Profil Leeds United: Si Raksasa Tertidur yang Siap Gemparkan Lagi Liga Inggris
INDOSPORT.COM – Liga Inggris 2020/21 akan segera digelar. Dari 20 kontestan, semua mata akan tertuju pada Liverpool sebagai kampiun musim lalu. Namun, seluruh perhatian pecinta sepak bola Inggris pun bisa saja teralihkan dengan kembalinya Leeds United ke kompetisi teratas.
Tiga tim dari Divisi Championship 2019/20 akan melenggang ke kompetisi Liga Inggris 2020/21. Di antaranya adalah Leeds United yang berstatus kampiun, West Bromwich Albion selaku runne up dan Fulham selaku juara play off.
Dari ketiga tim tersebut, baik Fulham dan West Bromwich Albion saja yang sering bolak balik ke Liga Inggris dan Divisi Championship. Sedangkan Leeds harus menunggu 16 tahun lamanya agar bisa kembali ke kompetisi teratas.
Tentu apa yang diraih Leeds adalah suatu hal yang membanggakan. Kepastian kembali ke Liga Inggris sejak 2004 silam pun membuat pendukungnya berpesta pora dan merayakannya di sepanjang jalan kota Leeds.
Perayaan tersebut sebagai bukti bahwa The Sleeping Giant (Raksasa yang Tertidur) akan kembali meramaikan Liga Inggris. Ya, Leeds United adalah raksasa sepak bola Inggris sebelumnya, jauh sebelum hadirnya dominasi The Big Four dan The Big Six.
Kembali ke era 70-an, Leeds yang ditukangi Don Revie adalah salah satu tim paling menakutkan di Inggris. Dua gelar liga bahkan mampu diraihnya berbarengan dengan gelar lainnya.
Tak hanya di era 70-an saja. Bahkan sebelum format anyar Liga Inggris diterapkan musim 1992/93, Leeds berhasil menggondol gelar juara di musim 1991/92 saat kompetisi masih bernama First Division. Alhasil, status tim besar tersemat pada klub berjuluk The Whites ini.
Namun kesalahan transfer Leeds pada tahun 2000 an membuat tim yang bermarkas di Elland Road ini mulai terpuruk. Pembelian besar-besaran bermodalkan hutang Bank akibat belanja pemain membuat The Whites kelimpungan yang berujung degradasi di tahun 2004 silam.
Kini usai kembali ke Liga Inggris setelah 16 tahun lamanya, Leeds United berhasrat ingin bertahan dan mengembalikan statusnya sebagai tim papan atas dan tak hanya menjadi tim numpang lewat seperti keinginan sang pemilik, Andrea Radrizzani.
“Saya harap kami bisa bertahan di Liga Inggris dalam dua tahun ke depan dan kemudian memangkas jarak dengan tim besar lainnya. Di tahun ketiga atau kelima, tujuan kami adalah berada di top 6,” ujar Radrizzani.
Akankah The Whites mampu memenuhi ambisi dari sang pemilik setidaknya untuk musim 2020/21? Berikut profil Leeds United, The Sleeping Giant yang siap menghentak Liga Inggris.
Pemain (per 10 September 2020):
Kiper:
Illan Meslier
Kiko Casilla
Elia Caprile
Bek:
Robin Koch
Liam Cooper
Pascal Struijk
Ezgjan Alioski
Stuart Dallas
Barry Douglas
Leif Davis
Luke Ayling
Gelandang:
Kalvin Phillips
Ouasim Bouy
Adam Foshaw
Mateusz Klich
Jamie Shackleton
Mateusz Bogusz
Pablo Hernandez
Penyerang:
Jack Harrison
Helder Costa
Ian Poveda
Jordan Stevens
Rodrigo Moreno
Patrick Bamford
Tyler Roberts
1. Bedah Taktik:
Leeds United saat ini dilatih oleh Marcelo Bielsa. Pria asal Argentina ini dikenal berkat idealismenya dalam menerapkan strategi dan melatih. Tak pelak, pelatih sekelas Pep Guardiola bahkan rela terbang jauh ke Argentina untuk belajar darinya.
Bielsa telah melatih Leeds United sejak 2018 silam. Di tangannya, The Whites mampu berkembang perlahan dan menjadi kekuatan menakutkan di kasta kedua Liga Inggris. Pencapaian awal di musim perdananya melatih di Inggris pun tak buruk, yakni mencapai semifinal babak playoff.
Barulah di musim keduanya, bermodalkan pengalamannya, ia mampu meracik skuatnya dengan baik. Mengandalkan Patrick Bamford di lini depan dan disokong duet Pablo Hernandez dan Mateusz Klich, ia mampu menjadikan timnya tim terproduktif kedua dengan 77 gol.
Formasi 4-1-4-1 menjadi andalannya di mana gaya permainannya lebih memanfaatkan lini sayap untuk menggebrak pertahanan. Untuk barisan pertahanan, Bielsa mengandalkan Kalvin Phillips sebagai tembok pertama.
Permainan Bielsa pun sedikit unik. Ia membuat anak asuhnya bermain dengan gaya serangan balik cepat namun mengandalkan penguasaan bola. Hal ini berbeda dengan taktik pada umumnya yang mengandalkan serangan balik cepat usai bertahan.
Selain itu, Bielsa menerapkan pola pressing ketat kepada lawan sehingga sulit untuk menguasai permainan. Bahkan permainan cenderung menyerang ini mampu disulapnya dengan baik di mana Leeds mampu bertahan dengan leluasa mengandalkan dua bek jangkarnya musim lalu, Ben White dan Liam Cooper.
Kehadiran keduanya bukan hanya sebagai tembok pertahanan, melainkan juga pengatur serangan lewat bola-bola panjang ke area sisi lapangan. Tak pelak formasi 4-1-4-1 ini kadang berubah di lapangan menjadi 3-3-1-3 atau 3-4-3.
Pelatih: Marcelo Bielsa
Marcelo Bielsa memang pelatih yang tak bergemilang gelar. Namun di setiap tim yang ia latih, ia mampu memberikan kesan indah dengan permainan atraktif dan sedap di pandang mata.
Secara prestasi, raihan terbaik Bielsa sendiri adalah meraih emas di Olimpiade Athena 2004. Selebihnya, ia tak pernah mempersembahkan gelar di berbagai tim yang ia tukangi.
Terlepas dari hal tersebut, di tangan Bielsa lah tim-tim yang tengah terpuruk bisa bangkit kembali. Sebut saja Athletic Bilbao yang mampu menembus final Liga Europa 2012, Olympique Marseille yang finis di empat besar Ligue 1 Prancis, dan Lazio yang finis di tempat kelima Serie A Italia 2016/17 yang jadi tonggak skuat Biancocelesti hingga saat ini.
Kendati nirgelar di level klub, pengaruh Bielsa terhadap sepak bola mendapat pengakuan dari berbagai pelatih kenamaan seperti Pep Guardiola. Usai membawa Leeds promosi, pria asal Argentina ini mendapat ucapan selamat sekaligus sematan ‘yang terbaik’ dari pelatih Manchester City tersebut.
Hal ini tak lepas dari pengaruh Bielsa terhadap karier kepelatihan Guardiola. Diketahui, pria asal Catalan ini menimba ilmu ke Bielsa sebelum terjun ke dunia kepelatihan.
Bintang: Kalvin Phillips
Musim lalu di Divisi Championship, Leeds United menjadi tim yang paling sedikit kebobolan dengan hanya kemasukan 34 gol saja. Catatan tersebut tak lepas dari Kalvin Phillips si penghancur serangan di barisan gelandang.
Dalam formasi andalan 4-1-4-1, Phillips bertugas seorang diri menghancukan permainan lawan di sektor tengah. Ia berdiri di depan dua bek tengah dan bertugas mengatur pertahanan sedemikian rupa.
Pemain berusia 24 tahun ini pun mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Lewat dirinya lah, Leeds mampu bermain leluasa dalam menyerang tanpa takut kebobolan lewat serangan balik cepat.
Kehebatannya dalam memecah serangan membuat nama Phillips lantas mendapat panggilan ke Timnas Inggris oleh Gareth Southgate. Tentu hal tersebut sebuah prestasi baginya mengingat sepak terjangnya musim lalu hanya di Divisi Championship.
Prakiraan Formasi (4-1-4-1):
Kiko Casilla; Luke Ayling, Robin Koch, Liam Cooper, Stuart Dallas; Kalvin Phillips; Helder Costa, Pablo Hernandez, Mateusz Klich, Jack Harrison; Rodrigo Moreno