Nasibmu Man United, Jadwal Neraka Menanti Kelar Jeda Internasional
INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, Manchester United, harus melakoni jadwal neraka baik di kompetisi domestik maupun Liga Champions usai jeda internasional Oktober ini.
Manchester United memasuki pekan laga antarnegara pada Oktober ini dengan hasil memalukan. Bermain di Old Trafford, pasukan Ole Gunnar Solskjaer dibantai 1-6 oleh Tottenham Hotspur, Minggu (04/10/20).
Hasil minor tersebut berarti Manchester United baru memenangi satu pertandingan dalam tiga partai perdana mereka di Liga Inggris 2020/21.
Sebelumnya, Manchester United takluk 1-3 dari Crystal Palace dan menang tipis 3-2 dari Brighton. Sehingga, mereka kini berada di peringkat ke-16 klasemen sementara Liga Inggris 2020/21.
Tak pelak, penampilan menyedihkan Manchester United di awal musim ini, terutama di pertandingan terakhir, membuat mereka dihujani kritik pedas. Tak sedikit yang yakin Setan Merah bukan kandidat peraih gelar Liga Inggris musim ini.
Tentunya, para fans Manchester United berharap tim kesayangan mereka segera bangkit usai jeda internasional. Hanya saja, tantangan berat tengah menanti Harry Maguire dkk.
Seperti banyak klub-klub top Eropa rasakan, jadwal sibuk di depan mata Man United seiring bergulirnya lagi Liga Champions. Mereka menjalani tujuh pertandingan dalam rentang tiga pekan.
Yang jadi persoalan ganda, calon lawan di atas kertas dapat membuat pasukan Solskjaer bak di neraka.
Usai pekan internasional, Manchester United menyambangi markas Newcastle, Sabtu (17/10/20) malam WIB. The Magpies memenangi tiga dan seri sekali dalam empat pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Empat hari kemudian, Manchester United bertolak ke kandang raksasa Prancis, Paris Saint-Germain, untuk melakoni matchday pertama Liga Champions 2020/21.
Berselang tiga hari, Man United menjamu Chelsea, yang masih mencari konsistensi, dalam lanjutan Liga Inggris.
Pada 29 Oktober dini hari WIB, mereka kedatangan klub Jerman yang tengah naik daun, RB Leipzig, untuk matchday kedua Liga Champions.
Tiga hari kemudian, Manchester United, masih melakoni laga kandang, menyambut klub Kota London penghuni peringkat empat klasemen sementara Liga Inggris, Arsenal.
Pada 5 November dini hari WIB, Manchester United harus menjalani perjalanan jauh ke Turki guna menghadapi Istanbul Basaksehir pada matchday ketiga Liga Champions.
Menjelang jeda internasional November, Manchester United harus ke markas pemuncak klasemen sementara Liga Inggris musim ini, Everton, pada 7 November.
Bisa kah Manchester United bangkit di tengah jadwal neraka?
1. Penentuan Nasib Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United?
Rentetan pertandingan berat yang menanti Manchester United sepertinya bisa menjadi dasar penilaian kelayakan Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer.
Solskjaer banjir kritikan, terutama soal mengeksplorasi kedalaman skuat dan formasi. Taktik favoritnya, 4-2-3-1, telah mudah dibaca lawan dan bahkan mengeskspos lemahnya Manchester United dalam mode bertahan.
Manchester United tampak keteteran setiapkali lawan melakukan serangan balik. Para bek sayap dan bek tengah kerap bernafsu membantu serangan, sehingga akhirnya telat man-marking pemain rival saat diserang.
Tak cuma itu, Solskjaer tampak kurang berani melakukan rotasi pemain. Memang, dia menurunkan para pelapis di kompetisi Carabao Cup. Namun, pelatih asal Norwegia itu tetap bertahan pada pemain utama di Liga Inggris, meski jelas mengalami penurunan performa di awal musim ini.
Ambil contoh, Harry Maguire, yang masih disorot tajam usai insiden memalukan di Yunani, tengah rutin membuat blunder. Meski begitu, Solskjaer tetap mempertahankan kaptennya di starting XI.
Contoh lain, agen gelandang baru Danny van de Beek kesal lantaran kliennya hanya menjadi penghangat bangku cadangan di Manchester United. Eks pemain Ajax itu cuma menjadi pemain pengganti sejauh ini di Liga Inggris.
Sikap Ole Gunnar Solskjaer dalam menanggapi hasil negatif Manchester United belakangan pun dinanti. Bakal percuma memiliki pemain baru seperti Edinson Cavani, Alex Telles, dan Facundo Pellistri yang direkrut pada tenggat transfer jika sang manajer tak punya bayangan untuk memaksimalkan kualitas setiap pemainnya.
Patut dinanti apakah Ole Gunnar Solskjaer akhirnya berani mencoba pakem baru atau bertahan pada pola 4-2-3-1? Apakah Manchester United mampu keluar dari krisis dan meraih hasil positif di jalur neraka yang menanti?