Aaron Wan-Bissaka dan Axel Tuanzebe: Aktor Kemenangan Man United Sesungguhnya
INDOSPORT.COM – Secara mengejutkan, Manchester United kembali menjungkalkan Paris Saint-Germain di Liga Champions. Hasil ini sendiri tak lepas dari solidnya lini kanan pertahanan Setan Merah yang digalang Axel Tuanzebe dan Aaron Wan-Bissaka.
Pada laga ini, Man United mampu mempecundangi PSG lewat gol Bruno Fernandes dan Marcus Rashford. Sedangkan gol tuan rumah dicetak oleh gol bunuh diri Anthony Martial.
Hasil ini membuat banyak orang berpikir bahwa Rashford menjadi aktor di balik kemenangan Man United. Wajar saja mengingat golnya tercipta beberapa menit sebelum pertandingan berakhir, tepatnya di menit ke-87.
Belum lagi dengan fakta bahwa Rashford adalah kryptonite bagi PSG. Hal ini berdasarkan catatan yang menyebutkan bahwa 2 dari 3 gol tandang terakhir yang dicetaknya di Liga Champions dibuat saat melawan Les Parisiens.
Memang mudah mengingat nama pencetak gol dan barisan penyerang dalam sebuah laga ketimbang memberi kredit kepada full-back serta lini pertahanan yang mampu meredam segala serangan lawan.
Itulah alasan mengapa nama Axel Tuanzebe dan Aaron Wan-Bissaka pantas disebut aktor sesungguhnya di balik kemenangan mutlak Manchester United atas Paris Saint-Germain pada laga tadi ketimbang Bruno Fernandes atau Marcus Rashford.
Kedua nama pertama memang tak mencetak gol. Namun tanpa keduanya, PSG bisa saja memberi ancaman lebih ke gawang David De Gea. Apalagi dengan mewahnya barisan penyerang Les Parisiens di laga ini.
Mengandalkan trio Neymar, Kylian Mbappe dan Angel Di Maria, PSG jauh diunggulkan ketimbang Man United. Apalagi saat 2 dari 3 pemain ini banyak beroperasi di sektor kiri serangan atau sektor kanan pertahanan Setan Merah.
Namun, Tuanzebe dan Wan-Bissaka yang menjadi pengawal gawang Man United di sektor kanan mampu meredam aksi Neymar dan Mbappe yang dikenal akan kecerdikan dan kecepatannya.
Pada laga ini, Man United menggunakan formasi 4-2-3-1 di mana Wan Bissaka menjadi full-back kanan dan Tuanzebe menjadi bek tengah kanan.
Namun saat di lapangan, formasi berubah menjadi 3-4-3 di mana Wan Bissaka didapuk menjadi wing-back kanan yang bertugas mengutamakan pertahanan dan menjadi penyaring utama serangan PSG sekaligus tembok sebelum serangan dihadapi Tuanzebe.
Hasilnya memuaskan. Pemain berpaspor Republik Kongo ini mampu menunjukkan keefektifannya dalam bertahan dan menyaring setiap serangan PSG yang dibangun di sisi kanan pertahanan Man United.
Sebagai bukti, Wan-Bissaka mampu memenangkan duel sebanyak 7 dari 10 kali percobaan, melancarkan 6 tekel sukses, 2 kali intersep, dan melakukan 2 kali sapuan.
Fungsi Wan-Bissaka dalam bertahan pun terlihat dari heat-map pertandingan di mana ia lebih banyak berada di sepertiga kotak pertahanannya dan jarang melakukan overlap ke lini depan.
Apa yang ditampilkan Aaron Wan-Bissaka memang jauh dari kata sempurna. Namun peran tak sempuran itu mmpu dilengkapi oleh Axel Tuanzebe yang berada tepat di sampin atau di belakangnya.
Saat Wan-Bissaka kalah dalam duel (3 kali), Man United masih memiliki Tuanzebe yang pada laga kali ini terlihat tak pandang bulu untuk mengamankan gawangnya.
Tuanzebe memang hanya sekali memenangkan duel di lapangan dari 3 percobaan serangan PSG. Namun saat duel udara, ia mampu memenangi 2 kali duel dari 2 percobaan yang ada.
Frasa ‘tak pandang bulu’ yang tadi disematkan pada Tuanzebe pun terlihat dari banyaknya sapuan bola yang ia buat. Total 7 sapuan ia buat di kotak 16 Man United.
Dengan kata lain, pemain berusia 22 tahun ini tak ingin membuat resiko dan selalu siap membuang jauh bola agar gawang Man United tetap aman dari serangan.
Penampilannya sendiri mengundang decak kagum Rio Ferdinand dan juga David De Gea yang menyebut bahwa Tuanzebe tampil brilian di laga ini dan pantas mendapat tempat di starting line up.
“Dia (Tuanzebe) sangat luar biasa. Dia melawan 2 penyerang terhebat di dunia dan dia melakukannya dengan baik,” ujar De Gea pasca laga.
Tentu dengan penampilan Wan-Bissaka dan Tuanzebe, Ole Gunnar Solskjaer memiliki banyak opsi dalam membangun pertahanan solid dan mengubah-ubah formasi dari 4 bek menjadi 3 bek yang kemudian menjadi 5 bek dalam transisi bertahan.
Pantas jika sematan pahlawan diberikan pada Aaron Wan-Bissaka dan Axel Tuanzebe sendiri. Tanpa keduanya, mungkin Manchester United harus kembali menderita lewat skema serangan cepat dari sayap seperti laga-laga sebelumnya.