Belajar dari 'Transfer Senyap' ala Liverpool
INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, Liverpool, melakukan langkah mengejutkan di bursa transfer musim panas ini. Bukan soal pemain yang diincar, melainkan cara mereka dalam mendatangkan pemain.
Liverpool telah sukses mendaratkan tiga pemain pada bursa transfer musim panas ini. Ketiganya adalah Kostas Tsimikas, Thiago Alcantara, dan Diogo Jota.
Setelah lama diisukan bergabung, Bayern Munchen akhirnya mencapai kata sepakat dengan Liverpool untuk kepindahan Alcantara pada musim panas ini. Alcantara didatangkan The Reds dengan nilai 20 juta euro plus bonus 5 juta euro.
Belum genap sepekan kedatangan Alcantara, Liverpool kembali kedatangan pemain bintang. Kali ini adalah bomber Timnas Portugal yang bermain di Wolverhampton, yakni Diogo Jota.
Liverpool harus mengeluarkan 41 juta pound untuk winger top berusia 23 tahun itu. Dengan begitu, sirna sudah anggapan bahwa Liverpool bermain pasif di bursa transfer musim panas ini.
Seperti diketahui, Liverpool sempat dicap pasif pada bursa transfer musim panas ini. Ketika para rival seperti Chelsea, Man United, Tottenham dan Everton, belanja pemain bintang, Liverpool 'cuma' membeli pemain dari Liga Yunani.
"Kami sudah membeli pemain! Kostas, anak itu sudah makin dekat.”
“Lihat, tak tahu apa yang akan terjadi. Masih ada waktu sampai 5 Oktober. Kami akan menghadapi situasi kami seperti biasa. Kami akan melihat berapa banyak yang bisa atau ingin kami belanjakan.” ujar Klopp dilansir dari laman resmi klub.
Pernyataan Klopp tersebut dikeluarkan sebelum The Reds meresmikan Alcantara. Sebagai penggemar Liverpool, tentu hal itu membuat mereka was-was, apalagi setelah melihat Chelsea dan Spurs belanja jor-joran serta City yang tampaknya semakin kuat.
Namun, semua dipatahkan oleh Liverpool. Dengan ciri khasnya, The Reds terbukti mampu mendatangkan pemain bintang kelas dunia untuk memperkuat tim musim ini.
1. Tanpa Banyak Omong
Secara umum, Liverpool bukanlah tim yang dikenal suka belanja jor-joran. Filosofi itu pun rupanya sesuai dengan apa yang dipegang oleh Jurgen Klopp.
The Reds yang sekarang dibangun dengan proses atas bimbingan Jurgen Klopp dan pemilik yang mencintai klubnya. Klub-klub Liga Inggris pun mesti belajar dari Liverpool.
Mereka bukan tim yang terlalu banyak omong dan diliputi gosip di bursa transfer. Namun, selalu saja mereka bisa mendatangkan pemain yang mereka mau.
Thiago Alcantara misalnya, meski media sempat gencar memberitakan, fans The Reds sendiri tak yakin klubnya tersebut mau untuk mendatangkannya.
Sebab, baik pelatih maupun klub mengunci rapat-rapat mulutnya terkait rumor ini. Namun, kejutan pun terjadi, Thiago Alcantara ternyata 100 persen menjadi milik Liverpool dengan banderol hanya 20 juta euro.
Tak berhenti di situ, The Reds juga membuat manuver mengejutkan dengan mendatangkan Diogo Jota. Tak banyak yang menyangka The Reds mendatangkan Jota.
Jika itu Chelsea atau Man United, maka isunya sudah tersebar sejak berbulan-bulan sebelumnya. Di samping gaya transfer Liverpool yang "senyap", mereka juga terkenal efisien dalam merekrut pemain, setidaknya hal itu terlihat kental saat di bawah asuhan Jurgen Klopp.
Tak banyak yang tahu jika Diogo Jota telah lama menjadi pertimbangan dari Jurgen Klopp. Untuk diketahui, asisten Klopp, Pep Linders, merupakan asisten pelatih Porto sejak 2006-2014. Linders sudah tahu kualitas Diogo Jota saat pemain Portugal itu membela Porto di usia belia.
Beli Pemain yang Dibutuhkan
Kebangkitan Liverpool dimulai sejak Jurgen Klopp mengambil alih pada 2015. Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Sadio Mane, satu persatu disatukan dan menjadi trio lini serang paling ganas di Eropa saat ini.
Dalam menyusun tim, Jurgen Klopp hanya mendatangkan pemain yang dibutuhkan. Ketika ada yang kurang pada lini serang, maka ia segera menambalnya.
Saat lini serang sudah sempurna namun pertahanan mudah ditembus, Liverpool pun bergerak dengan mencari bek. Maka datanglah Virgil Van Dijk dengan nilai tebusan 75 juta pounds.
Keputusan ini mendapat cibiran karena Van Dijk dianggap tak layak dihargai semahal itu. Namun, anggapan itu dipatahkan Van Dijk dengan membantu Liverpool mengangkat trofi Liga Champions dan Liga Inggris. Van Dijk juga masuk tiga besar nominasi Ballon d'Or.
Hal inilah yang membedakan Liverpool dengan Man United. Sama-sama memiliki banyak uang, Setan Merah mendatangkan pemain yang tidak tepat.
Meski telah mengeluarkan 80 juta euro untuk Harry Maguire, nyatanya tim mereka tetap tak bisa bersaing dan Maguire sendiri mencatatkan statistik mengecewakan.
Liverpool juga mengoreksi kesalahannya pada pos penjaga gawang. Setelah blunder memalukan Loris Karius, Liverpool langsung menambalnya dengan kiper terbaik Brasil, Alisson Becker.
Kedatangan dua pemain yang paling dibutuhkan Liverpool itu pun memang benar-benar berimplikasi pada prestasi klub. Terbukti, performa tim jauh membaik semenjak kedatangan Becker dan Van Dijk. Kini Liverpool masuk dalam jajaran tim terbaik dunia.
Tak perlu banyak omong dan belanja jor-joran di bursa transfer, cukup dengan menambal skuat dengan pemain-pemain yang paling mereka butuhkan, Liverpool mampu menjaga level permainan sambil tetap mengirit pengeluaran seperti kebiasaan mereka selama ini di Liga Inggris.