Bukan 'Dibantu' Wasit, Barcelona Sendiri yang Buat Real Madrid Juara LaLiga
INDOSPORT.COM - Barcelona terus menuding rivalnya Real Madrid dibantu keputusan VAR dalam memenangkan persaingan gelar juara LaLiga Spanyol. Apakah di lapangan faktanya betul demikian?
Real Madrid akhirnya memastikan diri sebagai kampiun LaLiga Spanyol 2019-2020 usai menekuk Villarreal 2-1 dalam pertandingan pekan ke-37 di Stadion Alfredo Di Stefano, Jumat (17/07/20) dini hari WIB.
Kemenangan ini membawa Real Madrid nangkring di posisi puncak klasemen dengan 86 poin hasil 26 menang, 8 seri, dan 3 kalah. Posisi El Real tak terkejar oleh Barca (79 poin) yang di waktu bersamaan kalah dari Osasuna.
Tak ada pihak yang paling merasa kesal dan dirugikan dari hal ini selain daripada Barcelona, rival utama mereka di LaLiga Spanyol. Maklum, seperti sebelum-sebelumnya, kedua tim bersaing sengit sepanjang musim ini.
Namun, musim ini sedikit berbeda. Ada bumbu-bumbu yang dinamakan dengan VAR (Video Assistant Referee). Di seperempat musim ini pihak Barcelona tak henti-hentinya menuding Real Madrid dibantu oleh VAR dalam mendapatkan poin pertandingan.
Tak tanggung-tanggung, presiden klub Barca, Josep Maria Bartomeu, menyindir langsung hal ini meski tak menyebut nama Madrid secara langsung. "Setelah lockdown, ada banyak laga yang bahkan satu tim yang sama selalu diuntungkan dan banyak tim yang lainnya tidak beruntung," ujar Bartomeu dikutip dari Marca.
Dalam beberapa laga-laga terakhir Real Madrid memang mendapatkan penalti dan beberapa di antaranya melalui keputusan VAR terlebih dahulu.
"VAR harus memberikan bantuan pada wasit. Dalam beberapa laga terakhir, semuanya bisa melihat bahwa VAR tidak digunakan dengan baik," tambah Bartomeu.
Sementara itu hal berkebalikan terjadi pada bek Barcelona, Gerard Pique, meskipun objeknya tetap sama, yakni dirugikan VAR. Dalam sebuah laga melawan Villarreal, Pique memberikan gestur kontroversial ketika VAR terlibat dalam keputusan wasit.
Pique dan fans Barcelona merasa timnya lebih sering dirugikan oleh VAR ketimbang Real Madrid yang notabene lebih banyak mendapat keuntungan. Hal ini dianggap memengaruhi dalam persaingan di tangga juara, terutama setelah lockdown.
Dari statistik, setidaknya ada enam momen di mana Real Madrid dituding diuntungkan oleh VAR mulai dari hadiah penalti sama keputusan off side. Keenam laga itu adalah Real Madrid 1-3 Eibar (pekan ke-28), Real Madrid 3-0 Valencia (pekan ke-29), Real Sociedad 1-2 Real Madrid (pekan ke-30), Real Madrid 1-0 Getafe (pekan 33), dan teranyar Athletic Bilbao 0-1 Real Madrid (pekan 34).
Namun, apakah benar keberhasilan Real Madrid mengunci gelar dengan selisih tujuh poin dari Barcelona di pekan ke-37 merupakan andil dari VAR?
Bicara soal VAR, sebetulnya bukan Real Madrid saja yang 'diuntungkan'. Barcelona pun pernah diuntungkan. Tak percaya?
Dilansir dari AS, terselip fakta menarik pada musim 2019-2020 ini di mana Real Madrid mendapat sepuluh kali intervensi atau keputusan lewat VAR.
Dari total tersebut, hanya dua di antaranya yang mengubah hasil imbang menjadi kemenangan buat Real Madrid, sementara dua keputusan VAR lainnya justru membuat El Real meraih kekalahan.
Sedangkan Barcelona yang juga sama-sama mendapat 10 kali intervensi VAR, hanya satu kali mendapat keuntungan lantaran laga berubah menjadi kemenangan dan satu keputusan membuat laga berakhir imbang.
Jika ditotal, maka Real Madrid mendapatkan sembilan poin akibat VAR namun juga kehilangan 14 angka dengan regulasi ini. Artinya, Madrid kehilangan lima angka dari yang semestinya mereka dapatkan.
Sementara Barcelona, walau hanya dua keputusan VAR yang berpengaruh dengan hasil akhir laga, namun jika ditotal mereka berhasil mendulang empat poin tambahan.
1. Masalahnya Bukan VAR, tapi Barcelona
Terlepas dari fakta soal VAR di atas, Barcelona sendiri musim ini seperti menggali kuburannya sendiri. Bagaimana mungkin keunggulan 12 poin dari Real Madrid mampu berbalik hingga kini harus tertinggal tujuh angka.
Di tengah ketatnya persaingan juara LaLiga Spanyol dengan Real Madrid, performa Blaugrana mendadak menurun sejak sebelum dan selepas jeda pandemi COVID-19.
Sampai pekan ke-27 lalu, Barcelona sebetulnya masih memimpin klasemen dengan mengumpulkan 58 poin. Blaugrana unggul dua angka dari Real Madrid di posisi kedua dengan 56 poin.
Namun masuk ke pekan ke-33, kondisi berbalik di mana Barceloan (70 poin) kini tertinggal empat angka dari Real Madrid yang ada di puncak klasemen dengan raihan 74 poin.
Real Madrid tampil gemilang dengan menyapu bersih enam kemenangan beruntun. Sebaliknya, Barcelona meraih hasil inkonsisten dengan meraih tiga hasil imbang dari empat laga terakhirnya.
Juara bertahan LaLiga itu sangat kedodoran dan seperti kehabisan bensin. Melawan tim peringkat 16, Celta Vigo, mereka hanya main imbang 2-2 setelah unggul lebih dahulu.
Begitu pula saat menjamu Atletico Madrid. Menguasai 72 persen penguasaan bola dan unggul 2-1 di babak kedua, lagi-lagi mereka berhasil disamakan. Pada laga ini Barca gagal mencetak gol dari permainan terbuka karena dua gol didapat dari kesalahan pemain lawan dan gol penalti Lionel Messi.
Hasil ini melengkapi perolehan imbang tanpa gol mereka di pekan ke-30 saat bertamu ke markas Sevilla. Barcelona seperti kesulitan untuk mencetak gol.
Semasa pandemi COVID-19 sampai dimulainya kembali LaLiga, Barcelona terus mendapat sorotan dari media di seluruh dunia. Penyebabnya apalagi jika bukan deretan masalah internal di dalam tim mereka.
Di tengah persaingan sengit dengan Real Madrid, segudang masalah kini tengah menerpa Blaugrana. Dimulai dari pemecatan Ernesto Valverde dan juga Lionel Messi yang sempat bersitegang dengan Eric Abidal, direktur klub.
Masalah terkait kampanye hitam menyerang Gerard Pique dan Lionel Messi yang disinyalir berasal dari Josep Maria Bartomeu selaku presiden Barcelona saat ini. Tidak lupa juga terkait masalah pemotongan gaji hingga 70 persen akibat imbas virus corona.
Empat masalah krusial tersebut nyatanya memang membuat Messi kian kebakaran jenggot sehingga enggan meneruskan kerjasama jauh lebih lama lagi. Melansir laman berita Barca Universal, La Pulga kemungkinan besar akan hengkang jika Bartomeu tak pergi dari Camp Nou
Kondisi carut marut kepemimpinan Josep Maria Bartomeu tercermin dalam permainan Barcelona di empat laga terakhir. Barcelona mendadak hilang arah. Mungkin sudah dimulai sejak saat mereka disikat 2-0 oleh Real Madrid pada sepekan sebelum liga dihentikan.
Tentu mereka masih bermain bagus layaknya sebuah tim besar. Namun, penampilan mereka memasuki pertengahan putaran kedua ini memang sangat kedodoran dibanding putaran pertama.
Sejumlah pemain terlihat frustasi dan tak memiliki daya juang. Bagi tim sekelas Barcelona, hal ini tentu menjadi masalah. Di saat seperti ini, Real Madrid tampil konsisten dan tak terkalahkan sehingga akhirnya mengambil alih puncak klasemen.
Hal inilah yang menjadi masalah sesungguhnya mengapa Barcelona kalah dalam perburuan gelar Laliga Spanyol musim 2019-2020 ini. Jadi, ketimbang menuding Real Madrid diuntungkan VAR, lebih baik Barcelona introspeksi diri.