Cerita Bek Bali United Soal Tragedi Bom Bali Satu
INDOSPORT.COM - Bek Bali United, I Made Andhika Wijaya masih ingat momen-momen setelah bom dengan daya ledak tinggi mengguncang Bali pada 12 Oktober 2002. Andhika tak ingin kejadian yang membuat pariwisata Bali anjlok terulang kembali.
Andhika masih berusia enam tahun saat itu. Saat kejadian, Andhika sudah tertidur lelap. Barulah esok paginya ketika berlatih sepak bola, Andhika mendapat informasi tentang adanya bom di kawasan Legian, Kuta, Badung.
Peristiwa itu menjadi obrolan semua orang. Bali yang begitu adem ayem tiba-tiba dikagetkan dengan ledakan bom yang berakibat jatuhnya 202 korban tewas.
"Saat itu saya berlatih di Lapangan Renon. Banyak orang tua, termasuk bapak saya bercerita tentang adanya bom di Legian itu," ucap Andhika, Senin (12/10/20).
Andhika bersyukur dari 202 korban tewas, serta ratusan korban luka, tak ada satu pun kerabatnya yang menjadi korban. Namun, dampak lain begitu terasa, terutama perekonomian. Ledakan bom itu membuat wisatawan mancanegara meninggalkan Bali.
"Saya berharap tidak ada lagi kejadian bom agar Bali tetap aman. Banyak orang asing bermain ke Bali agar pariwisata tetap ramai. Bali cinta damai. Semoga pariwisata semakin meningkat," tutur Andhika.
Saat ini perekonomian Bali juga kena dampak. Bukan bom, namun karena virus Corona. Pariwisata benar-benar terpukul karena wisatawan luar negeri pulang ke negaranya.
Andhika pun berharap sepak bola bisa bergulir lagi, agar menjadi hiburan, sekaligus membantu perekonomian Bali. Dengan sepak bola bergairah, toko-toko olahraga maupun warung-warung akan mendapat efek positifnya.