Ketika Italia Berharap Pada Atalanta, Si Anak Bawang di Liga Champions
INDOSPORT.COM – Ketika sepak bola Italia hanya tinggal menggantungkan harapannya pada Atalanta, si anak bawang di Liga Champions.
Sungguh sebuah ironi di sepak bola Italia, ketika tim tradisional Serie A harus rontok semua di babak 16 besar Liga Champions, justru Atalanta yang menjadi anak bawang bisa dengan bebas melenggang ke perempatfinal. Tentu ini akan menjadi sebuah tamparan keras bagi semua klub tradisional Serie A Italia.
Padahal di awal keikut sertaannya Atalanta di Liga Champions musim ini, banyak yang meragukan kemampuan mereka. Bahkan tak sedikit yang menganggap jika Atalanta hanya beruntung saja mampu lolos ke Liga Champions setelah menempati posisi 4 besar Serie A Italia musim lalu.
Salah satunya adalah presiden Juventus, Andrea Agnelli yang begitu kecewa mengapa tim Atalanta yang dianggapnya hanyalah klub medioker bisa lolos ke Liga Champions. Bahkan pada suatu kesempatan, Agnelli menyamakan Atalanta dengan tim semenjana Italia, Frosinone.
“Saya menghormati apa yang dilakukan Atalanta, tapi tanpa sejarah di level internasional dan Cuma gara-gara berkat satu musim yang hebat saja, mereka jadi punya akses langsung ke Liga Champions. Apakah itu adil atau tidak?,” tanya Agnelli soal kepantasan Atalanta ke Liga Champions, seperti dikutip dari Goal.
Ironisnya bagi Agenlli, ia seperti memakan buah kesombongannya karena meremehkan Atalanta, faktanya timnya yaitu Juventus harus tersingkir. Sedangkan Atalanta, justru sedang menikmati perjalanan mereka untuk pertama kali lolos ke 8 besar Liga Champions.
Hal itu membuat sepak bola Italia saat ini malah sedang menggantungkan harapannya pada Atalanta, si anak bawang Liga Champions.
1. Status Atalanta di Liga Champions Hanyalah Anak Bawang
Memang benar jika kita menyebut Atalanta hanyalah anak bawang di Liga Champions mengingat musim ini adalah kali pertama La Dea tampil di kompetisi terakbar Eropa. Perjalanan Atalanta sendiri tidaklah mudah karena ia tergabung dengan tim dengan tradisi lebih baik di Liga Champions sejak fase grup.
Adalah Shakhtar Donetsk dan Manchester City yang saat itu diprediksi bakal menjadi tembok besar bagi Atalanta di Liga Champions. Sempat tampil mengecewakan di awal kompetisi, akhirnya Atalanta berhasil tancap gas di akhir fase grup sehingga berhak lolos menemani Manchester City.
Momen mengejutkan yang menjadi kunci kelolosan Atalanta adalah saat mereka sukses menahan Manchester City dan mengalahkan Shakhtar Donetsk di kandangnya sendiri. Di babak 16 besar pun, Atalanta berhasil menyingkirkan Valencia yang sebenarnya punya pengalaman lebih di Liga Champions.
Nasib berbeda justru harus diterima tim tradisional Serie A Italia seperti Juventus, Napoli dan Inter Milan. Juventus dan Napoli harus tersingkir di babak 16 besar, sedangkan Inter Milan malah sudah kalah sejak babak grup.
Ini menjadi sebuah tamparan keras bagi Agnelli dan semua orang yang terlalu meremehkan Atalanta. Faktanya, apa yang dikatakan Agnelli soal tim tak punya tradisi di level internasional tak berhak main di Liga Champions tampak hanya menjadi sikap iri kepada Atalanta.
Iri karena Juventus tak bisa seproduktif dan sekuat Atalanta yang saat ini menjadi satu-satunya wakil Italia di Liga Champions. Pada akhirnya Italia kini malah berharap agar Atalanta, si anak bawang itu agar bisa terus melaju di Liga Champions.