x

Romelu Lukaku, Inter Milan, Manchester United, Bukti Kebahagiaan Tak Bisa Dipaksakan

Selasa, 18 Agustus 2020 06:45 WIB
Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
Romelu Lukaku merayakan golnya pada laga semifinal Liga Europa 2019/20 antara Inter Milan vs Shakhtar Donetsk, Selasa (18/08/20) WIB.

INDOSPORT.COM - Kegemilangan Romelu Lukaku di Inter Milan sepanjang 2019/20 mungkin membuat Manchester United menyesal melepasnya pada musim panas 2019. Namun, itu tak perlu.

Romelu Lukaku mencetak dua gol tatkala Inter Milan menang telak 5-0 atas Shakhtar Donetsk di semifinal Liga Europa, Selasa (18/08/20) dini hari WIB.

Dengan tambahan dua gol tersebut, Romelu Lukaku kini mengemas total 33 gol di semua kompetisi di mana sebanyak enam gol ia lesakkan di Liga Europa musim ini.

Baca Juga
Baca Juga

Ini pertama kalinya sepanjang karier profesional bahwa Romelu Lukaku mampu mencetak lebih dari 30 gol dalam satu musim.

Pencapaian striker asal Belgia itu pun membuat Manchester United tersudut. Tak sedikit yang berpikir Setan Merah salah melepas Romelu Lukaku, pemain mereka pada 2017-2019.

Manchester United kian disinggung mengingat, ketika Romelu Lukaku mampu membawa Inter Milan ke final Liga Europa 2019/20, Iblis Merah justru tersingkir dari ajang tersebut usai kalah 1-2 dari Sevilla di semifinal.

Akan tetapi, transfer tersebut sejatinya tak bisa disesalkan. Seperti yang Romelu Lukaku ungkapkan dalam sesi wawancara dengan Ian Wright pada Maret lalu, keputusannya sendiri untuk pindah ke Inter Milan.

Bahkan, keputusan Lukaku sudah bulat itu dibantu oleh Ole Gunnar Solskjaer selaku Manajer Manchester United supaya proses transfernya ke Inter Milan lancar.

"Bagi saya, itu sudah berakhir. Ole ingin saya bertahan, tapi saya katakan padanya sudah usai. Saya tidak punya energi lagi (bermain di Man United). Kredit kepadanya karena ia membantu kepindahan saya," kata Lukaku.

Baca Juga
Baca Juga

Bagi Man United, bukan kesalahan melepas Lukaku. Karena, logikanya, akan sangat sulit memotivasi seseorang untuk tampil atau kerja maksimal dan mengeluarkan yang terbaik ketika segalanya dipaksakan. Lukaku menemukan jalan buntu, sudah mentok, dan tidak bahagia di musim terakhirnya di Man United.

Karena itu, dalam kasus ini, transfer Romelu Lukaku ke Inter Milan adalah win-win solution baginya dan Manchester United. Terutama karena sang striker sudah kembali menemukan kebahagiaannya.


1. Antonio Conte Penyelamat Romelu Lukaku

Pelatih Inter Milan, Antonio Conte.

Cepatnya masa adaptasi Romelu Lukaku sehingga ia begitu produktif di Inter Milan tentunya tak lepas dari peran sang pelatih, Antonio Conte.

Berkat Antonio Conte, Romelu Lukaku menemukan dirinya kembali yang sempat hilang ketika di Manchester United, yakni pemain yang memiliki kecepatan, kekuatan dalam berduel, dan rajin mengejar dan merebut bola dari lawan.

Saat masih di Man United, Romelu Lukaku dicap pemain lamban dan pemalas. Dia kerap kalah berduel fisik dalam perebutan bola.

Namun, Antonio Conte menempah Lukaku. Sejak awal bergabung, sang striker diminta untuk menurunkan berat badan, dipaksa melakukan diet. Tujuannya agar eks pemain Everton itu dapat lebih lincah di lapangan.

Antonio Conte juga memotivasi Romelu Lukaku dengan kata-kata kasar hingga positif. Diakui si pemain, pelatihnya sempat menyebut Lukaku sebagai 'sampah'. Hal itu melecutnya untuk terus berlatih dan membuktikan kualitasnya.

Ketika Lukaku mulai konsisten memberikan performa bagus, Antonio Conte selalu berujar bahwa dirinya tidak puas. Maka, gol demi gol pun digelontorkan mantan striker Chelsea itu untuk memuaskan Conte.

Kesimpulannya, Antonio Conte telah menjadi penyelamat Romelu Lukaku dalam menemukan kebahagiannya lagi sebagai seorang striker dan pesepak bola. Dan Inter Milan merasakan dampak positif dari Lukaku si pria yang bahagia.

Manchester UnitedLiga EuropaInter MilanAntonio ConteRomelu LukakuOle Gunnar SolskjaerBerita Liga Europa

Berita Terkini