Cerita Firman Utina: Jatuh Bangun Bina Pemain Muda di Tengah Pandemi
INDOSPORT.COM - Mantan pemain Timnas Indonesia, Firman Utina saat ini sibuk membina pemain muda di akademi sepak bola miliknya, FU15 di Tangerang. Ia bercita-cita membentuk pemain yang komplit baik skill maupun wawasannya.
Di tengah pandemi virus corona yang masih berlangsung, Firman Utina mengakui ada penurunan jumlah siswa. Ia paham akan hal tersebut dan tetap berusaha semaksimal mungkin mengajari anak didiknya yang tersisa.
"Sebelum pandemi itu ada sekitar 250 anak, lalu merosot dan saat ini sekitar 180. Tapi saya paham, karena saya bentuk mereka tak semata-mata komersil."
"Saya lihat mereka dari kalangan mana, mampunya seperti apa, agar tidak mengurangi mimpi dan semangat mereka jadi pemain profesional," katanya saat sesi 'Ngopi Sore' di Instagram Tangcitymall.
Akademi FU15 baru didirikan pada 2016 lalu dan Firman Utina bertekad melahirkan pemain yang komplit. Saat latihan, pria 38 tahun itu lebih fokus mengajarkan anak-anak untuk bekerja sama sebagai tim, dibanding unjuk skill gocekan dan lainnya.
Firman Utina dan tim pelatihnya juga kerap mengadakan sesi classroom, menjelaskan ke pemain muda tentang passion di sepak bola. Ia mengatakan, jika serius menjadi pesepakbola, maka kantor masa depan pemain muda adalah di lapangan.
"Karena baru 4 tahun jadi saya lebih banyak bentuk mereka bermain secara tim, tidak individu. Skill bisa dipelajari dari berbagai media, jadi saya lebih ke passion."
"Tanamkan wawasan karena saat saya jadi pemain saya kekurangan informasi soal bermain sepak bola yang baik seperti apa," jelas mantan pemain Persita Tangerang itu.
"Saya sudah A AFC lisensinya dan saya mau anak-anak harus punya wawasan sepak bola yang baik, jadi kami sering bentuk classroom," imbuhnya.
Firman Utina menunjuk sejumlah mantan pemain maupun yang masih aktif sebagai panutan anak didiknya. Ia memberikan contoh bagaimana menjadi pesepakbola profesional.
"Ismed Sofyan contohnya yang masih bertahan di liga. Lalu ada Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, Ponaryo Astaman, mereka itu contoh yang bermain penuh wawasan. Itu bisa dilihat dari lamanya mereka bermain, karena kecintaan dan passionnya," pungkasnya.