3 Kekuatan Leverkusen yang Bisa Jadi Bencana Bayern Munchen di Final DFB Pokal
INDOSPORT.COM – Bayern Munchen sebaiknya berhati-hati dengan 3 kekuatan Bayer Leverkusen yang bisa membawa bencana pada babak final DFB Pokal dini hari nanti.
Setelah memastikan diri menjadi juara Bundesliga Jerman musim ini, skuat asuhan Hansi Flick memiliki misi lain yaitu dengan memertahankan gelar DFB Pokal. Musim lalu, Bayern Munchen berhasil menjadi juara setelah mengalahkan RB Leipzig di babak final.
Namun musim ini sepertinya usaha itu tidak akan mudah, karena Bayern Munchen bakal berhadapan dengan tim tangguh, Bayer Leverkusen. Di bawah asuhan Peter Bosz, yang pernah melatih Borussia Dortmund dan Ajax Amsterdam, Bayer Leverkusen bukan tim sembarangan.
Buktinya, Leverkusen asuhan Peter Bosz adalah tim pertama yang mampu memberi kekalahan pada Bayern Munchen-nya Hansi Flick. Tepat November lalu, taktik jitu Peter Bosz berhasil mengantarkan Bayer Leverkusen mengalahkan Bayern Munchen di Allianz Arena.
Meskipun pada akhirnya Hansi Flick berhasil membalas kekalahannya dari Bayer Leverkusen dengan menang di Bay Arena pada tahun ini, tetap saja laga final DFB Pokal dini hari nanti tak akan mudah.
Pasalnya, Leverkusen punya 3 kekuatan atau senjata yang bisa melumpuhkan Munchen di final DFB Pokal. Dengan gaya main menyerang nan memukau, Leverkusen asuhan Peter Bosz punya senjata rahasia yang bisa memberi bencana bagi Hansi Flick dan Bayern Munchen, apa itu?
1. Gaya Permaianan Tiki-taka
Bagi anda yang belum pernah menonton pertandingan Bundesliga Jerman, rasanya mulai dari sekarang, Bayer Leverkusen harus menjadi tontonan wajib. Pasalnya, gaya main Bayer Leverkusen sangat mirip dengan tiki-taka yang sangat menghibur.
Bayer Leverkusen saat ini dikenal sebagai salah satu tim dengan penguasaan bola tertinggi hingga mencapai 65%. Luar biasanya, cara Leverkusen memiliki penguasaan bola setinggi itu hanya dengan memainkan sepak bola satu sentuhan secara cepat.
Seperti tiki-taka Pep Guardiola, Peter Bosz juga menginstruksikan anak asuhannya untuk membangun serangan dari kiper dan lini pertahanan. Guna memudahkan melakukan sepak bola satu sentuhan, jarak antar pemain Leverkusen sangatlah berdekatan.
Dengan jarak antar pemain yang begitu dekat, memudahkan para pemain Bayer Leverkusen memainkan umpan-umpan pendek nan cepat dengan satu sentuhan guna memertahankan penguasaan bola. Dalam pertandingan melawan Mainz, Leverkusen bahkan mencatatkan rekor 92 persen operan sukses.
Serangan Sayap
Hanya mengandalkan tiki-taka tanpa penyelesaian akhir tentu tak akan menghasilkan apapun. Oleh karena itu, Peter Bosz memiliki taktik lanjutan dengan mengandalkan para pelari cepat di posisi sayap yang biasanya diisi oleh Leon Bailey, Moussa Diaby, dan Karim Bellarabi.
Ketiga pemain cepat itu, memiliki lari luar biasa dan sangat sulit untuk dikejar oleh pemain lain. Sadar kalau Leverkusen memiliki banyak pelari cepat, Bosz pun kerap memainkan taktik dengan mengeksploitasi sayap lawan.
Jadi ketika menguasai bola, semua pemain akan mengusahakan operan agar bisa sampai di posisi sayap lawan. Yang membuat taktik ini berbahaya adalah, sayap cepat Leverkusen sering kali menerima bola berada di belakang bek sayap lawan.
Kesolidan Lini Tengah
Jika seandainya serangan dari sayap tidak ampuh, Peter Bosz masih mempunyai senjata terakhir yaitu dengan mengandalkan kesolidan lini tengah. Untuk membuat Leverkusen tetap menguasai bola di lini pertahanan lawan, dibutuhkan gelandang serang mumpuni yang sanggup memertahankan bola.
Sosok itu dimiliki Leverkusen dalam diri Kai Havertz yang sanggup untuk meretensi sekaligus mengalirkan bola ke titik lemah pertahanan lawan. Tentu Kai Havertz tak akan sendiri, ia juga kerap dilapisi oleh duet gelandang bertahan Leverkusen.
Oleh karena itu, Kai Havertz sering terlihat berada pada posisi segitiga dengan pemain Leverkusen untuk menciptakan operan kombinasi yang bisa merusak formasi pertahanan lawan.
Bisa dibayangkan, Leverkusen adalah tim yang memiliki kekuatan untuk meretensi bola, serangan sayap berbahaya, serta lini tengah solid. Jika Bayern Munchen tidak mampu mengatasi kekuatan Leverkusen itu, rasanya bencana di final DFB Pokal dini hari nanti bakal terealisasi.