3 Pemain Top Jepang yang Familiar dengan Pelatih Arema, Carlos Carvalho
INDOSPORT.COM - Arema FC telah meresmikan Carlos Carvalho De Oliveira sebagai pelatih baru, sebagai pengganti Mario Gomez untuk mengawal perjalanan tim pada lanjutan kompetisi Liga 1 2020, Kamis (17/09/20) lalu.
Tim Singo Edan beralasan, pemilihan Carlos Carvalho sudah melalui sejumlah pertimbangan matang. Yang paling utama, track record sang pelatih yang lebih akrab menangani akademi alias sepak bola usia muda.
Salah satu karir yang cukup melejitkan namanya adalah saat bersama Kashima Antlers tahun pada 1 Februari 2003 hingga 30 Januari 2004 silam. Carlos Carvalho menjabat sebagai manajer bagi tim pemandu bakat yang dibentuk klub anggota Liga Utama Jepang itu.
Andilnya pun cukup berimbas pada prestasi Kashima Antlers sebagai penghuni papan atas J-League 1 saat itu. Kolaborasinya bersama Toninho Cerezo sebagai head coach tim utama, memberi prestasi cukup bergengsi dengan finis sebagai lima besar kompetisi J-League dari 16 tim, runner-up J-League Cup dan Semifinal Emperor Cup 2003.
Berikut ini INDOSPORT merangkum sejumlah pesepakbola top Jepang yang pernah bersama Carlos Carvalho di Kashima Antlers. Ketiganya juga sekaligus familiar dengan publik sepak bola di Indonesia.
1. Mitsuo Ogasawara
Midfielder andalan Timnas Jepang ini memang berada di skuat Kashima Antlers, jauh sebelum kedatangan Carlos Carvalho De Oliveira. Ogasawara datang pada musim 1998, atau 5 musim sebelum kehadiran Carlos.
Namun, keberadaan Ogasawara cukup penting dalam membimbing para pemain usia muda yang diorbitkan Carlos dari hasil pemantauannya sebagai manajer scout. Beberapa diantaranya adalah Go Oiwa, Yohei Nishibe maupun Yuki Nakashima.
Sosok yang kini berusia 41 tahun itu juga cukup familiar dengan publik sepak bola nasional. Ogasawara sudah beraksi di layar televisi Indonesia ketika bermain heroik dengan turut mengantar Timnas Jepang menembus Babak 16 Besar Piala Dunia 2002 dan berlanjut pada edisi 2006 dan 2010.
2. Takayuki Suzuki
Seperti halnya Ogasawara, Suzuki merupakan proyeksi jangka panjang klub sejak diorbirkan 1995 silam. Namun, karirnya sebagai pemain muda lebih banyak dihabiskan sebagai pinjaman.
Menjelang musim 2003, Carlos bersama Toninho lalu memanggilnya pulang. Tak main-main, Suzuki bahkan saat itu sudah menembus level kompetisi Eropa, dengan menjalani peminjaman ke FC Genk di Liga Belgia.
Hasilnya cukup lumayan dalam mengerek prestasi Kashima Antlers yang cukup kering. Meski finis sebagai 5 besar di Liga Jepang, namun kontribusinya turut membawa Kashima meraih posisi runner-up di Piala Jepang.
Aksinya juga cukup familiar bagi publik sepak bola Indonesia, melalui Piala Dunia 2002 Korea Jepang setelah memulainya dari Piala Konfederasi 2001, serta Piala Asia 2004.
3. Seiji Kaneko
Nama yang satu ini jelas sangat familiar bagi publik sepak bola di Indonesia. Pasalnya, Seiji Kaneko sempat singgah selama satu musim di pentas kompetisi ISL bersama Mitra Kukar pada 2012 lalu.
Seiji saat itu tergabung ke dalam the dream team Mitra Kukar lewat keberadaan Hamka Hamzah hingga eks striker Charlton Atletic, Marcus Bent. Sayang, karirnya tak begitu mulus di Indonesia setelah tim Naga Mekes hanya finis di urutan 7 klasemen ISL.
Seiji yang saat itu baru berusia 22 tahun, terlihat cukup matang dibawah polesan Carlos bersama Toninho Cerezo. Sayang, hanya posisi runner-up J-League Cup yang diraihnya selama musim 2003, meski sempat menyapu bersih gelar itu pada 2000, bersama trofi juara J-League dan Emperor Cup.