Mimpi Buruk Amerika Latin di Manchester United Hantui Cavani
INDOSPORT.COM - Edinson Cavani harus mewaspadai catatan buruk pemain latin yang jarang bersinar bila bergabung dengan klub Liga Inggris Manchester United.
Kabar mengejutkan datang dari kontestan Liga Inggris 2020/21, Manchester United. Menjelang berakhirnya jendela bursa transfer, Setan Merah mengumumkan kedatangan Edinson Cavani.
Ya, setelah 'menganggur' karena kontraknya tak diperpanjang oleh raksasa Ligue 1 Paris Saint-Germain, Cavani akhirnya memutuskan berlabuh ke Manchester United.
Mantan penyerang Napoli itu menjadi rekrutan ketiga Manchester United setelah Donny van de Beek dari Ajax dan Alex Telles dari FC Porto.
Kedatangan Cavani ke Manchester United jelas untuk menguatkan lini serang Setan Merah, yang sebenarnya tidak terlalu buruk. Hanya saja para pengisinya masih kurang pengalaman.
Jelas saja, kebanyakan penyerang Manchester United saat ini masih di bawah usia 25 tahun. Meski secara kemampuan bisa bersaing, namun pengalaman mereka masih sangat minim.
Oleh sebab itu, kedatangan Cavani yang sepanjang kariernya sudah mencetak 353 gol dari 586 penampilan di lima klub berbeda, diharapkan bisa menjadi mentor bagi Anthony Martial dan Marcus Rashford.
Terlepas dari itu semua, Cavani sendiri menambah daftar sejarah panjang pemain-pemain Amerika Latin (Argentina, Chile, Brasil, Uruguay, Kolombia) yang pernah merasakan atmosfer laga kandang di Old Trafford.
Ya, dalam sejarah berdirinya Manchester United, beberapa pemain asal Amerika Latin memang berkarier di klub yang identik dengan warna merah tersebut.
Beberapa di antaranya bahkan berhasil meraih kesuksesan. Contohnya seperti Anderson asal Brasil yang pernah merasakan 4 gelar juara Liga Inggris dan satu trofi juara Liga Champions bersama Manchester United.
Namun, secara garis besar, lebih banyak pemain Amerika Latih yang justru kurang begitu bersinar saat memperkuat Manchester United.
Dalam kurun lima tahun terakhir ini saja, setidaknya ada tiga pemain Amerika Latin yang bisa dibilang beban di Manchester United. Hal ini tentu perlu diwaspadai oleh Cavani, yang tentunya tidak ingin menyusul jejak pendahulunya.
Nah, untuk Anda pembaca setia INDOSPORT, kira-kira sudah menebak siapa saja pemain Amerika Latin yang gagal bersinar di Manchester United? Bila belum, berikut kami sajikan pembahasannya:
1. Angel Di Maria
Kompetisi musim 2013/14 merupakan salah satu masa terbaik bagi Angel Di Maria. Bersama Real Madrid ia berhasil menjuarai Liga Champions, sekaligus menjadi man of the match di laga final kontra Atletico Madrid.
Dengan performa gemilang dan prestasi mentereng, tidak heran jika Di Maria menjadi magnet bagi klub-klub lain untuk merekrutnya.
Setelah mendapat banyak tawaran, Di Maria pun menjatuhkan pilihannya untuk hengkang ke Manchester United. 59, 7 juta euro (sekitar Rp1,04 triliun) pun harus keluar dari kantong Setan Merah untuk merebutnya dari Real Madrid.
Didatangkan dengan dana fantastis, pemain asal Argentina itu pun mendapat ekpekstasi besar untuk mengembalikan prestasi Manchester United. Saking diharapkannya, Di Maria bahkan langsung diberi jersey keramat bernomor punggung 7, yang sebelumnya digunakan Eric Cantona, George Best, David Beckham, dan Cristiano Ronaldo.
Mulanya Di Maria mampu menunjukkan performan gemilang. Namun, lama kelamaan penampilannya memburuk, entah itu karena cedera atau kondisinya yang belum beradaptasi dengan cuaca Inggris.
Tidak tahan dengan tekanan dari fans dan media, Di Maria pun memutuskan 'kabur' ke Paris Saint-Germain setelah hanya semusim di Manchester United. Di PSG ia mampu bangkit dan kini menjadi andalan raksasa Ligue 1 itu.
1. 2. Radamel Falcao
Meski memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, Radamel Falcao saat memperkuat Atletico Madrid merupakan salah satu penyerang berbahaya di muka bumi.
Kegesitan ditambah akurasi tembakan di atas rata-rata membuat Falcao menjadi sosok yang bisa menjadi teror bagi kiper lawan.
Kondisi itulah yang membuat Manchester United pada kompetisi 2014/15 tertarik untuk meminjamnya dari AS Monaco dengan opsi permanen.
Pemain asal Kolombia ini sejatinya sempat mendapat sambutang hangat dari publik Old Trafford. Apalagi ketika ia mencetak gol perdananya bagi Manchester United kontra Everton, sebulan setelah ia resmi didatangkan.
Namun, di pertandingan-pertandingan selanjutnya, performanya tergolong sangat buruk. Beberapa kali tendangannya melenceng dan kesulitan melewati hadangan lawan.
Saking tidak percaya lagi dengan kualitas Falcao, pelatih Setan Merah saat itu, Louis van Gaal sempat 'mempermalukannya' dengan memainkannya di tim Manchester United U-21.
Pada akhirnya, Manchester United sendiri tidak melanjutkan masa peminjaman Falcao. El Tigre sendiri selanjutnya dipinjamkan ke Chelsea dan kembali menampilkan permainan yang jauh dari kata memuaskan.
3. Alexis Sanchez
Manchester United pernah membuat banyak orang terkejut setelah sukses merekrut Robin van Persie dari Arsenal pada 2012 lalu.
Meskipun sempat menjadi rival, kualitas Van Persie di bawah asuhan Sir Alex Ferguson semakin menjadi-jadi. Tidak hanya mempersembahkan gelar juara Liga Inggris 2012/13, Van Persie juga mampu menjadi top skorer dengan koleksi 26 gol.
Faktor di atas mungkin menjadi harapan Manchester United saat mengulang hal serupa dengan merekrut Alexis Sanchez dari Arsenal pada Januari 2018 lalu.
Alih-alih setidaknya bisa menyamai catatan Van Persie, performa Sanchez sudah meragukan sejak debutnya bersama Manchester United.
Dianugrahi jersey nomor punggung 7, pemain asal Chille itu selalu menemui kesulitan untuk mencatatkan namanya di papan skor. Bayangkan saja, dari total 45 penampilan di semua kompetisi, ia hanya bisa mencetak lima gol saja.
Kondisi itu pun membuat Manchester United akhirnya meminjamkan Sanchez ke Inter Milan, sebelum kemudian dibeli secara permanen pada kompetisi musim 2020/21.