x

Flashback Inter Milan Kala Menjuarai Piala UEFA 1990/91: Tuah Trapattoni dan Trio Jerman

Rabu, 19 Agustus 2020 15:10 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Mengenan sejarah kala Inter Milan merajai Piala UEFA (Liga Europa) 1990/91 kala diasuh oleh Giovanni Trapattoni dengan amunisi trio Jerman.

INDOSPORT.COM – Inter Milan pertama kali menancapkan namanya di Eropa sejak berhasil menjuarai European Cup (Liga Champions) pada tahun 60’ an. Butuh hampir 30 tahun lamanya La Beneamata merasakan titel Eropa saat menjadi kampiun Piala UEFA (Liga Europa).

Dewasa ini, Inter terakhir merasakan babak final di kompetisi Eropa pada 2010 silam. Saat itu, Nerazzurri mampu menjuarai Liga Champions di bawah arahan Jose Mourinho. Tahun itu menjadi musim terbaik La Beneamata di pentas Eropa.

Namun setelahnya, Inter harus terseok-seok di kancah Eropa. Barulah pada satu dekade kemudian, atau tepatnya di musim 2019/20, Nerazzurri kembali ke partai puncak kompetisi Eropa.

Kemenangan 5-0 atas Shakhtar Donetsk membuat Inter melaju ke partai puncak Liga Europa 2019/20. Di partai puncak, La Beneamata akan menghadapi raja kompetisi kasta kedua Eropa ini, yakni Sevilla.

Baca Juga
Baca Juga

Setelah absen di partai puncak kompetisi Eropa untuk waktu yang lama, Inter Milan tentu akan menggila dan menggunakan spirit yang sama saat menjuarai titel Piala UEFA (Liga Europa) pada musim 1990/91.

Musim 1990/91: Penebusan Trapattoni

Pada musim 1990/91, Inter untuk pertama kalinya dalam kurun waktu hampir 20 tahun lamanya kembali ke partai final kompetisi Eropa. Hasilnya manis. Kala itu, La Beneamata mampu memenangkan Piala UEFA perdananya.

Inter harus puas bermain di Piala UEFA saat itu setelah di musim 1989/90 hanya finis di tempat ketiga Serie A Italia.  Saat itu, Nerazzurri dilatih oleh pelatih kenamaan, Giovanni Trapattoni. Bisa dikatakan, pada musim tersebut perjalanan La Beneamata di berbagai kompetisi terbilang buruk.

Untuk kancah Serie A Italia, Inter hanya bisa mengumpulkan 44 poin dan kalah dari tetangganya, AC Milan dengan 49 poin dan kampiun musim tersebut, Napoli yang meraih 51 poin. Hasil ini jelas disesali Nerazzurri mengingat kekuatan mereka saat itu dan status sebagai juara bertahan di musim sebelumnya.

Baca Juga
Baca Juga

Lalu di kompetisi Piala Champions (Liga Champions), Inter harus menahan malu karena disingkirkan wakil Swedia, Malmo dengan agregat 2-1 di babak 32 besar. Pun di Coppa Italia. Nerazzurri hanya mampu mencapai babak grup.

Perjalanan buruk dan hanya meraih titel Supercoppa Italia di musim 1989/90 menjadi refleksi tersendiri bagi Trapattoni. Dengan skuatnya, ia yakin mampu meraih gelar prestisius di musim depan.


1. Trapattoni: Si Konservatif yang Pulihkan Kejayaan Inter

Pelatih kawakan Italia, Giovanni Trapattoni

Pada musim 1990/91, Inter bermain lugas dan mementingkan kemenangan. Tak ayal permainan yang cenderung bertahan kerap diperagakan demi meraih kemenangan. Mungkin untuk saat ini permainan tersebut membosankan. Namun kala itu, permainan membosankan ini menghadirkan gelar.

Gelar Piala UEFA mampu diraih Inter untuk pertama kalinya setelah absen mengangkat gelar kompetisi Eropa hampir selama 30 tahun. Gelar ini menjadi refleksi gaya bermain Inter yang lebih berorientasi ke kemenangan.

Sejak babak 32 besar, Inter tak pernah mencetak lebih dari tiga gol kendati saat itu dihuni penyerang jempolan pada sosok Jurgen Klinsmann dan gelandang tajam kenamaan seperti Lothar Matthaus.

Inter sempat kesulitan di babak 32 dan 16 besar dari Rapid Wina dan Aston Villa. Namun selepasnya, perjalanan Nerazzurri ke tangga juara berjalan mulus hingga di partai puncak bertemu rival senegaranya, AS Roma.

Di partai final, Inter yang bertindak sebagai tuan rumah di leg pertama mampu membungkam AS Roma dengan skor 2-0 lewat gol Lothar Matthaus dan Nicola Berti. Merasa unggul, Nerazzurri pun bermain aman di leg kedua dan tumbang dengan skor 0-1 dari Il Lupi.

Unggul agregat 2-1 membuat Inter Milan menjuarai Piala UEFA perdananya sepanjang sejarah berdirinya klub dan menjadi trofi kompetisi Eropa ketiganya.


2. Kejeniusan Trapattoni dengan Amunisi Trio Jerman

Legenda Inter Milan, Lothar Matthaus.

Giovanni Trapattoni didapuk menjadi pelatih Inter Milan pada tahun 1986 usai melatih sang rival, Juventus. Karena pria yang kini berusia 81 tahun tersebut, Nerazzurri kembali ke peta sepak bola internasional.

Pada saat kedatangannya, Inter tak begitu memiliki identitas sebagai sebuah tim. Hal ini pun coba dirubahnya. Namun untuk memberikan identitas bagi sebuah tim, Il Trap butuh waktu.

Dilansir Sempre Inter, Trapattoni tahu betul apa yang menjadi kekurangan Inter. Dengan adanya regulasi di Italia yang hanya mengizinkan tiga pemain asing, Il Trap mendatangkan tiga nama besar sebagai langkah awalnya memberi identitas untuk Nerazzurri.

Dua penggawa asal Jerman, Lothar Matthaus dan Andreas Brehme didatangkan pada musim 1988/89. Saat itu, keduanya merupakan nama besar di sepak bola Eropa yang bergelimang prestasi.

Datangnya dua pemain berbeda fungsi ini memberi keseimbangan di lini tengah Inter. Matthaus bergerak di sektor penyerangan dengan menjadi gelandang serang, sedangkan Brehme menjadi gelandang bertahan.

Hasilnya di musim tersebut, Inter menjadi kampiun Serie A dengan meraih 26 kemenangan, enam kali imbang dan dua kekalahan. Bahkan baik lini serang dan lini bertahan Nerazzurri kala itu tampil baik dengan mencetak 67 gol dan hanya kebobolan 19 gol saja.

Trapattoni tak serta merta puas. Ada satu potongan yang harus ia isi untuk membuat Inter lebih superior. Lalu pada musim 1989/90, Il Trap mendatangkan Jurgen Klinsmann. Kedatangannya melengkapi kepingan tim juara Nerazzurri.

Tiga pemain Jerman pada diri Klinsmann, Matthaus dan Brehme didatangkan untuk membawa mental pemenang ke dalam tubuh Inter. Hal ini mengingat ketiganya merupakan aktor dibalik kedigdayaan Jerman Barat yang berujung pada gelar juara Piala Dunia 1990.

Namun di musim 1989/90, adanya trio Jerman tersebut tak lantas berbuah hasil manis. Inter harus kembali ke bumi dengan hanya memenangkan Supercoppa Italia. Trapattoni pun merasa gusar dan terus mencari cara agar Nerazzurri kembali dikenal sebagai tim juara.

Barulah setelahnya Trapattoni merombak timnya. Dengan mendatangkan delapan pemain anyar dan tetap mempertahankan trio Jerman tersebut, Il Trap mampu membuat Inter berbicara di kompetisi Eropa dengan menjuarai Piala UEFA 1990/91.

Pada tahun 1991 tepat setelah membawa Inter merajai Piala UEFA, Trapattoni meninggalkan Giuseppe Meazza. Kepergiannya diikuti pula oleh trio Jerman beberapa tahun berselang yang membuat Nerazzurri harus kembali menata skuat juaranya.

Liga EuropaInter MilanLothar MatthausAndreas BrehmeJurgen KlinsmannGiovanni TrapattoniPiala UEFASepak BolaBerita Liga Europa

Berita Terkini