Sialnya Nasibmu Mesut Ozil, Si Jenius yang Tertolak di Timnas dan Klub
INDOSPORT.COM - Posisi Mesut Ozil semakin sulit saja, punya skill dan kejeniusan, tapi harus tertolak di tim nasional Jerman dan klub Liga Inggris, Arsenal.
Klub Liga Inggris, Arsenal, sedang dalam sorotan setelah mereka memutuskan untuk memecat maskot klub, Gunnersaurus, sebagai bentuk efisiensi dampak krisis pandemi COVID-19.
Kritik keras terlancar kepada klub karena dianggap terlalu pelit. Apalagi di balik sosok maskot itu, ada pria bernama Jerry Quy yang telah 27 tahun menghibur fans Arsenal.
Salah satu pemain yang paling keras mengritik adalah Mesut Ozil. Ozil bahkan rela menawarkan agar gajinya dipotong supaya Jerryu Quy tetap bisa bekerja di Emirates Stadium.
Terlibatnya Mesut Ozil dalam isu Gunnersaurus ini pun ternyata menghadirkan pembahasan yang lebih besar. Seperti diketahui, nama Mesut Ozil dalam dua musim terakhir ini begitu tenggelam.
Isu Gunnersaurus seakan mengingatkan fans Arsenal bahwa di tim mereka ada Mesut Ozil yang tengah dalam pesakitan di klub Meriam London.
Kabar terbaru menyebutkan jika Arsenal bakal melepas Mesut Ozil ke klub Arab Saudi, Al-Nassr. Rumor kepindahan Ozil bukanlah hal baru.
Pada awal musim 2019-2020, Ozil nyaris meninggalkan Arsenal. Penyebabnya apalagi kalau ia tak masuk dalam skema pelatih anyar The Gunners, Mikel Arteta.
Di mata Arteta, performa Ozil sudah menurun alias tak sebaik dulu. Anggapan ini memang ada benarnya.
Jika melansir data transfermarkt, penampilan Ozil terus mengalami penurunan. Pada musim 2016/17 ia masih berjaya dengan mencetak 12 gol dan 14 assist dari 44 laga di semua kompetisi.
Pada musim 2017/18 raihan itu menurun di mana ia mencetak 5 gol dan 14 assist dari 35 laga. Begitu pun pada musim 2018/19 ketika ia cuma membuat 3 assist saja dari 35 laga.
Dan puncaknya adalah musim lalu ketika ia cuma turun 23 kali dengan kontribusi hanya 1 gol dan 3 assist. Jelas ada yang tak beres pada nasib Mesut Ozil di Arsenal.
1. Masalah Kebugaran, Taktik, hingga Politik
Sebagai seorang gelandang, tak ada yang meragukan kejeniusan seorang Ozil. Ia adalah salah satu talenta terbaik yang dimiliki Timnas Jerman.
Terlepas dari penampilan menurunnya di dua musim terakhir, ia adalah salah satu Raja Assist eropa. Di masa awal kejayaannya, Ia bermain untuk Real Madrid dengan catatan 27 gol dan 80 assist dari 159 pertandingan.
Ketika bergabung ke Arsenal, potensinya semakin terlihat dengan catatan 77 gol dan 44 gol dari 254 laga. Ia pun menjadi salah satu pemain Arsenal dengan raihan assist terbanyak.
Sayang, Mesut Ozil memiliki sejumlah persoalan hingga akhirnya ia harus terdepak di klubnya dan bahkan di Timnas Jerman.
Seperti diketahui, Ozil memiliki masalah pada kebugaran fisik. Musim-musim terakhirnya di Arsenal Ozil memang kerap dibekap cedera.
Meski bukan cedera parah, namun hal itu membuatnya sering absen dari skuad. Beberapa kali pula ia batal main karena sakit.
Karena rentetan cedera kecil ini, Ozil pun jadi seperti kehilangan sentuhannya. Di sisi lain, Mikel Arteta mulai terbiasa dengan strategi tanpa Mesut Ozil.
Belakangan, arsenal sering turun dengan formasi 4-3-3 dengan variasi di lini tengah. Formasi ini membuat Ozil yang terbiasa memainkan peran gelandang serang jadi pilihan kedua.
Memang betul Ozil bisa main sebagai gelandang kiri atau pun kanan, namun hasilnya tak akan semaksimal Granit Saka atau bahkan Mohamed Elneny. Itu sebabnya, Mesut Ozil jadi lebih sering menjadi penghangat bangku cadangan di Arsenal.
Di sisi lain, entah ada kaitannya atau tidak, 'waktu luang' yang dimiliki Ozil membuatnya jadi aktif dalam hal-hal berbau politik. Ozil dikenal sebagai pemain yang kritis dalam persoalan muslim Uighur.
Hal ini membuatnya berurusan dengan pemerintah China yang menghapus namanya dalam game Pro Evolution Soccer. Ozil kembali terlibat insiden berbau politik ketika memutuskan bertemu dengan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Mesut Ozil memang memiliki darah Turki meski membela Timnas Jerman. Siapa sangka pertemuannya dengan Recep Erdogan berujung pencoretan namanya secara tak terhormat di Timnas Jerman.
Sial benar nasib Ozil. Padahal di Timnas Jerman ia sudah berjasa besar dengan gelontoran assist dan 23 gol dari 92 caps.
Kini, nasib Mesut Ozil seperti terkatung-katung. Keberadaannya sudah tak diinginkan lagi di Arsenal. Sementara harapannya untuk bermain di tim nasional sudah punah.
Meski begitu, di usianya yang masih 31 tahun, masih ada harapan bagi Mesut Ozil untuk bisa bangkit. Sejumlah klub di Liga Inggris dan Eropa diyakini masih banyak yang berminat akan jasa pemain jenius satu ini.