Teror Atalanta, Ancaman Nyata 3 Penguasa Serie A Italia
INDOSPORT.COM - Lagi dan lagi Atalanta terus berkembang pesat baik di dalam dan luar lapangan, jika 'dibiarkan' terus maka akan mengancam tradisi tiga raksasa Serie A Italia.
Atalanta mengganas lagi! 13 gol sudah dicetak La Dea dari tiga pekan perdana saja di Serie A Italia musim 2020-2021.
Gol-gol itu diraih dari tiga kemenangan telak melawan Torino (4-2), Lazio (4-1), dan Cagliari (5-2). Atalanta seakan terus mencari korban lumbung gol terbaru.
Atalanta untuk sementara memuncaki klasemen Serie A dengan 9 poin hasil tiga kemenangan. Hanya AC Milan yang juga meraih jumlah poin yang sama saat ini.
Hal ini sudah seharusnya menjadi pertanda bahwa musim ini Atalanta adalah penantang serius scudetto Serie A 2020-2021.
Peta persaingan Serie A Italia mengalami perubahan dinamis dalam satu dekade terakhir. Melempemnya dua tim kota Milan membuat Juventus tampil dominan.
Akhirnya, tim seperti Napoli, AS Roma, dan Lazio tampil ke permukaan. Namun, banyak orang sering luput memperhitungkan Atalanta.
Ya, tim asal Kota Bergamo itu telah bertransisi dalam tiga musim terakhir. La Dea alias Sang Dewi mampu secara konsisten berkompetisi di papan atas.
Bahkan, musim lalu, skuad asuhan Gian Piero Gasperini berhasil tembus perempatfinal Liga Champions dan finis tiga besar di Liga Italia.
Mereka sudah mengungguli pencapaian tim-tim macam AC Milan, Inter, Lazio, Roma, dan Napoli. Maka, sah jika Atalanta dianggap sebagai teror utama bagi tiga kekuatan tradisional Serie A, yakni Juventus, Inter Milan, dan AC Milan.
Seperti diketahui, Inter dan AC Milan tengah membangun ulang kembali kekuatan mereka musim ini. Dua tim tersebut kini juga dijagokan untuk merebut scudetto, terutama Inter Milan yang tampil impresif di bawah Antonio Conte.
Inter bahkan dianggap lebih matang saat ini ketimbang Juventus arahan Andrea Pirlo. Namun, lagi-lagi, Atalanta tampil sebagai tim yang siap membuyarkan skenario I Nerazzurri. Sama seperti Inter, sebab nyatanya, Atalanta juga sudah mencapai tingkat kematangan yang tinggi.
Kekuatan Atalanta di Bawah Gasperini
Atalanta tercatat memiliki rekor gol tertinggi di Serie A selama dua musim beruntun, dari 2018-2019 sampai 2019-2020. Dan senjata ini pula yang bakal digunakan Papu Gomez dkk musim ini.
Sebagai sebuah tim, Atalanta adalah skuad yang bermain dengan kolektivitas tinggi. Tak ada pemain yang benar-benar dominan alias memiliki skill gila-gilaan di skuad Atalanta saat ini.
Gian Piero Gasperini adalah pelatih yang gemar dengan pakem formasi 3-4-3/3-4-1-2 dan beragam variasinya. Dengan formasi ini Gasperini menerapkan sepak bola bertahan sekaligus menyerang.
Jika melihat Atalanta bermain, maka akan terlihat bagaimana pressing cukup ketat yang dimainkan anak asuhnya. Ya, Gasperini memang tak ingin memberikan kesempatan pada lawan untuk berkembang.
Strategi pressing dan marking ketat ini ditunjang dengan fleksibilitas. Biasanya tiga pemain Atalanta ditugaskan Gasperini untuk terus menekan bek lawan ketika sedang menguasai bola atau pun hendak melakukan operan.
Di tim Gasperini tak terlihat perbedaan antara bertahan dan menyerang. Dengan pressing ketat ketika bertahan, Atalanta bisa langsung menyulapnya menjadi tekanan yang agresif ke pertahanan lawan.
Para pemain Atalanta selalu siap untuk menyerang kapan pun itu. Maka tak heran mereka menjadi tim paling produktif di musim lalu dan musim ini.
Tiga penyerang mereka tampil sangat subur musim lalu, mulai dari Luis Muriel (17 gol), Josip Ilicic (15 gol/8 assist), Duvan Zapata (14 gol/6 assist), dan Papu Gomez (6 gol/15 assist).
1. Tak Cuma di Lapangan
Hebatnya, kelebihan Atalanta tak cuma di lapangan, melainkan juga di luar lapangan. Sejak 2017, neraca keuangan mereka jauh lebih baik dari Inter Milan dan AC Milan serta mayoritas klub Serie A Italia lainnya.
Dari 17 penjualan pemain, Atalanta meraup 321,9 juta euro atau sekitar Rp5,5 triliun. Belum lama ini La Dea melepas Amad Traore ke Man United dengan mahar 40 juta euro dan Dejan Kulusevski ke Juventus sebesar 35 juta euro.
Hebatnya, walau melepas banyak bintang, mereka tetap bisa kompetitif. Kejelian dari pelatih Gian Piero Gasperini dan pemandu bakat dalam meramu skuad patut diacungi jempol.
Mereka tak perlu repot terjerat financial fair play karena mendapat keuntungan di saat juga tetap bisa bermain di level kompetitif.
Awal musim ini mereka mendatangkan pemain muda asal Lokomotiv Moskow, Aleksey Miranchuk, dengan harga hanya 14,5 juta euro. Namun, di masa depan, gelandang serang asal Rusia itu berpotensi jadi bintang besar yang menguntungkan Atalanta.
Pembelian termahal Atalanta musim ini tercatat cuma penyerang tengah Chelsea, yakni Mario Pasalic, yang dibeli hanya dengan biaya 15 juta euro. Namun pemain 25 tahun itu diyakini bakal memainkan peranan penting di lini tengah Atalanta musim ini.
Prinsip ekonomi yang diterapkan dengan baik oleh Atalanta ini membuat mereka perlahan menjadi raksasa baru di Serie A dan juga Eropa. Mereka saat ini tengah meningkatkan infrastruktur dengan merenovasi total stadion Atleti Azzuri d'Italia dan berganti nama menjadi Gewiss Arena untuk digunakan musim 2021-2022 mendatang.
Bisa dibilang, saat ini tak ada lagi yang boleh menghina Atalanta sebagai tim medioker. Selain punya stadion modern sendiri, mereka juga punya keuangan sehat dan tim yang kompetitif. Jangan lupakan pula akademi sepak bola mereka yang sebelumnya juga sudah sangat terkenal.
Maka dari itu, bagi Inter Milan dan AC Milan atau tim papan atas Serie A Italia lainnya, jika tak ingin tertinggal oleh Atalana, segeralah bangkit. Sebab di atas kertas, memiliki modal awal yang tak sebanding mereka.