berkumpul atau pun datang ke stadion bukanlah hal yang mudah dan berisiko.
2. Didukung Suporter
Keputusan dari manajemen Persebaya mendapat dukungan dari sejumlah kelompok suporter Bajul Ijo. Pentolan Bonek, Andie Peci, menyatakan dukungannya kepada keputusan manajemen untuk menolak Liga 1 2020.
Selain itu, kelompok Green Nord27 juga secara lantang menyatakan penolakan terhadap bergulirnya kembali Liga 1 2020 dengan pertimbangan kesehatan.
Mereka bahkan menolak segala kompetisi sepak bola di segala kelompok usia sampai keluar keputusan resmi dari pemerintah bahwa Indonesia telah aman dari COVID-19.
1. 3. Format Kompetisi Belum Jelas
Salah satu hal menarik dari penolakan ini juga secara tidak langsung berkaitan dengan masih belum jelasnya format kompetisi yang dijanjikan PSSI.
Sampai saat ini PSSI hanya bisa memberikan gambaran kasar jalannya kompetisi seperti penghapusan degradasi, sentralisasi kompetisi, dan beberapa lainnya.
Sebetulnya, apabila kompetisi digelar di tempat yang aman, persoalan risiko penularan COVID-19 bisa ditekan secara signifikan. Namun hingga kini PSSI belum memberitahukan di mana pertandingan akan digelar.
Persebaya sebagai tim yang ada di Jawa Timur dan Pulau Jawa secara umum pun pantas khawatir karena hadirnya kompetisi Liga 1 2020 berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
Akan tetapi, tak menutup kemungkinan keputusan ini direvisi oleh Persebaya tergantung apakah PSSI bisa meyakinkan klub-klub tersebut dengan formula yang terbaik untuk semua pihak tentunya.