7 Tahun Lalu, Persipura Tega Hancurkan Hati Saudara Mudanya
INDOSPORT.COM - Pada 2013 atau tujuh tahun lalu, Persipura Jayapura menang telak atas rival sekota, Persidafon Dafonsoro, dalam duel Liga Indonesia.
Dalam dunia sepak bola, selalu saja ada drama-drama menarik yang tersaji di tiap perhelatannya. Kisah yang selalu menarik, tentu saja laga bertajuk derby. Laga antar rival dari daerah yang sama ini selalu saja diwarnai api yang membara.
Persoalan gengsi menjadi penyebab laga derby selalu menarik untuk ditonton. Tak hanya di liga-liga sepak bola dunia, tapi di Liga Indonesia pun ada beberapa laga derby yang menarik.
Persipura Jayapura kontra Persidafon Dafonsoro memang bukan menjadi derby big match di kompetisi sepak bola Indonesia. Pamornya bahkan tak bisa menyaingi panasnya derby Arema Malang vs Persebaya Surabaya atau Arema Malang vs Persema Malang.
Tapi, kisah derby Persipura Jayapura vs Persidafon Dafonsoro juga sarat akan gengsi. Kedua klub ini saling bersebelahan dan yang membedakan hanya status administratif. Persipura berasal dari Kota Jayapura, dan Persidafon lahir dari Kabupaten Jayapura. Kedua tim berjarak kurang lebih 33 kilometer.
Persipura vs Persidafon tak banyak bertemu di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Mereka hanya berhadapan sebanyak empat kali yakni di dua musim beruntun, 2011/2012 dan 2012/2013, sebelum akhirnya Persidafon terdegradasi kembali ke kasta kedua.
Ironis bagi Persidafon Dafonsoro, selama empat kali pertemuan dengan Persipura Jayapura, mereka justru tak pernah mampu memenangkan pertandingan.
1. Kekalahan Telak Persidafon Kontra Persipura
Tepat 7 tahun yang lalu, derby Jayapura digelar di Stadion Mandala dalam laga pekan ke-28 Liga Super Indonesia musim 2013.
Meski masih menyisakan 6 laga akhir, namun laga derby ini menjadi laga yang menentukan bagi kedua tim di posisi papan klasemen. Persipura Jayapura di ambang juara dan sebaliknya, Persidafon berada di jurang degradasi.
Skuat Mutiara Hitam hadir dengan ambisi menang setelah di laga sebelumnya menelan kekalahan di markas Barito Putera. Sementara Persidafon juga ingin menghapus tren buruknya yang baru mencicipi 5 kali kemenangan sepanjang kompetisi.
Sayang, laga derby ini justru menghadirkan luka bagi sang adik. Persidafon dihajar habis-habisan.
Gol pertama untuk Persipura lahir di menit ke-16 melalui pemain belakang asal Brasil, Otavio Dutra. Pada menit ke-22, Persipura menggandakan keunggulan menjadi 2-0 lewat gol yang lagi-lagi dicetak oleh pemain belakang, Bio Pauline. Tiga menit sebelum turun minum, Zah Rahan Krangar kian menguatkan keunggulan Persipura menjadi 3-0.
Hasil tersebut semakin menimbulkan kemustahilan bagi kubu Persidafon yang ingin memutus tren negatifnya. Apalagi, Persidafon kian apes setelah pemain belakangnya, Precious Emujeraye diganjar kartu merah di menit awal babak kedua.
Boaz Solossa menambah nestapa bagi sang adik saat mencetak gol keempat Persipura di menit ke-51. Gol Persipura kembali bertambah yang dihasilkan Patrich Wanggai dimenit ke-65. Namun, Persidafon akhirnya memecah telur di menit ke-67 Pape Ndiaye Latyr dan membuat skor berubah menjadi 5-1.
Akan tetapi, pesta gol Persipura masih terus berlanjut jelang bubaran. Zah Rahan mencetak gol keduanya di menit ke-82, diikuti dua gol Ricky Kayame di masa injury time dan memaksa sang adik pulang dengan kekalahan cukup telak, 8-1.
Persidafon yang di musim sebelumnya mampu finis di peringkat ke-10, akhirnya harus tertunduk lesu di papan bawah klasemen. Pasca kalah telak dari Persipura, posisi mereka kian terjerembab di zona degradasi. Tim Gabus Sentani ini kemudian terdegradasi diakhir kompetisi setelah hanya bisa finis di peringkat ke-16.