Prediksi Taktik Ronald Koeman, Akankah Filosofi Barcelona Kembali Muncul?
INDOSPORT.COM – Quique Setien telah resmi dipecat oleh manajemen Barcelona dan mereka dikabarkan telah menunjuk Ronald Koeman sebagai juru taktik terbaru untuk memimpin laskar Catalan kembali bangkit dari keterpurukan.
Koeman bukan nama yang asing bagi Barcelona. Pelatih yang semasa bermain terkenal sebagai bek yang haus gol ini tercatat pernah berseragam Blaugrana pada tahun 1989-1995.
Dirinya tercatat sebagai bagian dari ‘Dream Team’ bentukan Johan Cruyff yang sukses memenangi 4 trofi LaLiga Spanyol secara beruntun pada tahun 1991-1994. Sebuah tim yang terdiri dari kombinasi lulusan La Masia dan pesepakbola yang telah tenar di kancah internasional.
Penunjukkan Koeman sebagai pelatih baru Barcelona menggantikan Setien memercikkan harapan tentang munculnya kembali filosofi Barcelona atau yang dikenal sebagai ‘Barca Way’ sebagai akar permainan dan napas klub secara keseluruhan.
Filosofi yang pondasinya dibangun oleh Cruyff itu menekankan pada penguasaan bola dan ruang yang dikenal luas sebagai Tiki-taka atau dalam Bahasa Basque disebut sebagai Tiqui-taca yang secara kasar bisa diartikan sebagai bergerak dengan cepat.
Sebuah skema permainan yang mengedepankan operan-operan pendek dan pergerakan yang rapat untuk mempertahankan possession selama mungkin. Skema modifikasi yang akarnya berasal dari Total Football bikinan Rinus Michels.
Dan hal tersebut tampaknya bukan sesuatu yang asing untuk Koeman. Mengingat dirinya merupakan salah satu penganut Cruyffian yang masih mengimani ideologi tersebut hingga saat ini.
Filosofi dan Taktik Koeman
Pernah bermain di bawah arahan Johan Cruyff yang legendaris, Koeman adalah pelatih yang selalu percaya pada penguasaan ruang untuk mendominasi permainan. Operan-operan pendek yang dipadukan dengan pressing ketat membuat klub yang diasuhnya selalu tampil dengan gaya bermain possession yang sangat menghibur.
Bisa dikatakan jika dirinya merupakan salah satu Cruyffian terbaik saat ini. Bahkan tiki-taka ala Koeman pernah membuat skuat rata-rata Everton bisa tampil apik dan sangat menghibur di Liga Inggris. Skema permainan andalannya juga sukses membuat Timnas Belanda saat ini kembali tampil menggigit.
Koeman adalah penggemar berat formasi 4-3-3. Meskipun tak jarang formasinya akan berubah menjadi 4-2-3-1, 3-4-3, atau bahkan 3-5-2 tergantung situasi lawan yang dihadapinya. Namun dirinya lebih sering bermain dengan 4-3-3 di awal pertandingan.
Dengan defensive line yang tinggi, skema Koeman membuat dua bek tengah miliknya wajib ikut serta dalam membangun serangan dan sesekali meluncurkan long pass yang mengejutkan lini pertahanan musuh.
Di sektor bek sayap, dirinya lebih suka dengan tipikal bek yang memiliki kecepatan dan gemar melakukan overlapping. Namun dirinya diketahui tidak suka dengan tipikal inverted fullbacks seperti yang lazim dipakai di skema sepakbola modern saat ini.
Masuk ke lini tengah, sektor ini adalah sektor terpenting dalam skema tiki-taka ala Koeman. Dirinya diketahui selalu memiliki gelandang yang bisa mendikte permainan, tampil bak metronom, dan mengatur arah serangan bola.
Di sektor tersebut Koeman biasanya menempatkan satu gelandang yang menjadi jantung permainan dan 2 gelandang lainnya yang berguna untuk mengobrak-abrik pertahanan musuh.
Saat masih melatih Everton, Morgan Schneiderlin adalah sosok metronom di lini tengahnya. Sementara di Timnas Belanda dirinya mempercayakan peran tersebut pada Frenkie de Jong.
Untuk sektor sayap, Koeman senang dengan pemain sayap yang mampu melakukan tusukan ke dalam. Tak hanya melakukan tusukan, pemain sayap di skema miliknya juga dituntuk untuk rajin turun menjemput bola dan membuat peluang bagi rekannya.
Sementara di sektor penyerang, Koeman senang dengan striker yang bisa bermain fleksibel dan tak terpaku pada satu peran saja. Ingat era kejayaan Romelu Lukaku di Everton dan penampilan ciamik Memphis Depay di Timnas Belanda adalah wujud kongkrit keberhasilan skema dan taktik permainannya.
1. Prediksi Taktik Koeman di Barcelona dan Usaha Mengembalikan Barca Way
Formasi 4-3-3 milik Koeman tersebut bakal bermain dengan tempo cepat dan akan membebaskan para pemainnya untuk bergerak di luar posisi aslinya, adaptasi dari total football yang legendaris. Transisi dari lini tengah ke lini depan juga akan dilakukan dengan cepat dan efektif.
Seluruh pemainnya juga dituntut untuk sebisa mungkin melakukan operan ke depan atau vertical passing yang akan membuat peluang mereka mencetak gol bisa lebih besar lagi.
Selain itu, skema milik Koeman ini mewajibkan para pemain untuk sebisa mungkin memenuhi lini tengah lapangan dan menciptakan overload di sektor tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan pressing ketat dan defensive line yang tentu saja tinggi.
Kira-kira, begini wujud formasi Koeman nantinya jika dirinya telah benar-benar resmi menjadi pelatih Barcelona yang baru. Prediksi pemain dalam taktik ini bisa saja berubah mengingat Barcelona belum bergerak di bursa transfer pemain secara aktif.
Selain akan membawa angin segar dalam hal taktik mengingat taktik Ernesto Valverde dan Quique Setien dianggap membosankan dan tidak merepresentasikan filosofi permainan Barcelona, kedatangan Koeman juga disebut-sebut bakal mengembalikan Barcelona ke akarnya.
Barcelona era Koeman disebut-sebut akan mengkombinasikan pemain-pemain lulusan La Masia dengan para pemain yang telah punya nama di dunia sepakbola. Dirinya juga diprediksi bakal lebih banyak memakai pemain muda daripada pemain yang telah berumur. Dua hal yang telah dia tunjukkan di Everton dan Timnas Belanda dengan sama baiknya.
Jika nantinya Koeman telah resmi menjadi pelatih baru Barcelona, kita kemungkinan besar akan melihat nama-nama lulusan La Masia seperti Carles Alena, Jean-Clair Todibo, Ansu Fati, dan lulusan lainnya dikombinasikan dengan nama-nama senior seperti Lionel Messi, Luiz Suarez, Gerard Pique, Sergio Busquets, dan Jordi Alba.
Kita juga akan melihat permainan atraktif kembali hadir di Barcelona. Tiki-taka yang telah lama hilang bisa kembali mendominasi sepakbola dunia. Dan jika hal tersebut terjadi, maka Koeman akan mengulangi apa yang telah Cruyff lakukan lebih dari 3 dekade yang lalu.
Datang ke Barcelona dalam kondisi amburadul dan melakukan revolusi untuk membangkitkan klub kebanggaan masyarakat Catalan ini agar kembali menjadi kekuatan dominan sepakbola Eropa atau bahkan dunia seperti yang pernah mereka lakukan beberapa tahun lalu.