Debut Manis Betul, Apa Saja yang Sudah Diubah Andrea Pirlo di Juventus?
INDOSPORT.COM - Perubahan cukup drastis dibawa Andrea Pirlo pada debut manis kepelatihannaya di Juventus pada laga pekan perdana Serie A Italia melawan Sampdoria.
Juventus berhasil mengawali kampanyenya di Serie A Italia musim 2019-2020 dengan kemenangan telak 3-0 atas Sampdoria di Allianz Stadium, Sabtu (19/09/20) dini hari WIB.
Pertandingan ini pun sekaligus menjadi laga debut Andrea Pirlo sebagai pelatih Juventus. Mantan gelandang legendaris ini menurunkan kekuatan terbaik, termasuk dua rekrutan baru yakni Weston McKennie dan Dejan Kulusevski.
Andrea Pirlo didapuk menjadi pelatih Juventus pada awal musim ini. Penunjukkan Pirlo oleh Andrea Agnelli mengundang perhatian dari publik sepak bola.
Sebab, Pirlo belum memiliki pengalaman melatih sebelumnya. Meski begitu, manajemen Bianconeri percaya bahwa mantan pemainnya itu memiliki kapabilitas untuk memimpin Cristiano Ronaldo dkk.
Pada laga debutnya, Andrea Pirlo ternyata berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu dan patut diperhitungkan. Lebih pentingnya lagi, ia berani melakukan perubahan yang mencolok.
Di laga debut ini, ia langsung menurunkan tiga pemain debutannya. Mereka adalah Dejan Kulusevski, Weston McKennie, dan Gianluca Frabotta.
Hebatnya, ketiga pemain ini sanggup tampil apik di laga debut, terutama untuk Kulusevksi dan McKennie. Kulusevski bahkan mampu menyumbang gol bagi Juventus. Sementara McKennie menjaga dominasi lini tengah Juve.
Whoscored memberikan rating 8.6 untuk Kulusevski dan 7.8 untuk McKennie. Skuad La Vechia Signora semalam bermain padu walau dihuni sejumlah pemain anyar.
Tercatat Bianconeri melakukan 90 persen akurasi operan dengan 67 persen penguasaan bola. Mereka juga mampu melepaskan 20 tembakan.
Di balik statistik meyakinkan ini, ternyata Andrea Pirlo telah melakukan banyak perubahan pada timnya. Apa saja yang sudah diubah Andrea Pirlo di Juventus?
1. Juventus Mengejutkan
Juventus tampil mengejutkan di laga semalam. Selain line up, mereka turun dengan formasi yang tak diduga-duga.
Perubahan pertama yang dilakukan Andrea Pirlo pada Juventus adalah dengan mengubah formasi menjadi 3-5-2. Formasi ini sudah sangat lama tidak dipakai untuk starter Juventus.
Selama ini, Juve biasa memakai formasi 4-3-3 atau pun 4-3-1-2 jika ingin memasukkan Paulo Dybala sebagai playmaker. Di bawah Pirlo, Juve kembali ke formasi tiga pemain belakang.
Terakhir kali Juve main dengan formasi ini adalah saat di bawah Antonio Conte. Tak heran memang, sebab Pirlo mengakui banyak terinspirasi dari seniornya tersebut. Dan Conte pun masih setia dengan 3-5-2 dalam membesut Inter Milan musim ini.
Perubahan formasi pun berimplikasi pada gaya bermain Juventus. Dibanding musim lalu, Juventus di bawah Andrea Pirlo bermain dengan memanfaatkan lebar lapangan.
Mereka lebih sabar dan tak langsung menusuk ke kotak penalti. Tak mampunya Sampdoria memberikan tekanan konsisten untuk Juventus membuat Ronaldo dkk bisa menjalankan taktik dengan baik.
Yang luar biasa pada laga ini selain kerjasama dari McKennie, Rabiot, serta dua gelandag lainnya adalah penampilan gemilang Aaron Ramsey.
Pirlo nampaknya tahu betul potensi Ramsey. Sebetulnya, Ramsey di bawah Sarri cukup bersinar dengan peran trequartista. Dan hal itu pun ingin coba diulangi Pirlo, dengan bungkus berbeda.
Meski tak murni sebagai trequartista, Aaron Ramsey bermain gemilang dengan umpan-umpan kuncinya. Tercatat, mantan pemain Arsenal itu memberikan 1 assist, 6 umpan kunci, 3 intersep, 2/2 dribel sukses, dan 11 memenangkan duel.
Juventus yang Fleksibel
Perubahan lain yang dibawa Andrea Pirlo pada permainan Juventus adalah gaya main mereka yang dianggap lebih fleksibel. Formasi 3-5-2 memang menjanjikan transisi yang apik antara menyerang dan bertahan.
Empat sampai lima gelandang akan aktif untuk bergerak dinamis dalam membantu serangan maupun bertahan. Jadi, Juventus tak hanya mengandalkan Cristiano Ronaldo semata dalam formasi model trisula di depan.
Dengan cara ini, Juventus juga tetap bisa menjaga penguasaan bola dan mengontrol pertandingan.
Satu hal lagi yang patut disoroti adalah cara Pirlo membuat tim asuhannya bertahan. Mengutip perkataan Leonardo Bonucci kepada Sky Sports, Pirlo menginginkan agar para beknya lebih agresif dalam memenangkan bola.
"Pada era Sarri, kami bergerak lebih jauh sebagai grup ketika bertahan, sedangkan bersama Pirlo kami cenderung lebih satu lawan satu. (Itu) memberi kami lebih banyak kebebasan untuk menjadi agresif dan memenangkan bola lebih sering," ujar eks bek AC Milan itu.
Menarik untuk menantikan gagasan apalagi yang akan dibawa Andrea Pirlo untuk Juventus. Sebagai sosok yang dikenal visioner, apakah Andrea Pirlo bisa menerapkan taktiknya ini kala bertemu tim yang lebih kuat di Serie A Italia dan Liga Champions Eropa musim ini.