Kebangkitan James Rodriguez: Korban Gengsi Zidane, Hantu Cedera, dan Jasa Don Carlo
INDOSPORT.COM - Bersama Carlo Ancelotti di Everton, James Rodriguez bangkit dari 'kematian' dan membuktikan bahwa dirinya pemain yang pantas tampil di pentas sepak bola dunia.
Klub Everton menjalani debut manis di laga perdana Liga Inggris 2020-2021 kala menghadapi Tottenham Hotspur, Senin (14/09/20). Bertandang ke markas Spurs di Tottenham Hotspur Stadium, The Toffes menang dengan skor tipis 1-0.
James Rodriguez menjadi yang paling mencuri perhatian lantaran kontribusinya yang besar pada laga ini. Ia tercatat mampu menciptakan lima peluang dan empat interception.
Catatan ini menjadi yang pertama untuk Everton sejak Gylfi sigurdsson pada 2018 (6 peluang). Catatan gemilang debut James Rodriguez juga yang terbaik sejak Alexis Sanchez di Arsenal. Maka tak heran, playmaker Kolombia itu jadi man of the match.
Pada laga ini James Rodriguez main sebagai penyerang sayap kanan. Bintang Kolombia itu menjadi trisula maut dengan Calvert-Lewin di tengah dan Richarlison di kiri.
Di laga debut, ketiganya tampil padu. Lini serang Everton tampak menjanjikan dengan membuat pertahanan Tottenham Hotspur kocar-kacir.
James Rodriguez yang tampil 90 menit mampu menunjukkan akurasi dan visi umpan yang menjadi ciri khasnya kepada pemain-pemain depan Everton. Lima umpan kunci berhasil dilepaskan olehnya plus empat intersepsi. Catatan ini adalah yang terbaik dari semua pemain di laga itu.
Memang Pemain Bagus
Sebetulnya, debut gemilang James Rodriguez terbilang tak terlalu mengejutkan. Bagi mereka yang mengikuti karier sang pemain, tentu tahu betul kualitas sesungguhnya seorang James Rodriguez.
Nama James Rodriguez mulai jadi perbincangan luas saat penampilan gemilangnya bersama TImnas Kolombia di Piala Dunia 2014. Di turnamen akbar tersebut, pemilik nomor 10 ini mencetak gol indah sekaligus membawa negaranya ke perempatfinal sebelum dikalahkan Brasil.
Aksi inilah yang membuat Real Madrid kepincut total kepadanya. Namun, bukan cuma di Piala Dunia 2014 James Rodriguez tampil menjanjikan.
Di usia muda, ia sudah tampil gemilang bersama klub-klub yang ia bela sebelumnya seperti FC Porto (32 gol dan 41 assist dari 108 laga) serta AS Monaco (10 gol dan 14 assist). Apalagi, ia bisa bermain di tiga posisi lini depan yakni gelandang serang, sayap kiri, dan sayap kanan.
Akhirnya pada 2014, James Rodriguez resmi menjadi pemain Los Blancos. Di Real Madrid, James didatangkan dengan harga cukup mahal, yakni 60 juta euro.
Pada musim perdananya, ia tampil menjadi pemain inti dengan kontribusi besar. James Rodriguez tercatat main di 46 laga dengan kontribusi 17 gol dan 18 assist.
Dua musim setelah itu, James Rodriguez masih relatif diandalkan Real Madrid walaupun jumlah laga dan kontribusi gol serta assistnya menurun ketimbang musim perdana karena cedera yang dialaminya.
Pergantian pelatih dari Ancelotti, Rafa Benitez, kemudian ke Zinedine Zidane menjadi awal tenggelamnya karier James Rodriguez di Real Madrid.
1. Gengsi Zidane
Zinedine Zidane resmi menjadi pelatih kepala Real Madrid pada musim 2016-2017. Pada musim ini, Real Madrid di bawah Zinedine Zidane meraih double winner.
Namun, James Rodriguez tak tampil secara reguler. Penyebabnya adalah kedalaman skuad yang dimiliki oleh Real Madrid.
Terhampar gelandang-gelandang dan penyerang sayap kelas wahid di tim Madrid seperti Tonni Kross, Cristiano Ronaldo, Casemiro, Marco Asensio, Mateo Kovacic, dan tentu saja Isco.
Di antara nama-nama di atas, James Rodriguez paling sedikit. Hal ini jelas merisaukan James Rodriguez.
Padahal, sebelum Zidane 'berkuasa', James menjadi pilihan reguler dan berkontribusi besar. Secara kualitas, James juga masih sama seperti dulu.
Hal ini dipertanyakan banyak fans Madrid, apalagi James Rodriguez didatangkan dengan mahar sampai 60 juta euro. Namun, trofi LaLiga dan Liga Champions membuat nama James Rodriguez terlupakan.
Terpinggirkan dari skuat, pada musim berikutnya (2017-2018), James pun dipinjamkan ke raksasa Bundesliga, Bayern Munchen. Di Klub ini nama James Rodriguez mulai bersinar kembali.
Meski kembali diganggu cedera, namun sebisa mungkin ia selalu dimainkan oleh pelatih Munchen, Ancelotti. Di Munchen, ia mayoritas bermain sebagai gelandang serang. Total 39 penampilan dicatatkan James Rodriguez dengan kontribusi 8 gol dan 14 assist.
Namun, penampilan gemilang di Jerman itu tak membuat dirinya dipanggil kembali ke Real Madrid. Zidane seakan gengsi untuk memanggil pemain yang telah ia singkirkan sebelumnya.
Hal itu membuat dirinya kembali memperkuat Munchen di musim 2018-2019. Namun apes bagi James, di musim ini cedera yang ia mengalami cedera parah. James Rodriguez cuma mencatatkan 28 penampilan sepanjang musim dengan kontribusi 7 gol dan 6 assist.
Ia pun kembali ke Spanyol musim lalu. Nasib James Rodriguez musim lalu di Real Madrid sangat malang. Setelah lebih sering sebagai pengganti, ia juga harus menderita cedera panjang.
Cedera ini sampai membuatnya absen di Timnas Kolombia. Tercatat, James Rodriguez tak bermain lagi di pertandingan Real Madrid sejak pekan ke-9 musim lalu. Hanya satu kali ia turun pada pekan ke-30, selebihnya ia sama sekali tak bermain.
Ancelotti Sang Penyelamat
Cedera dan gagal jadi pilihan utama di Real Madrid musim lalu membuat James Rodriguez memantapkan niatnya hengkang dari Spanyol. Dan beruntung, ada sosok Carlo Ancelotti yang menyelamatkan kariernya.
Ancelotti merupakan mantan pelatih James Rodriguez saat masih di Real Madrid dan Bayern Munchen. Di bawah Ancelotti, James Rodriguez menjadi pilihan utama.
Pada musim-musim awal kedatangannya di Madrid, James tampil gemilang di bawah Ancelotti sebelumnya akhirnya pelatih Italia itu hengkang ke Munchen.
Dan kebetulan bagi James, dirinya kembali bereuni dengan Ancelotti di Bayern Munchen di mana ia juga tampil bagus di musim pertama sebelum akhirnya harus menderita cedera di musim berikutnya.
Kini, atas ajakan langsung dari Don Carlo, James Rodriguez dengan senang hati menerima tawaran dari klub papan tengah Liga Inggris, Everton. Meski tak sebesar Real Madrid atau Munchen, namun The Toffees bisa menghadirkan kebahagiaan bagi James Rodriguez.
Setidaknya hal itu terlihat jelas di laga perdana Everton. Bermain dengan formasi 4-3-3 di bawah Carlo Ancelotti, James Rodriguez langsung turun dari menit pertama di posisi sayap kanan dan jadi pemain terbaik di laga tersebut.