Mengulik Darah Persebaya Surabaya di Tubuh Bali United
INDOSPORT.COM - Dari dalam tubuh skuat Bali United, mengalir kencang darah Bajul Ijo, julukan tim Persebaya Surabaya. Mereka mendapat ilmu dari Surabaya, sebelum kemudian menjadi satu kesatuan di skuat Serdadu Tridatu.
Harus diakui kompetisi internal Persebaya melahirkan banyak pemain ternama. Bukan saja untuk klub Persebaya, ada banyak pemain didikan klub internal Persebaya yang kini masih jadi andalan klub Liga 1 atau pun Liga 2.
Bali United merupakan salah satu klub yang mengalir kencang darah Bajul Ijo. M Taufiq, Samuel Reimas, Muhammad Sidik Saimima dan Fahmi Al Ayyubi merupakan pemain yang pernah jadi bagian klub internal Persebaya.
Dari empat nama pemain tersebut, Taufiq menjadi yang paling kental. Berawal dari Assyabaab Surabaya, Taufiq sempat masuk tim junior, sebelum kemudian benar-benar jadi bagian penting tim senior Persebaya mulai tahun 2005.
Taufiq merupakan salah satu pemain yang berjasa mengangkat Persebaya ke kasta tertinggi, setelah sempat disanksi turun kasta ke Divisi Satu 2006. Taufiq bersama Bejo Sugiantoro, Mursyid Effendi, Anang Maruf, Mat Halil hingga Uston Nawawi membawa Persebaya juara Divisi Satu 2006.
Cukup lama Taufiq jadi bagian Persebaya, termasuk ketika menggunakan nama Persebaya 1927. Saking lamanya, banyak orang mengira Taufiq merupakan pemain asli Surabaya. Padahal, Taufiq berasal dari Tarakan, Kalimantan Utara.
Barulah pada 2014, Taufiq hengkang ke Persib Bandung. Dia meraih kesuksesan bersama Persib dengan menjuarai Liga Super Indonesia 2014. Hingga kini, Taufiq masih dielu-elukan ketika klub yang dibelanya menghadapi Persebaya di Surabaya.
1. Darah Bajul Ijo Lainnya di Bali United
Bila Taufiq dari Assyabaab, Reimas dan Saimima pernah jadi bagian dari klub Anak Bangsa Surabaya. Reimas masuk tahun 2010, sementara Saimima masuk tahun 2011. Reimas datang dari Sorong dan Saimima dari Tulehu, Maluku.
Keduanya sempat berpetualang ke klub-klub Liga 3, sebelum kemudian membawa Persebaya juara Liga 2 2017, sekaligus mengembalikan Bajul Ijo ke kasta tertinggi Liga 1 2018.
Berbeda dari tiga nama lain, Fahmi Al Ayyubi memang belum pernah berseragam Persebaya Surabaya. Namun, saat masih merintis karir, Fahmi menjadi bagian dari klub internal Persebaya, Putra Surabaya (Pusura) dan Bajul Ijo.
Fahmi sudah dapat "genetik" dari Persebaya. Saat di lapangan, dia dikenal sebagai seorang petarung, meski dari segi postur tak begitu besar. Dia pemain yang punya kecepatan, ngotot, khas jebolan internal Persebaya.
Darah Bajul Ijo di Bali United semakin kencang dengan adanya Stefano Cugurra Teco. Pelatih asal Brasil ini juga belajar mengenal Indonesia dari Surabaya. Teco menjadi bagian tim Persebaya, sebagai pelatih fisik, saat menjuarai Liga Indonesia 2004.
Lima tahun Teco menjadi bagian dari tim Bajul Ijo, dengan segala cerita sedih dan gembira. Teco pun pernah membawa sang ayah (alm) Gildo Rodrigues sebagai pelatih tahun 2006. Kala itu, Teco menemani sang ayah sebagai asisten.
Dari kota ini pula Teco bertemu Miranda Erlinda yang kemudian jadi teman hidupnya. Teco pun sampai saat ini masih suka dengan makanan khas Surabaya, Rawon. Makanan asli Indonesia yang disantapnya di Mes Persebaya tahun 2004 lalu.
Darah Bajul Ijo ini bersatu di Bali United. Mereka menambah karakter Bali United semakin kuat menuju lanjutan Liga 1 2020. Setelah musim lalu sukses menjuarai Liga 1 2019, bukan tak mungkin gelar ini sukses dipertahankan Serdadu Tridatu.