Kebusukan di Balik Kehebatan Frank Lampard dalam 2 Tahun Melatih
INDOSPORT.COM - Sematan hebat pada diri Frank Lampard telah digaung-gaungkan oleh media belakangan ini. Namun tetap saja ada celah keburukan yang mengiringi perjalanannya melatih.
Lampard dikenal sebagai pemain besar di Inggris. Beragam gelar di level klub telah ia raih bersama Chelsea. Kariernya yang cemerlang membuatnya diyakini banyak orang akan meneruskan perjalanannya di sepak bola sebagai pelatih.
Tak butuh waktu lama, setahun usai memutuskan pensiun sebagai pemain, Lampard ditawari posisi melatih Derby County. Tawaran ini ia terima. Namun banyak pihak menduga pria berusia 42 tahun ini akan kesulitan melihat dirinya tak mempunyai pengalaman.
Tetapi Lampard mampu membalikkan anggapan tersebut dan membawa Derby County lolos ke final playoff Divisi Championship 2018/19. Sayang, The Rams takluk dari Aston Villa dan gagal promosi.
Prestasi tersebut membuat Chelsea meminangnya pada awal musim 2019/20. Tugas berat menantinya, mengingat The Blues ditinggal Eden Hazard dan harus menerima hukuman larangan transfer.
Frank Lampard pun tetap menerimanya dan berhasil membawa Chelsea finis empat besar Liga Inggris 2019/20 dengan skuat mudanya. Tak pelak status sebagai bakal calon pelatih hebat mampir kepadanya.
Namun dibalik sematan hebat atau anggapan bakal calon pelatih hebat di masa depan, Lampard memiliki catatan buruk, setidaknya dalam dua tahun melatih.
Benar jika Lampard mampu mematahkan setiap anggapan bahwa ia akan kesulitan di Derby County dan Chelsea. Toh faktanya ia tetap mampu membawa timnya berbicara banyak.
Akan tetapi statistik membuktikan bahwa Lampard memiliki celah busuk dibalik kehebatannya. Setidaknya ada tiga bukti relevan mengapa Lampard memang belum berpengalaman atau belum siap menghadapi laga-laga penting
1. Gagal Membawa Derby County Promosi
Sebelum diasuh Lampard, Derby County hanya mampu finis di peringkat keenam Divisi Championship. Saat dilatihnya, posisi The Rams tak berubah jauh dan hanya finis di posisi enam.
Memang Lampard bisa membawa Derby County ke final playoff. Namun, tetap saja anak asuhnya kalah dari Aston Villa dan gagal promosi.
Sebagai catatan, jumlah kebobolan Derby County di bawah arahan Frank Lampard meningkat drastis dari yang sebelumnya 48 gol di Divisi Championship musim 2017/18 menjadi 54 gol di musim 2018/19.
2. Gagal Menjuarai Final UEFA Super Cup
Setelah ditunjuk Chelsea menjadi pelatih, Lampard harus dihadapkan pada laga besar yakni UEFA Super Cup melawan Liverpool. Hasilnya? The Blues tumbang lewat drama adu penalti.
Sekilas tak ada yang salah dengan kekalahan di drama adu penalti. Toh Chelsea bermain cukup apik dan mampu mengimbangi permainan Liverpool selama waktu normal. Namun, hasil ini membuat catatan Lampard menjadi buruk karena ia gagal mengangkat trofi yang belum pernah ia raih sepanjang kariernya sebagai pemain dan pelatih.
3. Gagal Menjuarai Piala FA
Teranyar, kebusukan Lampard terlihat dari final Piala FA 2019/20. Seluruh pecinta sepak bola tentu sepakat bahwa Chelsea berada di atas angin pada laga ini. Apalagi perjalanan The Blues di Liga Inggris tak seburuk perjalanan Arsenal.
Sempat mendominasi dan mencetak gol di awal laga, Lampard gagal membawa timnya bermain konsisten selama 90 menit sehingga kebobolan dua gol dari Arsenal. Ia sendiri mengakui bahwa anak asuhnya gagal menjaga tempo permainan.
Tak pelak kegagalan ini membuat Lampard mencetak rekor buruk di balik statusnya sebagai bakal calon pelatih hebat. Dalam dua tahun, ia telah takluk di tiga final. Sebuah catatan miris tentunya.